Pendekatan Kontekstual Kajian Teoritis dan Pemahasan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 479 pahamnya siswa dalam menerima materi yang dikaitkan dengan tujuan serta fungsi materi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan: 1 ketika pembelajaran berlangsung siswa kurang memahami serta tidak dapat menyampaikan idegagasannya karena kesempatan yang diberikan kepada siswa dalam menyampaikan idegagasan masih kurang. 2 ketidakmampuan siswa dalam memahami secara konsep dan hanya mampu menyelesaikan soal-soal dengan cara penyelesaian yang diajarkan oleh guru sehingga kurang mampu untuk mencari alternatif penyelesaian yang lain. 3 Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 4 ketika siswa diberi pertanyaan yang sedikit sulit dan mereka tidak mampu menyelesaiakannya, siswa berhenti mengerjakan soal itu. 5 Siswa tidak percaya diri ketika menyelesaikan masalah. Dalam pembelajaran matematika terkadang siswa jika diberi permasalahan oleh guru dalam bentuk soal yang mengaitkan kehidupan sehari-hari, siswa merasa kurang memahami permasalahan tentang maksud soal yang diberi sehingga mereka belum bisa mengembangkan langkah penyelesaian dengan cara yang mereka temukan sendiri dan hanya terpaku pada penyelesaian yang biasa. Selain itu, permasalahan yang diberikan guru selama ini belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai strategi ditambah dalam pembelajaran siswa sebagian besar lebih banyak pasif. Ini memperlihatkan bahwa siswa mempunyai pemahaman dan kreativitas matematik yang belum optimal serta sedikitnya motivasi terhadap pembelajaran matematik, siswa memandang pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang kurang direspon dan mata pelajaran yang ditakuti serta ketika dalam pembelajaran matematika siswa dalam keadaan cemas. Meningkatkan pemahaman serta mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika bukan hal yang mudah. Untuk itu diperlukan suatu proses pembelajaran yang mendukung siswa menjadi aktif dan kreatif serta paham terhadap materi yang diterima dan bisa mengimplemetasikan dalam kehidupan sehari-hari dan membimbing pada karakter siswa yang baik. Kurikulum 2013 mengajak kita semua untuk semangat dan optimis untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah scientific approach merupakan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah. Kemendikbud, 2013 Proses pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Meskipun ada yang mengembangkan lagi menjadi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengolah data, mengkomunikasikan, menginovasi dan mencipta. Namun, tujuan dari beberapa proses pembelajaran yang harus ada dalam pembelajaran scientific sama, yaitu menekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul ― Meningkatkan kemampuan Pemahaman dan Kreativitas serta disposisi matematik siswa SMP melalui pendekatan scientific ‖. Sebagaimana yang tersirat dalam judul dan berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah pendekatan scientific dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan berfikir kreatif matematika siswa menjadi lebih baik ?, Apakah pendekatan scientific serta adanya disposisi matematik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan berfikir kreatif matematika siswa menjadi lebih baik ? Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan kemampuan pemahaman, berfikir kreatif serta disposisi matematik pada siswa SMP. Dengan adanya makalah ini diharapkan memberi manfa‘at berupa memberdayakan guru dalam mengembangkan pemahaman serta kreativitasnya ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran agar 480 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi kegiatan pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, Memberdayakan siswa dalam mengembangkan Pemahaman serta kreativitas belajar matematika agar tujuan dari pembelajaran tercapai .

2. Kajian Teori dan Pembahasan

2.1 Pemahaman Matematik

Pemahaman matematika adalah 1. kemampuan translation menyatakan suatu persamaan menjadi grafik, menyatakan soal-soal berbentuk cerita menjadi simbol-simbol matematika dan sebaliknya, Contohnya seperti dalam soal materi segitiga gambarlah di samping ini diketahui AD = 10 cm, AE = 8 cm, EC = 16, dan EB = 15 cm , 2. kemampuan interpretasi menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah, mampu mengartikan kesamaan contohnya seperti soal apa perbedaan dan persamaan segitiga siku-siku dengan segitiga sama sisi dan sama kaki, 3 extrapolation menerapkan konsep dalam pemecahan masalah contohnya seperti soal Pak Doni memiliki sebuah kebun yang berbentuk segitiga sama sisi dengan keliling 120 meter. Tentukan panjang sisi segitiga tersebut . Skemp 1976 membedakan dua jenis pemahaman konsep, yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman instrumental sejumlah konsep diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Sebaliknya pada pemahaman relasional termuat suatu skema atau struktur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Dalam pemahaman relasional, sifat pemakaianya lebih bermakna. Ruseffendi, 1988:221 menyatakan bahwa ada 3 macam pemahaman: pengubahan translation , pemberian arti interpretation , dan pembuatan ekstrapolasi extrapolation . Implementasi pengertian tersebut dalam matematika bisa dicontohkan sebagai berikut : pengubahan translation , misalnya mampu mengubah soal berbentuk kata-kata menjadi bentuk simbol atau sebaliknya, mampu menyebutkan variabel-variabel yang diketahui dan ditanyakan; pemberian arti interpretation, misalnya mampu menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal, mampu mengartikan suatu kesamaan; ekstrapolasi extrapolation , misalnya mampu menerapkan konsep-konsep dalam perhitungan matematis, mampu memperkirakan kecenderungan suatu diagram. 2.2 Kemampuan Berfikir Kreatif Poerwadarminta Syukur, 2004: 10, mengartikan berpikir sebagai penggunaan akal budi manusia untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu. Sedangkan Liputo 1996 berpendapat bahwa berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam berpikir adalah memahami, mengambil keputusan, merencanakan, memecahkan masalah dan menilai tindakan. Dari kedua pendapat diatas, tampak bahwa kata berpikir mengacu pada kegiatan akal yang disadari dan terarah. Terdapat bermacam-macam cara berpikir, diantaranya berpikir vertikal, lateral, kritis, analitis, kreatif dan strategis. Tetapi pada penelitian ini akan difokuskan pada berpikir kreatif. Menurut Hariman Huda, 2011, berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau pemikiran yang baru. Pendapat lain dari Pehkonen Huda,2011, beliau memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. Maksud berpikir divergen sendiri adalah memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang sama. Sementara itu Munandar Huda,2011 menjelaskan pengertian berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Pengertian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu