Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

398 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Pendekatan kontekstual Contextual Tea ching And Lea rning merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif dan lebih memberdayakan siswa. Pendekatan kontekstual ini menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi dan mempratekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga belajar dengan pendekatan kontekstual bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses pengalaman itu diharapkan perkembangan peserta didik terjadi secara menyeluruh, yang bukan hanya sisi kognitif saja, tetapi aspek Psikomotorik keterampilan siswa dan aspek afektif dalam arti tingkah laku yang sekarang ini banyak dilupakan para pendidik dan peserta didik. Berkaitan dengan proses belajar, konsep yang dipahami secara baik oleh siswa dari pembelajaran dapat disimpan dalam ingatan atau memori yang kemudian akan dipergunakan pada saat diperlukan. Kemampuan untuk menyimpan dalam ingatan ini dikenal sebagai retensi. Untuk itu akan diteliti juga bagaimana pembelajaran kontekstual mempengaruhi retensi siswa. Sejalan dengan latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat judul dalam makalah ini yaitu Mengembangkan Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, N. 2007. Pendekatan Keterampilan Proses. [online]. Tersedia:http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilesPengembanganPembelajaranMatematika_ UNIT_6_0.pdf.[18 Juli 2014] Arifin 2010. Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika.[online]. Tersedia:http:www.scribd.comdoc53601045Hakikat-Matematika-Dan-Pembelajaran- Matematika-Di.[17 Juli 2014] Basuki 2009. Pengajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses.[online] Tersedia:http:sumsel1.kemenag.go.idfiledokumenPendekatanKeterampilanProses.pdf. [ 22 November 2014] Hamalik, O. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Rizki. 2012. Hasil TIMSS Terbaru. [online] Tersedia:http:doelfproduct.blogspot.com201301hasil-timss-terbaru.html. [30 Maret 2014]. Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Suryadi. 2005. Hasil Penelitian Kemampuan Matematika pada TIMSS. [online]. Tersedia:http:repository.upi.eduoperatoruploadt_mtk_0909979_chapter1.pdf.[01 April 2014]. Sumarmo,U. 2012. Bahan Belajar Mata Kuliah Proses Berpikir Matematik Program S2 Pendidkan Matematika. Bandung: STKIP Siliwangi. Tidak diterbitkan. Sumarmo,U. 2013. Berpikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Kumpulan Makalah. UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Susilawati, W.2014. Belajar Pembelajaran Matematika. Bandung : CV Insan Mandiri. Widjajanti, D. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Apa Dan Bagaimana Mengembangkannya. [online]. Tersedia:http:eprints.uny.ac.id70421P25Djamilah20Bondan20Widjajanti.pdf. [23 Juni 2014]. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 399 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI BENTUK ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 Agus Dedi SMP Negeri 1 Cimahi agusdedi1yahoo.co.id ABSTRAK Setiap individu adalah unik tidak ada suatu gaya belajar yang lebih baik atau lebih buruk dari pada gaya belajar yang lain. Setiap siswa memiliki kecerdasan dominannya masing masing atau yang disebut dengan multiple intelegences. Kenyataan tersebut menuntut agar siswa dapat dilayani sesuai perkembangan individual masing-masing, akan tetapi pembelajaran yang ada sekarang menuntut siswa untuk mampu mencapai KKM yang sudah ditetapkan di setiap sekolah, hal tersebut yang mengakibatkan penulis berpikir untuk menemukan sebuah pendekatan mangajar yang bisa mewakili kecerdasan setiap anak. Pendekatan mengajar tersebut adalah pendekatan dengan menggunakan ICT software hot potatoes dan power point . Metode ini mampu meningkatkan hasil pemahaman siswa pada konsep penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar yang biasanya diajarkan secara abstrak oleh guru yang ada di sekolah. Kata Kunci: ICT, KKM , Multipleintegences, , Unik

1. Pendahuluan

Bahan kajian inti Matematika di Sekolah Menengah Pertama SMP mencakup aritmetika, Aljabar, Geometri dan Statistik GBPP Matematika 1999 dan Standar Kompetensi Matematika Pada KTSP, 2004. Di antara bahan kajian tersebut materi aljabar yang lebih banyak disajikan secara abstrak. Karena sifatnya yang abstrak sehingga menyebabkan siswa sebagian besar kurang memahami konsep matematika karena dianggap sulit dan membosankan. Kenyataan di atas menuntut agar siswa dapat dilayani sesuai perkembangan individual masing-masing. Konsekuensinya adalah pembelajaran perlu melayani siswa secara individual untuk menghasilkan perkembangan yang sempurna pada setiap siswa. Hudojo, 1988:101. Setiap orang memiliki gaya belajar yang unik. Tidak ada suatu gaya belajar yang lebih baik atau lebih buruk daripada gaya belajar yang lain. Tidak ada individu yang berbakat atau tidak berbakat. Setiap individu secara potensial pasti berbakat —tetapi ia mewujudkannya dengan cara yang berbeda-beda. Singkat kata, tidak ada individu yang bodoh atau setiap individu adalah cerdas. Ada individu yang cerdas secara logika-matematika, namun ada juga individu yang cerdas di bidang kesenian. Pandangan-pandangan baru yang bertolak dari teori Howard Gardner mengenai intelligensi ini telah membangkitkan gerakan baru pembelajaran, antara lain dalam hal melayani pererbedaan gaya belajar pembelajar. Suatu cara pandang baru inilah yang mengakui ke-unik-an setiap individu manusia. Gardner 1983 mengenalkan Teori Multiple Intelligences yang menyatakan bahwa kecerdasan meliputi sembilan kecerdasan. Yaitu, kecerdasan linguistikverbalbahasa, kecerdasan matematis logis, kecerdasan visualruangspasial, kecerdasan musikalritmis,