Disposisi Matematik Studi Literatur

384 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi kontinu , sehingga ditemukan kombinasi yang ―benar‖ atau sampai seseorang itu menyerah. Jadi, berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan menciptakan hubungan-hubungan tersendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya. Pada studi TIMMS terungkap bahwa siswa Indonesia lemah dalam menyelesaikan soal -soal tidak rutin yang berkaitan dengan jastifikasi atau pembuktian, pemecahan masalah yang memerlukan penalaran matematika, menemukan generalisasi atau konjektur, dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang diberikan. Sedang dalam studi PISA, siswa Indonesia lemah dalam menyelesaikan soal-soal yang difokuskan pada mathematics literacy yang ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam menggunakan matematika yang mereka pelajari untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari -hari. Berdasarkan fakta di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif siswa pada umumnya masih rendah Noer,2009. Pada dasarnya kesulitan belajar siswa pada matematika bukan karena kebodohan siswa atau ketidakmampuannya dalam belajar, tetapi terdapat kondisi-kondisi tertentu yang membuatnya tidak siap untuk belajar. Indikator kesulitan belajar siswa pada matematika terlihat ketika siswa melakukan kesalahan saat melakukan proses pemecahan soal -soal matematika. Soedjadi, Nisa, 2010 mengatakan bahwa kesulitan merupakan penyebab terjadinya kesalahan. Oleh karena itu, untuk menciptakan dan mempersiapkan pembelajaran matematika yang efektif dan efisien, para guru haruslah dapat mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada saat melakukan pemecahan masalah matematika kemudian berusaha memberikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Kesalahan siswa perlu adanya analisis untuk mengetahui kesalahan apa saja yang banyak dilakukan dan mengapa kesalahan tersebut dilakukan siswa. Melalui analisis kesalahan akan diperoleh bentuk dan penyebab kesalahan siswa, sehingga guru dapat memberikan jenis bantuan kepada siswa. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengajaran dalam usaha meningkatkan kegiatan belajar dan mengajar.adanya peningkatan kegiatan belajar dan mengajar diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar atau prestasi belajar siswa Sahriah,dkk ,2010. Salah satu bentuk pendekatan dalam pembelajaran adalah pendekatan secara langsung yang merupakan pendekatan yang paling umum dilakukan oleh kalangan pendidik. Pendekatan ini memungkinkan kegiatan siswa cenderung pasif dengan hanya mendengarkan penjelasan, mencatat informasi dan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru tanpa adanya proses pembentukan konsep oleh siswa itu sendiri. Akibat dari hal tersebut maka siswa cenderung menghafal materi atau konsep sekedar untuk bisa mengerjakan soal-soal saja. Hal ini berdampak pada tidak adanya kebebasan siswa untuk berfikir dan kurangnya kesempatan bagi siswa untuk menggali informasi dan konsep yang dimilikinya, sehingga konsep yang diperoleh bukan merupakan hasil pengetahuan yang dibentuk oleh siswa sendiri. Untuk menutupi kekurangan pada pendekatan langsung, maka digunakan pendekatan tak langsung. Pada pendekatan tak langsung, kompetensi siswa lebih difokuskan untuk kegiatan dalam proses menemukan konsep, guru hanya sebagai fasil itator dan pengelola kelas agar suasana belajar tetap terjaga secara kondusif. Suasana kelas yang ditimbulkan pada pendekatan tidak langsung akan cenderung aktif, dinamis karena siswa merupakan pusat belajar dan tidak menunggu perintah guru. Dengan suasana belajar pada pendekatan ini diharapkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa akan tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan Peterson dan Fennema Suryadi, 2005 bahwa aktivitas yang ditimbulkan pada pendekatan langsung cenderung akan mengaktifkan kemampuan berpikir tingkat rendah, sedangkan aktivitas belajar yang melalui pendekatan tidak langsung cenderung akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hal di atas maka perlu Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 385 dilakukan upaya untuk menggabungkan dua pendekatan di atas. Basden dkk Suryadi, 2005 mengatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, guru dapat menggunakan pendekatan yang bervariasi dimulai dari pemberian sedikit informasi secara langsung sampai diubah menjadi pendekatan tak langsung yang menjadi kan siswa sebagai agen pembelajar. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi dan dirumuskan yaitu : ―Bagaimanakah kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa pada materi Integral melalui pembelajaran langsung- tak langsung?‖

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: a. Mendeskripsikan hasil pengamatan secara komprehensif tentang beberapa jenis kesalahan yang sering dijumpai siswa khususnya dalam pokok bahasan integral b. Memberikan gambaran pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa khususnya dalam pokok bahasan integral dengan pembelajaran langsung-tak langsung. c. Memberikan suatu kesimpulan yang bermanfaat bagi calon guru, guru, dosen, atau insan pendidikan lainnya dalam upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa khususnya, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM pada umumnya.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan dihasilkan suatu model pembelajaran matematika yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa khususnya pada pokok bahasan integral. Dengan demikian hal ini merupakan sumbangan berharga bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan matematika khususnya dan kualitas SDM umumnya dalam menjawab tuntutan masa depan.

2. Metode Penelitian

2.1. Jenis-Jenis Kesalahan

Konsep Dalam menyelesaikan soal matematika siswa sering melakukan kesalahan. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa beraneka ragam dan sangat kompleks tergantung kepada pengetahuan individu siswa tersebut. Kesalahan merupakan bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan dari sesuatu yang diharapkan. Sukirman Nisa, 2003 mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada setiap aspek penguasaan bahan ajar matematika. Kesalahan yang diidentifikasi antara lain: Kesalahan konsep, yaitu kesalahan yang berkaitan dalam penggunaan konsep-konsep yang digunakan dalam materi, kesalahan prinsip, yaitu kesalahan yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih objek matematika, kesalahan operasi, yaitu kesalahan dalam melakukan perhitungan. Salah satu materi matematika yang sulit dikuasai oleh sebagian besar siswa adalah integral. Integral merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang diajarkan ditingkat SLTA dan perguruan tinggi dalam mata kuliah kalkulus. Untuk dapat menguasai materi integral dengan sempurna, diperlukan pemahaman konsep serta kemampuan mengabstraksi dan bernalar yang cukup bagus. Sebab materi integral berisi cukup banyak rumus, konsep dan aplikasi integral. Aplikasi integral yang diperkenalkan di tingkat SLTA antara lain menghitung luas daerah di bawah kurva dan menghitung volume benda putar. Umumnya materi integral ini diajarkan setelah siswa menyelesaikan materi prasaratnya, yaitu materi Limit dan Diferensial. Selain kedua materi tersebut, banyak materi lain yang juga merupakan dasar dan terkait langsung dengan operasi-operasi dalam integral. Materi tersebut antara