Kompetensi Strategis Matematis Strategi

52 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi kelancaran berprosedur matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan TAPPS lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran biasa. Selanjutnya, hasil pengolahan data N-Gainkemampuan kompetensi strategis matematis menggunakan uji Mann-Whitney , dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 4. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata N-Gain Kemampuan Kompetensi StrategisMatematis Hasil Uji Gain ternormalisasi Kompetensi Strategis Matematis Uji Mann-Whitney 16,500 Asymp.Sig .2- tailed 0,000 Asymp.Sig .1- tailed 0,000 Kesimpulan Tolak H Dapat dilihat pada Tabel di atas, bahwa nilai Asymp.Sig.1-tailed adalah 0,000 kurang dari nilai α, maka H ditolak atau H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan kompetensi strategis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan TAPPS lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran biasa.

5. Simpulan, Saran dan Rekomendasi

Dari hasil penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut: a. Kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi TAPPSlebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran biasa. b. Peningkatan kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi TAPPSlebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran biasa. c. Hasil penilaian sikap siswa, menunjukkan sikap yang positif terhadap keseluruhan aspek pembelajaran dengan strategi TAPPS . Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti mengemukakan saran dan rekomendasi berikut ini: a. Bagi guru matematika, pembelajaran dengan strategi TAPPS sebaiknya digunakan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran untuk diimplementasikan dalam pembelajaran matematika di kelas, terutama untuk meningkatkan kemampuankelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa. b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, tetapi pada jenjang kelas yang lebih tinggi atau rendah. Peneliti juga merekomendasikan agar dilakukan penelitian serupa pada jenjang pendidikan lainnya seperti SDMI, SMA-sederajat, dan perguruan tinggi. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang. 2011. Laporan Hasil TIMSS 2007 . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ___________. 2011. Laporan Hasil PISA 2009 . Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hartman, 1998. Improving Student’s Problem Solving Skills.[Online]. Tersedia: http:www.ccny.cuny.eductlhandbookhartman.html. [Agustus 2014]. Kilpatrick, J., Swafford, J., Findell, B. Eds.. 2001. Adding it Up: Helping Children Learn Mathematics . Washington, DC: National Academy Press. Reys, R. E., Suydam, M. N., Lindquist, M. M., Smith, N. L. 1998. Helping Chidren Learn Mathematics 5 th ed. Massachusetts: Allyn and Bacon. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 53 Ruseffendi,E.T. 2010. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan Bidang Non- Eksakta Lainnya . Bandung: Tarsito. Slavin, R.E. 1995. Cooperatif Learning: Theory, Research, and Practice . Second Edition. Massachussetts: Allyn and Bacon Publishers. Stice, J.E. 1987. Teaching Problem Solving .[Online]. Tersedia: http:wwwcsi.unian.iteducaproblemsolvingstice_ps.html. [5 Februari 2014]. Sumarmo,U. 2014. Pengembangan Hard Skill dan Soft Skill Matematik bagi Guru dan Siswa untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013 . Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung: Tidak diterbitkan. Suryadi, D. 2012. Membangun Budaya Baru dalam Berpikir Matematika . Bandung: Rizqi Press bekerja sama dengan SPs UPI. Tim KTSP 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas . TIMSS 2011. International Result in Mathematics . [Online]. Tersedia: http:timssandpirls.bc.edutimss2011downloadsT11_IR_M_AppendixG.Pdf. [22Agustus 2014].