Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
321 Tumpukan ke-3
Gambar 1.c Tumpukan batu bata
Tumpukan pertama diselesaikan satu jam setelah dia masuk dan setiap tumpukan dia selesaikan dalam waktu satu jam. Karena suatu hal, pada saat jam ke-4 pekerjaannya digantikan oleh orang
lain selama 3 jam dengan mengikuti pola yang sudah terbentuk. a.
Maka pada saat dia masuk, berapa batu bata yang harus dipindahkan ketika dia mulai bekerja kembali?
b. Konsep apa yang terlibat dalama masalah tersebut?
c. Berikan aturan atau prosedur untuk menentukan pola ke-n dari permasalahan tersebut
3.2.
Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Materi Barisan dan Deret Indikator: Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.
Gambar 2. Susunan Beberapa Segitiga Siku-siku Sama Kaki
Pada gambar di atas
1 1
AOB
merupakan segitiga sama kaki dengan sudut
1 1
90 AOB
dan garis
2
OA merupakan garis tingginya.
2 2
A OB
juga merupakan segitiga sama kaki dengan sudut
2 2
90 A OB
dan garis
3
OA merupakan garis tingginya, dan demikian seterusnya. Andaikan panjang garis
1
50 2
OA
, buatlah model matematika untuk menentukan panjang seluruh garis tinggi yang terbentuk kemudian selesaikan Sertakan langkah-langkah pengerjaannya
3.3. Butir Skala Kepercayaan Diri Siswa Belajar Matematika
Butir skala disusun dalam bentuk kegiatan atau perasaan atau pendapat positif atau negatif dengan pilihan jawaban Sangat Sering SS, Sering S, Jarang J, dan Jarang Sekali JS dengan aturan
penilaian negatif SS: 1; S: 2; J: 3, JS: 4 dan penilaian positif SS: 4; S: 3; J: 2, JS: 1. A1
O A2
A3
A3 B3
B4 B2
B1 GA
R
Im
Ev Im
Eva
322
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Tabel. 1 Contoh Butir Skala Kepercayaan Diri
No Kegiatan Perasaan Pendapat
Jawaban SS
S J
SJ
1 Saya memiliki kemampuan yang tinggi dalam matematika.
2 Saya tidak memiliki sesuatu yang dibanggakan dalam
pembelajaran matematika. 3
Ketika mulai memecahkan masalah matematika, saya berpikir tidak akan dapat menyelesaikan masalah tersebut.
4 Saya yakin dapat menyelesaikan setiap masalah matematika.
5 Saya merasa kesulitan menyelesaikan soal-soal berbentuk
cerita. 6
Saya mampu mengaplikasikan teori dalam berbagai bentuk soal matematika.
4.
Kesimpulan
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa kemampuan komunikasi, kemampuan pemecahan masalah, dan kepercayaan diri saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Ketika
kemampuan komunikasi terbentuk dengan baik, maka kemampuan pemecahan masalah pun mengiringi dalam menyelesaikan permasalahan. Begitu juga ketika kedua kemampuan tersebut
terkuasai, maka permasalahan apapun akan mudah dipecahkan dengan rasa penuh percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA
Gani, R. 2004.
Pengaruh Penerapan Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Hasil belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Umum di Bandung.
Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hakim, T. 2002.
Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri
. Jakarta : Puspa Swara. Hapsari, M. J. 2013.
Upaya Meningkatkan Self-Confidence Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Model Inkuiri Terbimbing.
Jurnal Tesis. Jurusan Pendidikan matematika UNY : tidak diterbitkan.
Hudojo, H. 2001.
Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar Matematika.
Jakarta. Depdikbud.
National Council of Teacher of Mathematics. 2004.
CSSU Math
Frameworks
. [Online].Tersedia:http:www.cssu.orgcmslib5VT01000775CentricityDomain32CSSU
MathCurricMay04.pdf. 7 April 2014.
Nurmayanti, N. 2012.
Penerapan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Prinsip Brain Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.
Putri, H. E. 2012.
Pengembangan Model Bahan Ajar Strategi Pembelajaran Konflik Cognitive Conflict untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP
. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI : tidak diterbitkan.
Setiawan, B. 2011.
Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Model Cooperative Integrated Reading and
Composition CIRC
. [Online]. Suherman, E. 1990.
Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika
. Bandung : Wijaya Kusumah.
Sumarmo, U. 2013. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Siswa SMK melalui Pendekatan Kontekstual dan Strategi Formulate-Share-Listen-Create FSLC.
Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya.
Wicaksono, D. 2009.
Pengaruh Kepercayaan Diri, Motivasi Belajar Sebagai Akibat dari latihan Bola
Voli terhadap
Prestasi Belajar
Atlet di
Sekolah.
[Online].Tersedia:http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespenelitianDanang20Wicaksono, 20S.Pd.Kor.,20M.Ortesis20.pdf. 12 April 2014.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
323
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
Maman Suryatman
Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi mamansuryatman7gmail.com
ABSTRAK
Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa, sehingga sebagian besar dari mereka merasa tidak menyukai bahkan benci terhadap mata pelajaran matematik, yang
akhirnya membawa dampak terhadap harapan siswa, guru, orang tua, serta masyarakat pada umumnya. Namun pada kenyataannya hasil belajar yang tinggi masih jauh dari harapan. Dan
mereka tidak menyadari bahwa matematik dapat digunakan di dalam bidang studi lain, bahkan dalam kehidupan sehari-hari pun manfaat dari matematik ini sangat besar. Keadaan yang
disebutkan di atas disebabkan oleh karakteristik dari matematik itu sendiri yaitu objeknya yang bersifat abstrak. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu serta peran pembelajaran di dalam
dan di luar kelas, juga meningkatkan sikap profesional pendidikan yaitu dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas PTK untuk meningkatkan pemahaman matematik siswa dengan
menggunakan alat peraga untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.
Kata Kunci: Alat Peraga, Pemahaman Matematik
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan isi dari pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yakni, Pendidikan bertujuan mengambangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai melalui pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satu aktifitas pembelajaran yang efektif dan efisien adalah guru memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya untuk belajar dengan mengalaminya sendiri secara individu dan kelompok. Siswa membangun pengertian, pemahaman dan pengetahuan bersama.
Pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa secara aktif sebagai komunikasi secra kelompok yang dikemukakan Jonson dan Smith dalam IIC 2003:5-6, belajar adalah suatu
proses pribadi tetapi proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lainnya dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama.
Keberhasilan mutu proses dan hasil belajar siswa, selain guru dapat mengembangkan materi, sumber pembelajaran, metode evaluasi dan penggunaan media dan alat peraga. Media dan alat
peraga merupakan bagian yang penting dalam menunjang tujuan pembelajaran.