Komunikasi Matematik Bambang Aryan Soekisno

336 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Pendekatan kontekstual memiliki 7 tujuh komponen pokok, yaitu : a. Kontruktivisme pembentukan karakter dan pengetahuan b. Inkuiri penemuan sendiri c. Questioning bertanya d. Learning community masyarakat belajar e. Pemodelan f. Refleksi g. Authentic assessment penilaian yang sebenarnya Selain itu, pendekatan kontekstual juga memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut : Kelebihan Dalam pendekatan kontekstual siswa akan lebih percaya diri dalam mengungkapkan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka alami dalam kehidupan nyata, dan membuat mereka siap menghadapi masalah-masalah yang biasa muncul dalam kehidupan sehari-hari. Serta lebih menyenangkan karena siswa tidak jenuh dengan pembelajaran yang monoton di dalam kelas. Selain itu dengan pembelajaran dengan konteks alam membuat siswa akan lebih mencintai lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan yang ada di sekitarnya dan lebih peka terhadap alam. Di lain pihak guru lebih berperan dalam menentukan tema pembelajaran yang akan dilangsungkan. Kekurangan Terdapat beberapa kekurangan dalam pendekatan kontekstual salah satunya ialah waktu yang digunakan kurang efisien karena membutuhkan waktu yang cukup untuk mengaitkan tema dengan materi. Dan bila diterapkan pada kelas kecil seperti siswa kelas 1 dan 2. Guru kesulitan dalam menciptakan kelas yang kondusif. Menurut kami pada siswa kelas awal jika diajak pembelajaran di luar kelas siswa akan sulit diatur, dan membutuhkan pengawasan ekstra karena pada umumnya siswa memiliki keingintahuan yang sangat besar.

5. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematik

Sesuai dengan karakter pendekatan kontekstual, maka dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa diajak untuk turun ke lapangan baik langsung maupun tidak langsung melalui media untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang bisa dijadikan bahan pembelajaran. Misalnya, bila memungkinkan siswa diajak ke warung untuk mengetahui secara real harga-harga barang di warung tersebut yang nantinya bisa dijadikan bahan pembelajaran. Tetapi bila tidak mungkin langsung dibawa ke warung tersebut, siswa bisa saja diajak untuk menonton video dan disuruh mengamati tayangan video tersebut. Dalam masalah ini siswa diajak untuk belajar menggunakan kemampuan komunikasi matematik dan pemecahan masalah melalui pendekatan kontekstual. Karena itu soal-soal matematika yang diberikan harus berdasarkan hasil pengamatan nyata baik langsung maupun tidak langsung di lapangan. Untuk kemampuan komunikasi matematik, ada beberapa indikator yang bisa dikembangkan, diantaranya : 1 Menyatakan suatu situasi atau masalah matematik atau kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk model matematik. Misalnya : Banyaknya siswa kelas 9A suatu SMP di Cimahi ada 40 orang. Sebanyak 15 orang siswa senang bermain musik, 20 orang siswa senang menari, 10 orang senang bermain musik dan menari. Berapa banyak siswa yang tidak suka bermain musik atau menari? Pilihlah model matematik untuk melukiskan masalah tersebut Mengapa dipilih model itu? Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 337 2 Membuat model matematika dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya. Misalnya : Kolam ikan Pa Budi berbentuk persegi panjang. Keliling kolam ikan tersebut 80 meter dan panjang kolam ikan tersebut 10 meter lebih panjang dari lebarnya. a. Susunlah model matematika dari persoalan di atas, dan tentukan ukuran panjang dan lebar kolam ikan tersebut. b. Jika kolam ikan tersebut dijual dengan harga Rp. 120.000,00 per meter persegi, berapakah harga jual kolam tersebut? 3 Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. Misalnya : Diketahui SPLDV berikut : 3x + y = 26 2x + 2y = 28 Buatlah suatu cerita masalah sehari-hari yang sesuai dengan SPLDV tersebut, kemudian selesaikan soal tersebut 4 Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah dipelajari. Misalnya : Seorang pedagang menjual dua jenis ikan, yaitu ikan mas dan ikan gurame. Jika 3 kg ikan mas dan 2 kg ikan gurame dijual, maka pedagang memperoleh uang Rp. 126.000,00. Sedangkan bila menjual 2 kg ikan mas dan 3 kg ikan gurame, maka pedagang memperoleh uang sebesar Rp. 134.000,00. a. Susunlah model matematika dari peristiwa di atas b. Kemukakan sebuah pertanyaan terkait cerita di atas, kemudian selesaikan jawabanmu Sedangkan untuk kemampuan pemecahan masalah matematik, ada beberapa indikator yang bisa dikembangkan, diantaranya : 1 Mengidentifikasi unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan. Misalnya : Dalam suatu kandang terdapat 50 ekor ayam, 27 ekor jantan, dan 18 diantaranya berwarna hitam. Yang berwarna hitam seluruhnya 35 ekor. Berapa ekorkah ayam betina yang tidak berwarna hitam ? 2 Merumuskan masalah matematika menyusun model matematika. Misalnya : Pada sebuah tempat parkir terdapat 84 kendaraan yang terdiri atas sepeda motor dan mobil. Setelah dihitung jumlah roda seluruhnya ada 220 buah, maka : a. Susunlah model matematika dari permasalahan di atas. b. Jika tarip parkir untuk sepeda motor Rp 1.000 dan untuk mobil Rp 2.000, tentukan jumlah uang parkir yang dapat dikumpulkan pada hari itu 3 Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematis. Misalnya : Ani dan Budi mempunyai uang masing-masing Rp 35.000,00. Mereka berdua pergi ke pasar untuk membeli buah-buahan. Ani membeli 2 kg jeruk dan 3 kg salak, sedangkan Budi membeli 3 kg jeruk dan 1 kg salak. Setelah buah-buahan hasil belanjaan mereka masing-masing dibayar, ternyata uang mereka habis seluruhnya. Bagaimana cara mereka mengetahui harga tiap kg buah- buahan yang mereka beli ? Jelaskan pendapatmu 4 Menggunakan matematik secara bermakna. Misalnya : Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun, sedangkan lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya 34 tahun. Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang.