Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
491 Berdasarkan
Center for Occupational Research and Development CORD,
strategi yang digunakan dalam pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut:
1 Relating,
belajar dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata;
2 Experiencing,
belajar adalah kegiatan mengalami, siswa berproses secara aktif hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang
dikaji, berusaha menemukan hal yang dipelajarinya;
3 Applying,
Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya;
4 Cooperating,
Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar kelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif;
5 Transfering,
belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru. Setrategi ini
sering disingkat dengan istilah
REACT.
Berdasarkan uraian pendapat di atas, pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang bersifat konstriktivis dengan cara mengkaitkan dengan permasalahan dunia nyata guna mengikat
makna pembelajaran. Salah satu strategi pendekatan kontekstual yaitu menggunakan
REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, and Transfering.
3. Kesimpulan
Pemahaman konsep pembelajaran merupakan salah satu prasyarat untuk melanjutkan ke materi ajar selanjutnya. Dengan keterampilan komunikasi matematis, juga perlu dikembangkan sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan
masalah. Pengembangan disposisi matematis untuk bertahan dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab dalam belajar, dan mengembangkan kebiasaan kerja yang baik dalam
matematika. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang bersifat konstriktivis dengan cara mengkaitkan dengan permasalahan dunia nyata guna mengikat makna pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. ―
Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar
‖.Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. ―
Metodelogi penelitian
‖. Yogyakarta: Bina Aksara. Baroody. 1993.‖
Problem Solving, Reasoning, and Communication, K-8, Helping Children Think Mathematically
‖.New York: Macmillan Publishing Company Faisal, Sanapiah, 1982. ―Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya
Himmatul Ulya, Masrukan, K artono 2012, ―
Keefektifan Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan penilaian produk
‖ Unnes
Journal of Mathematics education,
Semarang. Hudoyo, H. 2003. ―
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika
‖. JICA. Universitas Negeri Malang
Jo hnson, Elaine, 2006,‖ Contextual Teaching Learning”, terj. Ibnu Setiawan, Bandung:MLC.
Kemendikbud, 2013, ―
Draft Kurikulum 2013
‖, ―
Kompentensi Dasar SDMI,Pengembangan Kurikulum 20013
‖, ―
Bahan Uji Publik
‖, Kemendikbud Jakarta : Kemendikbud. Nurhadi, dkk.
2002. ―
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning
CTL dan Penerapannya dalam KBK
‖. Malang: Universitas Negeri Malang. Pitajeng, 2006. ―
Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
‖. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kunandar. 2007.
Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: Rajawali Pers. Sanjaya, W, 2013, ―
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
‖. Cetakan ke sepuluh. Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.
Shadiq, Fadjar. 20 09. ―
Kemahiran Matematika
‖. Makalah disampaikan pada Diklat Instruktur Pengembang Matematika SMA Jenjang Lanjut.
Sugiyono, 2008. ―
Metode Penelitian Bisnis
‖. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta, Bandung.
492
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Sugiyono, 2009, ―Statistika Untuk Penelitian”, Bandung: Penerbit Alfabeta, Bandung Sumarmo, U, 2013 ―Berpikir dan Disposisi Matenatik Serta Pembelajarannya”, Kumpulan
Makalah. Jurusan Matematika Fakultas MIPA UPI Bandung, Tidak diterbitkan Syaodih, N, 2003. ―
Landasan Psikologi Proses Pendidikan
‖. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Turmudi 2008. ―
Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika berparadigma Exploratif dan Investigatif
‖. Leuser, Jakarta. Wahyudin, 2007, ―
Matematika Bangun Ruang
‖, Epsilon Grup, Bandung
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
493
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
CTL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
KPK DAN FPB SISWA KELAS IV SDN LANUMA HUSEIN S.1 BANDUNG
Iwan Darmawan
Guru SDN Lanuma Husein S.1 Bandung darmawaniwan2013gmail.com
ABSTRAK
Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan
memiliki sikap sosial. Adapun masalah yang dihadapi peserta didik yakni mengenai rendahnya pemahaman dan hasil belajar dikarenakan proses pembelajaran masih menggunakan
pendekatan konvensional. Agar siswa lebih dapat memahami konsep matematika maka guru mencoba menerapkan model pembelajaran kontekstual CTL yang mana dalam proses
pembelajarannya siswa dilibatkan secara langsung dalam proses dan sekaligus menjadi subjek pembelajaran. Model pembelajaran kontekstual diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar. Model pembelajaran kontekstual merupakan model belajar yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorongnya
membangun pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan hasil belajar mata pelajaran Mtematika. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Lanuma Husein S,
dengan jumlah siswa di kelas IVA sebanyak 22 orang. Standar penilaian didasarkan pada pencapaian KKM yang ditetapkan yaitu 65. Penelitian dapat dinyatakan tuntas jika pemahaman
dan hasil belajar siswa mencapai 85 diatas KKM dari hasil Penelitian secara keseluruhan. Pendekatan penelitian ini melalui deskriftif kualitatif dan teknik yang digunakan adalah
observasi, wawancara dan simulasi sehingga hasil dari pembelajaran pada siklus 1 rata
– rata nilai 49, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 75. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika dengan
model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi konsep KPK dan FPB.
Kata Kunci: kontekstual CTL ,
Retensi Kemampuan Pemahaman
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
1.1.1. Identifikasi Masalah
Proses belajar yang terjadi disekolah SDN Husein selama ini pada kenyataannya menunjukkan bahwa siswa lebih berperan sebagai obyek dan guru berperan sebagai subyek. Pusat informasi atau
pusat belajar adalah guru, sehingga sering terjadi siswa akan belajar jika guru mengajar, begitu juga dalam penilaian yang masih menekankan hasil daripada proses pembelajaran. Proses
pembelajaran matematika di SDN Husein masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan. Ini berarti siswa hanya menerima materi-materi tanpa ada usaha menggali nilai-nilai dan
pemahaman yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, sudah saatnya paradigma pendidikan yang selama ini ada untuk diubah sehingga diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat dijadikan jalan keluar agar proses pembelajaran
494
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
lebih efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika yaitu adanya internalisasi pada diri siswa tentang pemahaman pembelajaran yang diajarkan secara
mudah serta adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh, menjadikan belajar lebih bermakna dan mampu mengaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari hal ini sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013. Pembelajaran yang dimaksud adalah Pembelajaran Kontekstualatau
Contextua l Teaching and Learning
CTL. 1.1.2.
Analisis Masalah
Bagaimana kemampuan pemahaman konsep KPK dan FPB siswa kelas IV SDN Husein sebelum dan setelah tindakan melalui penerapan model pembelajaran
Contextua l Tea ching and Lea rning
CTL. 1.1.3.
Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep KPK dan FPB siswa kelas IV SDN Husein sebagai alternatif pemecahannya maka penulis menerapkan model pembelajaran
Contextua l Tea ching and Lea rning.
Pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah model pembelajaran CTL dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep KPK
dan FPB siswa kelas IV SDN Husein Bandung ? b.
Bagaimana penerapan model pembelajaran CTL dalam meningkatkan pemahaman konsep KPK dan FPB siswa kelas IV SDN Husein Bandung ?
c. Bagaimana hasil pembelajaran dengan menggunakan model CTL dalam meningkatkan
pemahaman KPK dan FPB siswa kelas IV SDN Husein Bandung ?
1.3.
Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti melakukan perbaikan dengan tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam menguasai konsep KPK dan FPB
b. Meningkatkan pemahaman siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran CTL
1.4.
Manfaat Perbaikan
a. Manfaatbagi guru :
1 Menambah wawasan dan pengetahuan ilmu dan teknologi
2 Meningkatkan kualitas pembelajaran
3 Meningkatkan keprofesionalan guru
4 Sebagai kredit poin dalam kenaikan golongan
b. Manfaat bagi siswa :
1 Siswa lebih menyenangi pelajaran matematika
2 Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi
3 Berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, mengembangkan pola fikirnya
dan untuk mempelajari ilmu-ilmu lainnya 4
Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
495 c.
Manfaat bagi sekolah Meningkatkanprestasisekolahterutamadalammatapelajaranmatematika memberi masukan
kepada sekolah agar siswanya dapa tmengembangkan kemampuan intelektualnya sesuai dengan perkembangan intelektual anak
2. Kajian Pustaka
2.1.
Konsep Pendekatan Kontekstual
Model pebelajaran pada dasarnya dangat beragam dan salah satunya adalaha model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran kontekstual menekankan keterlibatan siswa secara maksimal
yaitu menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari Menurut Hull dan Sounders Komalasari, 2010:6 mengatakan bahwa:
Dalam pembelajaran CTL
Contexstual Taching Learning,
peserta didik menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis di dalam konteks
dunia nyata. Peserta didik menginternalisasi konsep melalui penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Pemebelajaran kontekstual menghendaki kerja dalam sebuah tim, baik di
kelas, laboratorium, tempat kerja maupun bank. Pembelajaran kontekstual menurut guru mendesain lingkungan belajar merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Sementara Johnson Sadirman, 2011:222 mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah bahwa peserta didik menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk
menemukan makna. Sedangkan, menurut Depdiknas Kesuma, 2010:58
Contextual Teaching and Learning
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata dan mendorong siswa membantu hubungan anatara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan beberapa definisi pembelajaran kontekstual tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konekstual adalah model pembelajaran yang mengaitkan materi dengan dunia nyata
siswa sekaligus mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk yang penting, yaitu mengaitkan
relating
, mengalami
experiencing
, menerapkan
applying
, bekerjasama
cooperating
dan mentransfer
transferring
. 2.2.
Metode Demonstrasi
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, metode artinya cara yang telah diatur dan terpikir baik- baikuntuk
mencapai suatu
maksud. Poerwodarminto,2005:767
Slameto2010:82 mengemukakan, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2010:46, metode adalah suatu cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari beberapa pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang telah diatur dan terpikir dengan baik
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan masalah teridentifikasi peneliti melakukan berbagai rencana perbaikan demi meningkatkan proses pembelajaran kearah yang lebih berkualitas, yaitu :