Identifikasi Masalah Latar Belakang Masalah

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 497

3.2.2. Siklus II

a Melakukan tanya jawab dan mengaitkan materi dengan kehidupan b Menyampaikan materi dengan ber bagai contoh c Membagi siswa kedalam kelompok d Melakukan demonstrasi lompat kelinci e Guru menjelaskan apa yang sedang dilakukan siswa f Guru menyimpulan kegiatan g Penilaian hasil pembelajaran Dengan melakuakn demonsrasi yang sederhana dan dengan fasilitas seadanaya, melibatkan siswa dalam pembelajaran, mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, akhirnya perbaikan pembelajaran menunjukan hasil yang memuaskan.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam menerapkan pembelajaran pada setiap siklusnya dilakukan sesuai dengan kemajuan atau perubahan dengan kemajuan atau perubahan yang telah dicapai pada siklus sebelumnya. 4.1. Siklus I 4.1.1. Tujuan Perbaikan Siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap penguasaan konsep KPK dan FPB dengan menggunakan model pembelajaran Contectual Teaching and leraning CTL, berikut ini di gambarkan dalam bentuk tabel hasil dari pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CTL metode demonstrasi. Tabel 1 Hasil pengolahan data matematika siklus I dan siklus II No Nama Nilai Pra Perbaikan Siklus I Siklus II 1 Desti Nurhalizah 55 60 75 2 Dika Maulana 50 50 75 3 Ikhsan Ramdoni 40 45 65 4 Irfan Hermawan 10 10 60 5 Jaka Erlangga 50 55 80 6 Mira Wulan 50 55 75 7 Muchammad Gias 50 55 80 8 M. Agnhy K 70 70 90 9 Rendi Pradita 10 10 60 10 Reni Sakinah 70 70 80 11 Rifa Asussya‘adah 80 80 90 12 Rinrin 25 30 70 13 M. Rizki Frdaus 40 45 70 14 Rosa Pebrian 25 30 70 15 Sonia Gantira 25 30 70 16 Syaila Novtasari 65 70 90 17 Yogi Saputra 45 50 75 18 Asti Sintia 60 75 90 19 Zaki muhamad 70 80 90 20 Zahra Ayu Dita 40 50 70 21 Ali Andira 20 30 70 22 Agustian R 45 50 75 Jumlah 995 1030 1670 Rata-Rata 45,7 49 75 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran matematika tentang konsep pemahaman KPK dan FPB dengan menggunakan model pembelajaran CTL metode demonstrasi dapat meningkat, pada Pra Siklus atau jika menggunkan pembelajaran yang konvensional tingkat 498 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi keberhasilan siswa rata-rata 45,7, kemudian pada pembelajaran selanjutnya pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran CTL meningkat menjadi nilai rata-rata yang diperoleh adalah 49, walaupun ada peningkatan tetapi belum menunjukan tingkat keberhasilan yang diharapkan sehingga masuk pada tahap siklus ke II dan menunjukan tingkat keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan yaitu nilai rata-rata yang dperoleh mencapai 75. 4.1.2. Keberhasilan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat proses pembelajaran matematika terlihat keinginan siswa untuk memperoleh penguasaan mata pelajaran matematika dan siswa menunjukan sikap yang baik. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan proses pembelajaran dalam situasi dan kondisi yang kondusif sehingga siswa aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran selain itu model pembelajaran CTL dipandang bahwa siswa tidak hanya menjadi objek pembelajaran melainkan menjadi subjek pembelajaran yang terlibat secara langsung dalam bentuk partisipatif. 4.2. Siklus II 4.2.1. Tujuan Perbaikan Dilakukannya pembelajaran pada siklus II untuk lebih meningkatkan hasil beljar siswa, sebab pada siklus I belum menunjukan peningkatan sesuai dengan yang diharapkan, dan pada siklus II menunjukan tingkat keberhasilan siswa sesuai dengan yang diharapkan.

4.2.2. Keberhasilan

Setelah melakukan pembelajaran siklus II terlihat adanya peningkatan karena pembelajaran ini dilakkukan secara berkelompok dengan metode demonstrasi, sehingga siswa tampak begitu antusias dalam pembelajaran, demontrasi yang dilakukan adalah lompat kelinci. Grafik 1. perolehan nilai matematika Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa perolehan nila rata-rata siswa terhadap pelajaran matematika dengan model pembelajaran CTL mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Pra perbaikan memperoleh nilai rata-rata 45,7, siklus I 49, dan siklus II 75. Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat secara umum perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukan peningkatan, terbukti dari hasil evaluasidari siklus ke siklus yang terus meningkat. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Pra Perbaikan Siklus I Siklus II Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 499 Model pembelajaran CTL dengan metode demontrasi sangat membantu guru dalam penyampaian materi pelajaran, pemahaman siswa semakin meningkat, siswa akan lebih memahami materi pelajaran dengan model CTL hal ini disebabkan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Dengan model CTL penulis dapat melihat kekurangan dan kelebihan model CTL selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan CTL dan dibantu oleh alat peraga serta media terbukti pembelajaran matematika dipandang sangat menyenangkan bagi anak usia SD, hal ini sejalan dengan pendapat Hull dan Sounders Komalasari, 2010:6 mengatakan bahwa; Dalam pembelajaran CTL Contexstual Taching Learning, peserta didik menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata. Peserta didik menginternalisasi konsep melalui penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Pemebelajaran kontekstual menghendaki kerja dalam sebuah tim, baik di kelas, laboratorium, tempat kerja maupun bank. Pembelajaran kontekstual menurut guru mendesain lingkungan belajar merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan.

5. Kesimpulan dan Saran

Penerapan model pembelajaran CTL dengan Metode Demonstrasi telah terbukti dapat : a. Meningkatkan daya serap hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat pada peningkatan nilai rata- rata dari siklus ke siklus b. Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa c. Memiliki pngaruh yang signifikan pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa d. Membuat suasana kelas menjadi aktif. Hendaknya guru harus lebih kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang sifatnya lebih konkret DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2010. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi . Jakarta: Depdiknas Kurikulum 2013 National Council of Teachers of Mathematics 2000. Principles and Standars for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana. Schoenfeld, A.H. 1992. Learning to Think Mathematically: Problem Solving, Metacognition and Sense of Mathematics., Dalam Handbook of Reasearch on Mathematics Teaching and Learning pp. 334- 370. D. A. Grouws Ed. New York: Macmillan. Sumarmo, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMP Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar . Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung: tidak diterbitkan Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan lengkap KTSP . Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstua lKonsepdan Aplikasi . Bandung: PT RefikaAditama. Sugiyono 2008. Statistika untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta. Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Bandung: JICA Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Berparadigma Eksploratif dan Investigatif. Jakarta: Leuser Cipta Pustaka