Prosedur penelitian Metode Penelitian
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
441 ketika siswa lupa dengan algoritma atau rumus- rumus yang diberikan, maka siswa tidak dapat
menyelesaikan persoalan- persoalan matematika. Sedangkan Ansari 2003 : 35 mendefenisikan pemahaman matematik adalah tingkat atau level pengetahuan siswa tentang konsep, prinsip,
algoritma dan kemahiran siswa menggunakan strategi penyelesaian terhadap soal atau masalah yang disajikan. Pemahaman menurut Skemp Van de Walle, 2005 pemahaman dibagi menjadi
dua 1 Pemahaman Instrumental dan 2 Pemahaman Relasional. Pemahaman relasional merupakan jaringan konsep yang kaya dan saling terhubung. Pemahaman relasional menghasilkan
pengetahuan konseptual dimana siswa dapat memahami dan mengerti langkah-langkah dalam mengerjakan soal-soal matematika.
Dalam kurikulum 2006 KTSP kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai dari SD sampai SMA, antara lain menunjukan
pemahaman konsep matematika yang dipelajari; menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. Sedangkan
menurut Usiskin 2012 dalam mengembangkan pemahaman akan suatu konsep dapat dimulai dari pemahaman penggunaan aplikasi. Penggunaan aplikasi dapat dilihat dari
representasi konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika yang dimulai dengan suatu masalah yang sesuai dengan situasi siswa juga merupakan salah satu dari
karakteristik pendekatan pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan hasil pengambilan data yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Daya Utama Bekasi, siswa cukup memahami mengenai konsep luas namun siswa tidak memahami bagaimana
rumus luas bangun datar segiempat terutama jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium terbentuk. Selain itu, terdapat beberapa siswa yang lupa rumus luas segiempat sehingga
tidak dapat menyelesaikan soal pretest yang diberikan. Salah satu upaya yang ditempuh dalam memperbaharui proses pembelajaran matematika yang kurang bermakna di kelas salah satunya
adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah PBM. Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa dihadapkan pada suatu penyajian masalah yang
dirancang dalam konteks yang relevan dengan materi yang akan dipelajari siswa untuk mendorong siswa memperoleh kemampuan dan pemahaman konsep, mencapai berpikir kritis, memiliki
kemandirian belajar, keterampilan berpartisipasi dalam kerja kelompok, dan kemampuan pemecahan masalah. Menurut Herman 2006, Karakteristik dari PBM diantaranya adalah: 1
memposisikan siswa sebagai
self-directed problem solver
melalui kegiatan kolaboratif, 2 mendorong siswa untuk mampu menemukan masalah dan mengelaborasinya dengan mengajukan
dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian, 3 memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian dan implikasinya, serta mengumpulkan dan mendistribusikan
informasi, 4 melatih siswa untuk terampil menyajikan temuan, dan 5 membiasakan siswa untuk merefleksi tentang efektivitas cara berpikir mereka dalam menyelesaikan masalah. Menurut
Sumarmo 2013:150 pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah yang dirancang dalam konteks yang relevan dengan materi yang
akan dipelajari untuk mendorong siswa memperoleh kemampuan dan pemahaman konsep, mencapai berpikir kritis, memiliki kemandirian belajar, keterampilan berpartisipasi dalam kerja
kelompok, dan kemampuan pemecahan masalah. 1.2.
Rumusan Masalah
Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman relasional matematik siswa mengenai luas bangun datar segiempat melalui pendekatan PBM?.