Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan

106 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

6. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada DP2M Dikti Kopertis Wilayah 3 yang telah mendanai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Djaali, 2008. Psikologi Pendidikan . Jakarta : Rineka Cipta Insriani, H. 2011. Pembelajaran Sosiologi yang Menggugah Minat Siswa . Jurnal Komunitas Vol. 3 1 : 92-102. Nizarwati, dkk. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme untuk Mengajarkan Konsep Perbandingan Trigonometri Siswa Kelas X SMA . Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 61 : 58-62. Rudiyanto, M.S. Waluya, S.B. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Volume Benda Putar Berbasis Teknologi dengan Strategi Konstruktivisme Student Active Learning Berbantuan CD Interaktif Kelas XII . Jurnal Matematika Kreatif Vol. 1. Suhardiyanto, A. 2009. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Konstruktivistik. Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan Vol. 38 1. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta Syah, Muhibbin. 2008. Psykologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . Bandung : Remaja Rosdakarya. Tangkas, I.M., 2012. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMAN 3 Amlapura . Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha Vol. 2 1. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik . Jakarta : Prestasi Pustaka. Wahyudin, dkk. 2010. Efektivitas Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunaka n Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa . Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6 1 : 58 - 62. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 107 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE KUMON DENGAN METODE KUANTUM Jaka Wijaya Kusumah Jurusan Pendidikan Matematika, STIE Bina Bangsa jakawijayakgmail.com ABSTRAK Pembelajaran matematika akan terasa efektif apabila guru mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa dalam meningkatkan kemampuan matematiknya. Tujuan dalam penelitian ini adalah menelaah hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode kumon dibandingkan dengan yang menggunakan metode kuantum. Penelitian dilakukan pada siswa SMPN kelas VII di Tirtayasa dengan bentuk penelitian eksperimen. Berdasarkan hasil analisis penelitian diketahui bahwa hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode kumon lebih baik daripada yang menggunakan metode kuantum. Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Metode Kumon, Kuantum.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya sebagian besar siswa mengeluh terhadap pelajaran matematika, dikarenakan adanya anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, membosankan dan tidak menarik. Hal ini menyebabkan berkurangnya minat belajar matematika. Tetapi ada juga siswa yang menyenangi Matematika karena permainannya atau karena keindahan gambar atau angka-angka yang ada.Kita sebagai Guru harus tetap berupaya dengan berbagai cara untuk menumbuhkan minat belajar pada siswa dengan menggunakan metode yang berbeda-beda ditiap Pokok Materinya. Kenyataan hal di atas sangat beralasan, karena berdasarkan perolehan Skor Nilai UN Ujian Nasional tingkat SMP, pada umumnya diketahui jumlah Skor Nilai UN berkisar antara 25.00 sampai dengan 32.00. Khususnya di SMP Negeri 1 Tirtayasa Kabupaten Serang Banten, Skor UN yang diperoleh diantaranya sebagai berikut : a Tahun Pelajaran 20072008 yaitu : 28.31 dan pelajaran Matematika rata-rata nilainya 4.81 b Tahun Pelajaran 20082009 yaitu : 29.01 dan pelajaran Matematika rata-rata nilainya 4.72 Selain Motivasi belajar, hal lain yang merupakan faktor dari dalam siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kemampuan berpikir, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, keluarga yang mempengaruhi jiwanya dan faktor fisik siswa. Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap siswa, karena menurut Suryabrata 1990 : ―Belajar adalah membawa suatu perubahan, perubahan itu terjadi karena diusahakan dan akan didapatkannya kecakapan baru “. Sedangkan faktor yang berasal dari luar siswa antara lain : Guru, Teman Sebaya, Keluarga, Masyarakat dan Lingkungan Belajar. Namun demikian hasil belajar masih tetap bergantung pada faktor luar atau faktor lingkungan. Artinya ada faktor di luar dirinya yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar yang dikehendaki. Salah satu faktor luar yang mempengaruhi adalah Guru. Guru merupakan salah satu factor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses belajar. Oleh karena itu Guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar, Metode-metode yang akan digunakan, disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Menurut Djumhur Farid, 2010 : ―Guru harus mampu menciptakan suatu situasi dan kondisi belajar yang sebaik-baiknya ” 108 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Sementara itu, pembelajaran matematika akan terasa efektif apabila guru mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa. Kreativitas kebiasaan belajar keras, mandiri, jujur, disiplin, dan memiliki sikap sosial yang baik serta berbagai keterampilan yang diperlukan dalam hidup bermasyarakat merupakan potensi siswa yang harus dikembangkan oleh guru. Seperti yang dikatakan Jaworski 1994, Ebbut dan Starker 1995 Depdiknas, 2005 bahwa potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal, asumsi tentang karakteristik subjek didik dan implikasi terhadap pembelajaran matematika diberikan sebagai berikut: murid akan mempelajari matematika jika mereka mempunyai motivasi dengan cara sendiri, melalui kerja dengan temannya, dan memerlukan kontek yang berbeda-beda. Metode kuantum menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar guru lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Dengan menggunakan metode Kuantum, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa. Metode Kuantum adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, adanya interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar dan berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka belajar. Selanjutnya metode kumon adalah metode belajar perseorangan. Langkah pertama untuk setiap siswa kumon ditentukan secara perseorangan dengan cara memberi soal yang paling mudah. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah dengan lembar kerja yang didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya. Metode tersebut di atas memiliki kelebihan masing-masing, untuk itu dalam penelitian ini akan mengkaji mengenai perbandingan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode kumon dengan metode kuantum. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang muncul dalam tulisan ini adalah apakah hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode kumon lebih baik daripada yang menggunakan metode kuantum? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode kumon dibandingkan dengan yang menggunakan metode kuantum?

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat member masukan: a Bagi Sekolah : Sebagai masukan yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. b Bagi Guru : Memberikan alternative yang efektif dalam pemilihan Metode yang tepat guna meningkatkan hasil belajar siswa dari hasil belajar siswa sebelumnya. c Bagi Siswa : Meningkatkan semangat belajar siswa karena siswa dapat belajar aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran Matematika.