Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
179
PENERAPAN PENDEKATAN
PROBLEM POSING
UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP
Indah Puspita Sari
STKIP Siliwangi
chiva.auliagmail.com
ABSTRAK
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika dipengaruhi oleh berbagai factor. Kemampuan matematis menjadi salah satu factor yang mempengaruhi keberhasilan sehingga
kemampuan matematis siswa menjadi aspek penting yang harus dimiliki oleh siswa. Selain kemampuan matematis, terdapat aspek lain yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan.
Aspek tersebut adalah aspek psikologis yaitu kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri yang baik dapat menghilangkan kecemasan siswa dalam proses belajar sehingga siswa dapat berhasil
dalam belajar matematika. Tetapi kenyaataan dilapangan memperlihatkan bahwa kepercayaan diri siswa masih rendah. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah pendekatan yang dapat
meningkatkan kemampuan kepercayaan diri siswa. Pendekatan
problem posing
merupakan salah satu pendekatan yang diyakini dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa
Kata Kunci:
Kepercayaan Diri, Pendekatan Problem Posing
1. Pendahuluan
Dalam pembelajaran matematika, kemampuan matematis merupakan aspek penting yang perlu dimiliki oleh siswa. Selain kemampuan matematis, terdapat aspek lain yang juga memberikan
pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran matematika yaitu aspek psikologis. Seperti yang termuat dalam peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, tercantum tujuan penyelenggaraan pembelajaran adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang a beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berkepribadian luhur; b berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; d sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d toleran, peka sosial, demokratis, dan
bertanggung jawab. Sejalan dengan Kurikulum 2004 Depdiknas, 2003 menyatakan bahwa tujuan diberikannya mata pelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:
1.
Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan algoritma, secara luwes, akurat, efisiensi, dan tepat dalam memecahkan masalah.
2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, grafik atau diagram
untuk memperjelas keadaan atau masalah. 3.
Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
4. Menunjukkan kemampuan strategic dalam membuat merumuskan, menafsirkan, dan
menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah. 5.
Memiliki sikap menghargai matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam matematika.
Berdasarkan tujuan penyelenggaraan pembelajaran tersebut, terlihat bahwa kepercayaan diri menjadi salah satu aspek psikologis yang harus dimiliki siswa. Aspek psikologis ini memberikan
kontribusi terhadap keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau soal dengan baik sejalan dengan Leonard 2010 yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa
dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya sikap siswa pada matematika, konsep diri dan kecemasan siswa dalam belajar matematika. Kepercayaan diri seorang siswa akan mengurangi
kecemasan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Selanjutnya, menurut Hannula, Maijala
180
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Pehkonen Fitriani, 2014, jika siswa memiliki kepercayaan diri yang baik, maka ia dapat sukses dalam belajar matematika.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri menjadi salah satu factor keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Namun hasil penelitian dari
Third International Mathematics and Science Study
TIMSS menunjukkan bahwa kepercayaan diri siswa Indonesia masih rendah yaitu 30 Fitriani, 2014.
Pendekatan
problem posing
merupakan sebuah pendekatan yang diyakini dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Pendekatan
problem posing
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersikap aktif dalam pembelajaran di kelas. Siswa dituntut untuk mengemukakan ide-ide mereka
pada saat membuat soal dari situasi yang diberikan sehingga dengan sendirinya kepercayaan diri mereka terbentuk.
2. Kajian Teoritis dan Pembahasan
2.1.
Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri
self confidence
dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta bagaimana individu tersebut memandang
dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri Hendriana, 2009. Menurut Lauster Rustanto, 2013 kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri
sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi
dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Sedangkan kepercayaan diri menurut Sirodj dan Ismawati 2010 adalah keyakinan
seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan serta keyakinan seseorang bahwa dirinya dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan sesuatu yang
positif.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan terhadap dirinya sendiri bahwa dia mampu bertindak sesuai dengan yang diharapkan,
mampu mengatasi situasi dan selalu bersikap positif serta memiliki dorongan untuk berprestasi. Kepercayaan diri kadang-kadang diwujudkan secara berlebihan oleh seseorang, bahkan
kesombongan dapat diartikan sebagai kepercayaan diri yang berlebihan. Lauster Ghufron Rini, 2011 menyatakan bahwa ada beberapa aspek dari kepercayaan diri,
yaitu: 1.
Keyakinan akan kemampuan diri. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa dia
bersungguh-sungguh akan apa yang dilakukanya. 2.
Optimis Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi
segala hal tentang diri, harapan dan kemauan. 3.
Obyektif Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai
dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 4.
Bertanggung jawab Bertanggung jawab yaitu seseorang yang bersedia untuk menanggung segala sesuatu yang
menjadi konsekuensinya. 5.
Rasional dan realistis Rasional dan realistis yaitu analisa tehadap suatu masalah, suatu hal, suatu kejadian dengan
menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal sesuai dengan kenyataan. Selanjutnya Preston Hapsari, 2011 menyebutkan bahwa aspek-aspek pembangun kepercayaan diri
adalah
self-a wa reness
kesadaran diri,
intention
niat,
thinking
berpikir positif dan rasional,
imagination
berpikir kreatif pada saat akan bertindak,
act
bertindak. Sedangkan Surya Hapsari, 2011 mengungkapkan bahwa aspek psikologis yang mempengaruhi dan membentuk percaya diri
merupakan gabungan unsur karakteristik citra fisik, citra psikologis, citra sosial, aspirasi, prestasi, dan emosional, antara lain: 1
Self-Control
Pengendali diri, 2 suasana hati yang sedang dihayati,