40
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
melaporkan bahwa kemampuan penalaran dan berpikir kritis matematis siswa SMP yang mendapatkan pembelajaran dengan model
Reciprocal Teaching
lebih baik daripada yang mendapatkan pembelajaran biasa. Sugandi 2010 melaporkan bahwa Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi dan Kemandirian Belajar siswa SMA yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Setting Kooperatif Tipe Jigsaw lebih baik dibanding siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional. Dan hasil penelitian Hidayat 2011 mengungkapkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa SMA yang pembelajarannya
menggunakan kooperatif Think-Talk-Write lebih baik daripada yang pembelajarannya menggunakan cara konvensional.
3. Metode Penelitian
Studi ini dirancang dalam bentuk eksperimen dengan disain kelompok kontrol dan postes serta tes retensi saja yang bertujuan menelaah peranan pembelajaran kontekstual terhadap retensi
kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa SMP. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VIII Kota Cimahi, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VIII dari dua
SMP yang ditetapkan secara purposif pada SMP di Kota Cimahi dan dipilih secara acak dari kelas VIII yang ada. Kemudian dari sampel tersebut ditetapkan secara acak yang menjadi kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa masing-masing disusun mengacu pada karakteristik kemampuan berpikir tingkat tinggi serta pedoman
penyususunan tes yang baik. Data akan dianalisis dengan menggunakan uji statistik t dan uji ANOVA.
Sebelum perlakuan dilakukan, siswa akan diberikan tes kemampuan awal matematika yang nantinya siswa tersebut akan diklasifikasikan ke dalam Tingkat Kemampuan Awal Matematika
KAM. Setelah mengetahui KAM maka eksperimen mulai dilakukan dengan setting memberikan perlakuan pembelajaran kepada siswa dengan pembelajaran kontekstual kelas eksperimen dan
pembelajaran cara biasa kelas kontrol yang diakhir perlakuan akan dilakukan tes akhir postes tahap pertama untuk melihat pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Kemudian
untuk melihat dan mengetahui seberapa besar retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, maka siswa diberikan tes akhir postes tahap kedua dengan rentang waktu empat minggu setelah
postes tahap pertama dilakukan. Analisis skor retensi tersebut dihitung dengan menggunakan
rumus: r =
� 2 � 1
. Dengan demikian desain penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Rancangan Penelitian
Perlakuan Post-test
1
Selang Waktu Post-test
2
X
1
X
2
T
1
T
2
4 minggu 4 minggu
T
3
T
4
Keterangan: X
1
: Pembelajaran Kontekstual. X
2
: Pembelajaran Cara Biasa. T
1
: Postes kelas eksperimen. T
2
: Postes kelas kontrol. T
3
: Postes kelas eksperimen setelah empat minggu postes T
1
. T
4
: Postes kelas kontrol setelah empat minggu postes T
2
.
4. Hasil Penelitian dan dan Pembahasan
Berikut ini disajikan hasil temuan mengenai retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa seperti tersaji pada Tabel 2.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
41
Tabel 2. Rekapitulasi Data Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis RKBTT
KEMAMPUAN MATEMATIK
KAM Pendekatan Kontekstual
n = 30 Pendekatan Biasa
n = 31 Rerata
SD Rerata
SD
RKBTT Baik
0,70 0,08
0,48 0,11
Sedang 0,69
0,06 0,68
0,17 Kurang
0,74 0,05
0,72 0,18
Total 0,70
0,07 0,66
0,18
4.1. Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa secara keseluruhan
Setelah dilakukan uji normalitas sebaran data kemampuan berpikir tingkat tinggi, retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan kemandirian belajar siswa secara keseluruhan diperoleh
bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan temuan tersebut, maka pengujian perbedaan rerata kemampuan tersebut dilakukan dengan uji perbedaan dua rerata tersaji dalam Tabel 3.
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Uji Perbedaan Rerata dengan Uji-t
Antara Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Biasa secara keseluruhan KEMAMPUAN
MATEMATIS Sig.
INTERPRETASI
Retensi Berpikir Tingkat
Tinggi Matematis 0.047
Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa, yang pembelajarannya menggunakan Pendekatan Kontekstual secara
signifikan lebih baik dari pada cara biasa pada taraf signifikansi 5 Sumber : output SPSS 19
Berdasarkan hasil analisis data di atas, diperoleh interpretasi bahwa Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan Pendekatan Kontekstual
lebih baik daripada cara biasa secara keseluruhan. Kedua kelas yaitu Pendekatan Kontekstual 0,70 dan Pendekatan Biasa 0,66 tergolong kategori Cukup.
4.2.
Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa berdasarkan Kemampuan Awal Matematika Siswa KAM
Retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa berdasarkan Kemampuan Awal Matematika Siswa KAM diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan temuan
tersebut, maka pengujian perbedaan rerata ketiga kemampuan dilakukan dengan uji Anova 2 jalur yang tersaji dalam Tabel 4.
Tabel 4 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur
Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa Berdasarkan Faktor Pendekatan Pembelajaran dan KAM
SUMBER JK
dk RJK
F
h it
Sig
Pendekatan Pembelajaran A ,078
1 ,078
4,874 ,031
KAM B ,129
2 ,065
4,033 ,023
AxB ,102
2 ,051
3,193 ,049
Inter ,880
55 ,016
Diambil dari output SPSS. 19
42
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Setelah dilakukan uji statistik data yang tersaji dalam Tabel 4, maka dapat disimpulkan: a.
Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran, terdapat perbedaan yang signifikan antara retensi
kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual dengan yang pembelajarannya menggunakan cara biasa pada taraf
signifikansi 5.
b. Berdasarkan KAM, paling tidak terdapat satu kelompok siswa dengan KAM tertentu yang
retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswanya berbeda secara signifikan dengan KAM lainnya pada taraf signifikansi 5. Untuk mengetahui KAM mana yang berbeda
secara signifikan dilakukan uji scheffe. Hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Uji Scheffe Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa
Berdasarkan KAM KAM I KAM J
Sig
Baik Sedang
0,052 Sedang
Kurang 0,071
Baik Kurang
0,021 Diambil dari output SPSS.19
Dari Tabel 5 disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa pada kategori KAM baik dan kurang dibandingkan
dengan KAM sedang. Implikasinya retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa pada kategori KAM baik dan kurang lebih berkembang daripada kategori sedang.
c. Berdasarkan Efek Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran dan KAM, terdapat efek
interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran Kontekstual dan Biasa dengan KAM secara bersamaan dalam menghasilkan retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi
matematis siswa pada taraf signifikansi 5.
Berdasarkan hasil analisis secara mendalam mengenai retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa, beberapa siswa masih merasa kesulitan dalam hal mengingat kembali konsep-
konsep dari materi yang telah diajarkan sebelumnya. Secara umum permasalahan penguasaan konsep tersebut masih dapat diatasi oleh siswa, namun hasilnya tetap kurang optimal dalam
menyelesaikan masalahnya. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut hendaknya dalam memberikan materi pelajaran, guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang humanis agar
dapat berkesan bagi siswa dan nantinya siswa juga dapat mengingat materi yang berkesan tersebut dengan baik.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: a.
Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa, yang memperoleh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh Pembelajaran Biasa ditinjau
secara keseluruhan. Namun retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa pada kedua kelas tersebut tergolong dalam kategori Cukup.
b. Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa, yang memperoleh Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh Pembelajaran Biasa berdasarkan kemampuan awal matematika Baik, Sedang, Kurang. Namun retensi kemampuan
berpikir tingkat tinggi matematis siswa untuk keseluruahn KAM baik, sedang, dan kurang pada kedua kelas tergolong kategori Cukup.
c. Terdapat efek interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Kemampuan Awal
Matematika Siswa KAM secara bersama-sama dalam menghasilkan Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis siswa.