Kajian Teoritis dan Pembahasan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 183 3. Teori Konstruktivisme Sosial Teori konstruktivisme social atau yang lebih dikenal dengan teori Vygotsky. Vygotsky Herdian, 2010 beranggapan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak-anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya zone of proximal development , yaitu perkembangan kemampuan siswa sedikit di atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Vygotsky Herdian, 2010 juga menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua tahap: tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses interaksi terjadi, baik antara guru-siswa maupun antar siswa, kemampuan seperti saling menghargai, menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegosiasi, dan saling mengadopsi pendapat dapat berkembang.

3. Penutup

Kepercayaan diri merupakan aspek psikologis yang memberikan kontribusi terhadap keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal. Kepercayaan diri yang baik dapat mengurangi tingkat kecemasan siswa dalam proses pembelajaran matematika sehingga siswa dapat berhasil dalam matematika. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah pendekatan problem posing. DAFTAR PUSTAKA Darnati, E.T. 2001. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Melalui Pendekatan Problem Posing pada Pembelajaran Matematika . Buletin Pelangi Pendidikan, Volume 4 No. 1. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas SMA dan Madrasah Aliyah MA. Jakarta: Depdiknas. Fitriani, N. 2014. Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematik Realistik Secara Berkelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Confidence Siswa SMP. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan Ghufron Rini R.S. 2011. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri . Jakarta: Purwa Suara. Hamzah. 2003. Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Bandung Melalui Pendekatan Pengajuan Masalah . Disertasi UPI. Bandung : Tidak dipublikasikan Hapsari, M.J. 2011. Upaya meningkatkan Self-confidence Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Model Inkuiri Terbimbing . [OnLine]. Tersedia: http:fmipa.uny.ac.idsemnasmatematikacontentmahrita-julia-hapsari-s-pd. [Juni 2014] Hendriana. 2009. Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UPI: Tidak diterbitkan Herdian. 2009. Model Pembelajaran Problem Posing. http:herdy07.wordpress.com. [15 Maret 2014]. Ismawati, F Sirodj, S. 2010. Perbedaan Self-Confidence dan Self-Regulated Learning antara Siswa Kelas Imersi dan Siswa Reguler. Jurnal Penelitian psikologi 2010, vol. 01, no. 01, 75-86. Leonard dan Supardi U.S. 2010. Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa Pada Matematika, Dan Kecemasan Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika . Cakrawala Pendidikan : FT dan FMIPA Universitas Indraprasta PGRI. Rustanto, B. 2013. Kepercayaan Diri . [Online]. Tersedia: http:bambang- rustanto.blogspot.com201308konsep-kepercayaan-diri.html. [18 Agustus 2014] Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan .Yogyakarta: Kanisius. 184 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi PENERAPAN MEDIA KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Eva Dwi Minarti STKIP Siliwangi eva.artiyahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bermaksud mengetahui adakah perbedaan hasil belajar matematika siswa yang belajar melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Menurut metodenya, penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dan sampel yang diambil pada penelitian ini adalah SMP Negeri 47 Bandung sebanyak dua kelas, kelas yang dijadikan sampel dipilih secara stratified random sampling cara strata. Instrumen yang digunakan dalampenelitian ini adalah tes dan skala sikap. Tes yang digunakan adalah tipe uraian. Skala sikap berisikan pernyataan-pernyataan siswa mengenai pembelajaran matematika, pembelajaran matematika melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Fla sh , dan pernyataan-pernyataan mengenai materi dan soal-soal yang diberikan selama pembelajaran. Tes ini diuji cobakan terlebih dahulu kepada 36 siswa kelas IX SMP Negeri 47 Bandung. Berdasarkan hasil uji coba tersebut didapatkan koefisien reliabilitas tinggi. Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan : 1 Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang belajar melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash dengan hasil belajar matematika siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Setelah dilakukan uji Scheffe diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa yang belajar melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. 2 Siswa bersikap positif terhadap pembelajaran melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash , karena hal tersebut merupakan hal yang baru yang membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini ditandai dengan kesukaan siswa terhadap pembelajaran matematika melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash . Kata Kunci: Hasil Belajar , Macromedia Flash, Media komputer

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Bidang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia yaitu untuk mencerdaskan bangsa serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pencanangan pendidikan nasional di Indonesia, diharapkan terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas, mandiri, maju, cerdas, kreatif, profesional, dan produktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas, 2003 bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serata keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan matematika sebagai ilmu dasar diajarkan pada setiap jenjang pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan matematika merupakan ilmu dasar yang perlu mendapat perhatian yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 185 serius dari berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan pendidikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan Ruseffendi 2006: 208 : Kegunaan matematika besar, baik sebagai ilmu pengetahuan, sebagai alat, maupun sebagai pembentuk sikap yang diharapkan. Matematika itu memegang peranan penting dalam pendidikan di masyarakat baik sebagai objek langsung fakta, kemampuan, konsep, prinsipel maupun tak langsung bersikap kritis, logis, tekun, mampu memecahkan masalah dan lain-lain. Selain itu Ruseffendi 2006: 208 mengemukakan kegunaan sederhana yang praktis dari pengajaran matematika : 1 Dengan belajar matematika kita mampu berhitung dan mampu melakukan perhitungan- perhitungan lainnya. 2 Dengan belajar matematika kita memiliki persyaratan untuk belajar bidang studi lain . 3 Dengan belajar matematika perhitungan menjadi lebih sederhana dan praktis. 4 Dengan belajar matematika diharapkan kita menjadi manusia yang tekun, kritis, logis, bertanggung jawab, mapu menyelesaikan permasalahan. Akan tetapi kondisi pembelajaran matematika dewasa ini tampak bahwa matematika masih dianggap mata pelajaran yang kurang menyenangkan dan dianggap sukar, seperti yang dikemukakan Ruseffendi 2006:253, ―Matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipahami‖. Siswa yang diharapkan aktif dalam pembelajaran, pada kenyataannya justru lebih pasif daripada guru yang mengajar. Kondisi yang dimaksud sesuai dengan penegasan Ansari dalam Rahman, 2006: 3 bahwa ―pada umumnya guru matematika masih menganut paradigma tra nsfer of knowlage atau teaching centered dan masih jarang bersifat student centered.” Ruseffendi Yusyawati 2007: 3, mengemukakan ―Matematika ilmu pasti bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang dibeci.‖ Ketidak senagan tersebut kemungkinan disebabkan sukarnya memahami masalah-masalah matematika dan kemampuan berpikir belajar mereka masih rendah. Berkenaan dengan peserta didik, Ruseffendi 2006 : 8 mengatakan bahwa ―Keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yakni faktor dalam dan faktor luar siswa.‖ Sesuai dengan kutipan di atas yang termasuk faktor dalam yaitu : kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemampuan belajar dan minat anak. Sedangkan faktor luar yakni : model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi atau kemampuan guru. Ruseffendi 2006: 100 mengemukakan, ―… pada umumnya orientasi pengajaran matematika itu kepada hasil, soal-soalnya terutama mengenai ingatan, pemahaman, keterampilan, disuapi dan semacamnya.‖ Sedangkan Wahyudin 1999 mengungkapkan bahwa ―selama ini pembelajaran matematika didominasi oleh guru melalui metode ceramah dan ekspositorinya. Guru jarang mengajak menganalisis siswa secara mendalam tentang suatu konsep dan jarang mendorong siswa untuk menggunakan penalaran logis yang lebih tinggi seperti membuktikan konsep.‖ Sementara itu Marpaung dalam Rahman, 2006: 3 menemukan masalah dalam pembelajaran matematika yaitu antara lain : 1 siswa hampir tidak pernah dituntut untuk mencoba strategi sendiri, atau cara alternatif dalam memecahkan masalah; 2 siswa pada umumnya hanya duduk, mendengar dan menulis. Sangat jarang siswa bebas berinteraksi dengan sesama selama pelajar berlasung; dan 3 guru tidak berani mengambil keputusan yang bersifat kurikulum demi kepentingan kelas. Dengan demikian sampai saat ini pembelajaran matematika masih bermasalah dan memerlukan inovasi-inovasi tertentu untuk memperbaikinya. Meskipun kenyataan proses dan hasil pembelajaran matematika belum memuaskan, namun hal ini bukan berarti tidak ada peluang untuk memperbaikinya. Khususnya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika, banyak cara dan mode yang dapat dilakukan. Salah satunya dengan menerapkan media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash . Model pembelajaran seperti ini diharapkan salain mampu menumbuhkan minat belajar juga diharapkan mampu 186 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi meningkatkan hasil belajar siswa melalui kebiasaan berfikir dalam memahami dan memecahkan masalah matematika. Pada akhirnya kebiasaan tersebut diharapkan akan mamberikan efek positif terhadap prilaku siswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari mereka. Guru tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi dengan posisinya sebagai peran penggiat, guru pun harus mampu merencanakan dan menciptakan sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusip Munadi, 2008: 5. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjadikan pembelajaran matematika diharapkan dapat lebih kondusip adalah dengan menggunakan media pembelajaran salah satunya multimedia dalam proses pembelajaran matematika. Rahman 2006: 5 mengemukakan beberapa alasan logis mengapa model pembelajarannya yang menjadi penekanan dalam pengembangan hasil belajar dalam pembelajaran matematika: Pertama, model pembelajaran merupakan variable manipulatif, yang mana setiap guru memiliki kebebasan untuk memilih dan menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Kedua, pengembangan model pembelajaran memiliki fungsi sebagai instrumen yang membantu atau memudahkan siswa dalam memperoleh sejumlah pengalaman belajar. Ketiga, pengembangan model pembelajaran dalam konteks peningkatan mutu perolehan hasil belajar matematika siswa perlu diupayakan secara terus meneurus dan bersifat komprehensif. Untuk mewujudkan harapan agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, tentunya dibutuhkan pula model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Melalui media komputer dengan menggunakan program Macromedia Flash diharapkan dapat meningkatkan hasil matematika belajar siswa. Ruseffendi 2006 : 21 men gungkapkan, ― Kehidupan di dunia berubah, masyarakat berubah, semua berubah. Untuk dapat menyesuaikan pengajarannya dengan perubahan itu, guru harus dapat mengikuti perkembangan itu.‖Uraian di atas mendorong penulis untuk menerapkan model pembelajaran yang disajikan dalam bentuk program interaktif. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul: ―Pengaruh Media Komputer dengan Menggunakan Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP.‖ 1.2. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang belajar melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash dengan siswa yang belajar biasa? 2. Apakah siswa yang belajar melalui media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash menunjukan sikap positif terhadap pembelajaran Matematika?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang belajar melalui media komputer menggunakan Macromedia Flash dengan siswa yang belajar biasa. 2. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika yang belajar dengan media komputer menggunakan Macromedia Flash . Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti : mengetahui kontribusi penggunaan media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash terhadap hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi guru : memberi alternatif pembelajaran matematika dengan mengunakan madia komputer untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar. 3. Bagi peneliti lain : menjadi bahan pertimbangan untuk mengkaji lebih dalam tentang penggunaan media komputer dengan menggunakan Macromedia Flash terhadap hasil belajar matematika siswa, khususnya di sekolah menengah.