Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa secara keseluruhan

44 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Masalah dan Strategi Think-Talk-Write. Jurnal Pengajaran MIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Vol 17, No 1. Hal. 30. Suryadi, D. 2004. Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangkaian Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi. UPI Bandung : Tidak dipublikasikan. Tapilouw, F dan Setiawan, W. 2008. Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Vol 1, No 2, Desember 2008. Hal 21. Yudha,A.S. 2004. Berpikir Kreatif Pecahkan Masalah. Bandung: Kompas Cyber Media. Yusuf, M. 2011. Teori Pembelajaran : Retensi. [online]. Tersedia: http:yusufsila.blogspot.com201110teori-pembelajaran-retensi.html. [13 April 2013] Zulkarnaen, R. 2009. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik Siswa SMA Melalui Pendekatan Open-ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Coop-coop. Tesis UPI: Tidak diterbitkan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 45 STRATEGI THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KELANCARAN BERPROSEDUR DAN KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SISWA SMP

M. Afrilianto

1 , Tina Rosyana 2 1 , 2 STKIP Siliwangi 1 muhammadafriliantogmail.com , 2 tinarosyanagmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menelaah peningkatan kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategismatematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi TAPPS dibandingkan dengan yang memperoleh pembelajaran biasa. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan desain kelompok kontrol pretes-postes. Populasinya seluruh siswa SMP Negeri Kota Bandung, sedangkan sampelnyayaitu SMPNegeri 12 Bandung dan dipilih dua kelas VIII secara acak dari seluruh kelas VIII yang ada.Kemudiandari kedua kelas tersebut ditetapkan secara acak yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan strategi TAPPS dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran biasa. Instrumen penelitian meliputi tes kelancaran berprosedur dan kemampuan kompetensi strategismatematis, skala sikap siswa, dan lembar observasi.Pengolahan data untuk uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji- t‘ dan uji Mann-Whitney .Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi TAPPSlebih baik daripadayang memperoleh pembelajaran biasa; 2 Peningkatan kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi TAPPSlebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran biasa; 3 Sikap siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap matematika, kegiatan pembelajaran dengan strategi TAPPS, dan terhadap soal- soal kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa. Kata Kunci: Keancaran Berprosedur, Kompetensi Strategis, Sikap, Strategi TAPPS

1. Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin kompetitif dan memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan informasi, sehingga menjadi sebuah pengetahuan serta menjadi alat untuk bertindak dan mengambil keputusan yang tepat dalam setiap situasi.Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat ini memungkinkan kita memperoleh informasi dengan cepat, mudah dan lengkap yang dapat diperoleh dari berbagai sumber yang seolah-olah tidak dibatasi ruang, jarak dan waktu. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, matematika sebagai salah satu disiplin ilmu dalam bidang pendidikan mempunyai peranan yang besar. Matematika bermanfaat dalam perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan penguasaan matematika sejak dini dan matematika harus dipelajari pada semua jenjang pendidikan, agar kemampuan siswa berkembang sesuai dengan tuntutan kehidupan di masa yang akan datang. Dengan belajar matematika siswa dapat berlatih menggunakan pikirannya secara logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki kemampuan bekerjasama dalam menghadapi berbagai masalah. Pembentukan pola pikir siswa dapat dilihat dari kemampuan berupa kecakapan yang dimiliki oleh siswa dalam menguasai matematika.