Pengolahan Data Hasil Pretes

270 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Tabel 4 Normalitas Distribusi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kelas Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Nilai Postes Kontrol .979 40 .648 Eksperimen .973 40 .451 Santoso 2007:169 menjelaskan bahwa bila nilai signifikan atau nilai probabilitas 0,05 maka distribusinya normal. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai signifikan untuk kelompok kontrol 0.648 sedangkan nilai signifikan untuk kelompok eksperimen adalah 0,451 Karena nilai signifikan kedua kelas tersebut lebih dari 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik Q-Q plot di bawah ini: Grafik 3 Normalitas Q-Q Plot Tes Akhir Postes Kelompok Kontrol Grafik 4 Normalitas Q-Q Plot Tes Akhir Postes Kelompok Eksperimen Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 271 Menurut Santoso 2007:169 jika data tersebar di sekitar garis maka masing-masing kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Pada Grafik 4.3 dan Grafik 4.4 terlihat ada garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas dan data tersebar di sekitar garis, maka dapat diasumsikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. b Tes Homogenitas Dua Varians Setelah tes normalitas distribusi, langkah selanjutnya adalah menguji homogenitas variansi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan uji Levene’s Test melalui aplikasi SPSS 15 for windows dengan taraf signifikansi 0,05. Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output SPSS dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Output Uji Homogenitas Dua Varians Tes Akhir Postes Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Levene Statistic df1 df2 Sig. Nilai Postes Based on Mean 3.505 1 78 .065 Based on Median 3.195 1 78 .078 Based on Median and with adjusted df 3.195 1 69.957 .078 Based on trimmed mean 3.363 1 78 .070 Menurut Santoso 2007:169 bila nilai signifikan 0,05 berasal dari populasi yang mempunyai varians sama. Berdasarkan uji homogenitas varians menggunakan uji Levene’s Test pada tabel 5 di atas, terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,065 Lebih besar dari 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi yang mempunyai varians sama, atau kedua kelompok tersebut homogen. c Uji t Setelah kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan uji-t melalui aplikasi program SPSS 15 for windows menggunakan Independent Sample t-Test dengan taraf signifikansinya 0,05. tampilan output SPSS dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Output Uji-t Tes Awal Pretes Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T df Sig. 2-tailed Mean Difference Std. Error Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nilai Postes Equal variances assumed 3.505 .065 9.206 78 .000 24.575 2.669 29.889 19.261 Equal variances not assumed 9.206 70.49 .000 24.575 2.669 29.898 19.252 Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik Uji satu pihak sebagai berikut: : H 2 1    : H 1  2  272 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Keterangan : � : Siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik kemampuan berpikir kritisnya sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa konvensional. � 1 : Siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik kemampuan berpikir kritisnya lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa konvensional. Pada Tabel 6, terlihat bahwa nilai probabilitas pada signifikansi 2-tailed adalah 0,000. Oleh karena itu probabilitas 0,05, maka H ditolak dengan kondisi lain 1 H diterima atau kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh model pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional. Dengan kriteria uji tolak Ho untuk    1 t t hitung dan terima H jika h itu n g t memiliki harga lain, dengan taraf signifikansi 0,05. Pada Tabel 6 di atas, terlihat h itu n g t untuk skor postes dengan equal varians assumed kedua varians sama adalah 9,206 dan a t  1 dari hasil interpolasi diperoleh 78 95 , t = 1,6665. Jadi 78 95 , t t hitung  , maka H ditolak atau kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. 3.3. Pengolahan Data Skala Sikap Hasil skala sikap diperoleh dengan memberikan angket skala sikap kepada siswa yang mendapat pembelajaran matematika realistik. Skala sikap ini disajikan menjadi tiga bagian, yaitu : 1 Sikap siswa terhadap pelajaran matematika, 2 Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika realistik, dan 3 Sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan berpikir kritis. Setelah data diolah maka diperoleh hasil sebagai berikut : a Sikap Siswa terhadap Pelajaran Matematika Tabel 7 Sikap Siswa terhadap Pelajaran Matematika No Indikator No. Soal Sifat SS S N TS STS Rata-rata Skor Sikap Siswa Item Klasifikasi 1 Menunjukkan kesukaan terhadap matematika 5 + 7 10 21 2 3,55 3,65 5 4 3 2 1 8 - 1 7 13 16 3 3,33 1 2 3 4 5 15 + 3 22 11 4 3,60 5 4 3 2 1 19 - 2 15 16 7 3,70 1 2 3 4 5 2 Menunjukkan kesungguhan mengikuti proses pembelajaran 1 + 13 25 1 1 4,25 5 4 3 2 1 2 - 2 19 13 6 3,58 1 2 3 4 5 24 + 2 11 23 3 1 3,25 5 4 3 2 1 11 - 1 8 24 7 3,93 1 2 3 4 5