66
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
Sebaliknya, coba kita cermati: 112 dengan 113 lebih besar mana? yang pastinya bilangan sebelah kanan akan lebih besar sehingga, semakin kecil nilai pembagi maka nilai sebuah pecahan
akan menjadi lebih besar hingga pada akhiranya: 10 = tak terdefinisi, apa artinya? kembali lagi dari konsep sebelumnya. Nilai yang terkandung pada kondisi tersebut jika seseorang merasa tak
punya daya dan upaya di hadapan Alloh, selalu berserah diri pada Alloh yang dalam hal ini
dilambangkan dengan ―0″ maka insya Alloh akan bernilai tak ternilai di hadapan Alloh. dalam hal ini yang ingin saya tekankan adalah betapapun berkuasanya kiat, sepintar apapun kita dan sekaya
apapun kita itu semua tidak lepas dari kekuasaan Alloh la haula walaquwwata illa billahil ―aliyyil ―adzimmm. Marilah kita bersama-sama berlomba untuk MENGENOLKAN diri dihadapan Alloh
dan selalu bertawakal kepada Alloh. Hal tersebut sesuai dengan firman Alloh. ……….Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada -Nya. QS. Ali Imron: 155
d. Memahami Konsep Kejujuran dengan Konsep Perkalian
Sering kita dengar bahwa alam semesta ini berjalan sesuai dengan sunnatulloh ataupun hukum- hukum Alloh. Dalam matematika sendiri banyak hukum-hukum yang kia sebut dengan postulat,
teorema, lemma corollary yang harus dipatuhi dan bersifat mengikat dan memaksa. Apabila tidak maka akan menyalahi aturan-aturan sehingga kesimpulan akan salah. Sehingga, dalam menjalani
hidup aturan-aturan Alloh harus kita laksanakan sebagai upaya simbol kepatuhan kita pada yang Maha memberi kehidupan di alam jagad raya ini.
Disamping itu, tentunya aturan-aturan itu juga harus kita maknai sebagai upaya pendekatan diri kita kepaada Alloh. Seperti contoh terdapat aturan Alloh bahawa kita sebagai manusia harus
berperilaku jujur, dalam konsep matematika itu sendiri prinsip kejujuran dapat kita liat pada konsep perkalian:
+ + = +, mengandung makna jika ada suatu kebenaran dan kita katakan benar maka kita adalah golongan orang-orang yang benar
+ - = - , mengandung makna jika ada sebuah kebenaran dan kita mengatakannya slah maka kita merupakan golongan orang yang salah
- + = - , apa artinya sesuatu yang salah kita katakan benar kitapun menjadi orang yang sala - - = +, mengandung arti sesuatu yang salah kita katakan salah maka insya Alloh kita termasuk
golongan orang2 yang berjalan di atas kebenaran Artinya
yang hak harus kita katakan hak...dan yang batil harus kita katakan batil
Mungkin begitu sedikit arti matematika tentang kehidupan. yang ingin saya tekankan disini bahwa ternyata matematika juga mengajarkan konsep KEJUJURAN dalam artian yang hak harus kita
katakan hak dan yang batil juga harus kita katakan batil sehingga kita termasuk golongan orang2 yang menyeru pada kebenaran.
e.
Memahami Kesatuan Umat Manusia dengan Konsep Sistem Persamaan Linier
Kesatuan umat diibaratkan adanya persamaan-persamaan dalah hal membangun ummat. Dalam matematika sebuah Persamaan akan muncul ketika terdapat sebuah solusi sehingga ketika
dimasukan ke dalam sebuah sistem persamaan tersebut. sebagai contoh 2x = 10, x=5 adalah solusi dari sebuah persamaan diatas. Bagaimana ketika terdapat dua buah persamaan yang berbeda. Maka
dalam matematika dikenal dengan prinsip ―Eliminasi‖ ataupun ―Substitusi‖. Dalam hal ini perbedaan-berbedaan hanya dapat disatukan dengan cara mengeliminasi keegoisan pada diri kita
masing-masing dan saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Alloh berfiraman dalam Surat Al Mukminun: 52-53
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
67 “Sesungguhnya agama tauhid ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan AKU adalah
Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada KU, kemudian mereka pengikutpengikut rasul itu menjadikan agama mereka terpecah belah. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa ya ng
ada pada diri mereka masing-
masing ”. Dengan mengambil hikmah dari prinsip eliminasi dan substitusi tentunya persatuan dan kesatuan
umat islam akan lebih kokoh dengan meninggalakan suku, ras golongan akan tetapi tetap saling mendukung dan saling mengisi demi kejayaan ummat islam.
5. Kesimpulan
Setiap pembelajaran hendaknya memberi manfaat kepada siswa baik secara koqnitif, afektif dan psikomotor serta dapat memberikan nilai-nilai luhur untuk membentuk sebuah karakter bangsa.
Pengintegrasian konsep matematika dengan nilai-nilai keislaman sangat penting diterapkan sebagai cara pembentukan karakter bangsa. Sehingga, perlu dikembangkan secara terus menerus analisa
materi matematika dengan mengaitkan ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang merupakan sumber dari segala sumber ilmu yang dapat diambil khikmah dan pelajaranya oleh
setiap manusia melalui matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Wiradisuria, Sambas. 2011.
The Road to Happiness.
Depok: PT. Khanza Mimbar Plus. Hernadi, Julan.
2008
.
Metode Pembuktian Matematika.
UNSRI:
Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, No. 1, Januari 2008
Suparni, 2011.
Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan dengan Pembelajaran Matematika.
Makalah disajikan pada Diskusi Ilmiah Fakultas sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ruseffendi, E.T.
Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensi Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA
, Bandung : Tarsito. Fathani, Abdul Halim. 2009.
Matematika Hakikat Logika.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hamalik, Oemar.2010.
Proses Belajar mengajar.
Jakarta: PT Bumi Aksara __________. 2003.
UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
. Deprtemen Pendidikan . Jakarta.
68
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MELALUI PEMBELAJARAN PENCAPAIAN
KONSEP
Julita
SMA Negeri 10 Kota Bogor
julita33yahoo.co.id
ABSTRAK
Pembelajaran pencapaian konsep dirancang bukan hanya untuk mengembangkan berfikir induktif, tetapi juga untuk menganalisis dan mengajarkan konsep serta membantu peserta didik
lebih efektif mempelajari konsep. Tujuan utama pembelajaran pencapaian konsep adalah membangun dan mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis peserta
didik. Kemampuan berpikir kritis matematik dapat dikembangkan melalui pembelajaran pencapaian konsep, karena tahapan dalam pembelajaran ini membangun strategi berpikir
induktif dan deduktif peserta didik. Strategi berpikir induktif dan deduktif ini termasuk dalam indikator berpikir kritis.
Kata Kunci: Berpikir Kritis Matematik, Pembelajaran Pencapaian Konsep
1. Pendahuluan
Matematika sebagai ilmu universal sangat berperan terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, serta berperan dalam memajukan kemampuan berpikir manusia. Mengingat hal ini, maka
matematika dipandang penting untuk dikuasai peserta didik disetiap jenjang pendidikan agar mampu menghadapi tantangan hidup masa kini dan masa yang akan datang. Peserta didik harus
mampu mengambil keputusan dan melakukan suatu tindakan dalam aktivitas hidupnya, sehingga perlu dilatih kemampuan berpikirnya. Salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis, karena
proses berpikir kritis bertujuan untuk membuat keputusan yang rasional terhadap apa yang diyakini dan apa yang dilakukan Ennis, 1996: xvii.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik Haryani, 2012. Hal ini disebabkan cara berpikir yang dikembangkan
dalam matematika menggunakan kaidah-kaidah penalaran yang konsisten dan akurat, sehingga dapat digunakan sebagai alat berpikir efektif untuk memandang berbagai permasalahan termasuk di
luar matematika sendiri Suryadi, 2012. Begitu pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematik, sehingga menjadi salah
satu tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru diharapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat melatih dan membimbing peserta didik berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan
masalah, sehingga dapat membiasakan berpikir
habbits of mind
Permendikbud No. 59, 2014. Sejumlah ahli menyimpulkan bahwa manusia tidak memiliki kemampuan alamiah untuk berpikir
secara kritis Eggen Kauchak, 2012. Kemampuan berpikir kritis pada siswa perlu mendapatkan dorongan atau motivasi dari guru ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa pembelajaran matematika masih berlangsung secara tradisional, yaitu: pembelajaran yang berpusat pada guru dengan aktivitas pembelajaran lebih
didominasi oleh guru, dalam proses pembelajaran siswa lebih bersikap pasif, pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat ekspositori, dan latihan soal yang diberikan bersifat rutin
Suryadi, 2012. Fakta membuktikan bahwa pembelajaran dengan cara tradisional tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara optimal Sabandar, 2008. Proses
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
69 pembelajaran akan efektif, jika peserta didik secara aktif membangun pengetahuannya dengan
berpikir kritis tentang topik yang dipelajarinya. Peserta didik tidak hanya sebagai penerima informasi yang pasif, sehingga belajar akan menjadi lebih bermakna.
Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematik adalah melalui pembelajaran yang menekankan pada pemahaman dan penguasaan konsep dengan melatih peserta
didik belajar aktif menguji hipotesis, yaitu pembelajaran pencapaian konsep
concept attainment
. Hal ini disebabkan, pembelajaran pencapaian konsep lebih memfokuskan pada pengembangan
kemampuan berpikir kritis peserta didik, terutama dalam merumuskan dan menguji hipotesis. Selain itu, pembelajaran pencapaian konsep dirancang untuk memahami mempelajari suatu
konsep secara tepat dan efisien Joyce, Weil, Calhoun, 2009.
2. Berpikir Kritis Matematik
Berpikir merupakan kegiatan memanipulasi dan mentransformasi informasi dalam memori. Kegiatan berpikir memiliki tujuan untuk membentuk konsep, menalar, berpikir kritis, membuat
keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah Santrock, 2009. Kegiatan berpikir seperti ini merupakan kegiatan yang dilakukan dalam matematika atau dikenal dengan berpikir matematik.
Menurut Sumarmo 2006, berpikir matematik
mathematical thinking
berarti kegiatan dalam otak yang tidak dapat diamati prosesnya, tetapi dapat dianalisis hasil kegiatannya.
Salah satu tujuan kegiatan berpikir adalah berpikir kritis. Ennis 1996 berpendapat, berpikir kritis adalah berpikir logis dan reflektif yang bertujuan untuk membuat keputusan yang rasional dan
diyakini kebenarannya. Berpikir logis berarti memiliki keyakinan yang didukung oleh bukti yang cukup dan relevan. Sedangkan reflektif berarti mempertimbangkan dengan matang segala
keputusan yang diambil. Hal ini berarti, berpikir kritis menuntut penggunaan berbagai strategi untuk mengambil keputusan sebagai dasar suatu tindakan. Sejalan dengan pendapat ini, Santrok
2009 menyatakan bahwa berpikir kritis meliputi berpikir secara reflektif dan produktif, serta mengevaluasi bukti. Sedangkan Eggen Kauchak 2012 mendefinisikan berpikir kritis sebagai
kemampuan membuat dan menilai suatu kesimpulan yang berdasarkan bukti. Terdapat enam unsur dasar dalam berpikir kritis dan dikenal dengan singkatan FRISCO Ennis,
1996 yang diuraikan sebagai berikut: 1
Focus
fokus . Fokus terhadap permasalahan yang ada
sebelum mengambil keputusan yang meyakinkan. 2
Reason
alasan. Memberikan alasan yang rasional terhadap suatu putusan yang diambil. 3
Inference
kesimpulan. Membuat kesimpulan berdasarkan bukti yang meyakinkan dengan cara mengidentifikasi asumsi dan mencari alternatif
pemecahan, serta mempertimbangkan situasi dan bukti. 4
Situation
situasi. Memahami situasi atau keadaan dengan memperjelas permasalahan dan mencari kunci permasalahan tersebut. 5
Clarity
kejelasan. Menjelaskan arti dari istilah-istilah yang digunakan. 6
Overview
memeriksa kembali. Melakukan pemeriksaan kembali secara menyeluruh keputusan yang sudah diambil.
Ennis dalam Costa 1985 mengidentifikasi dua belas indikator berpikir kritis yang dibagi dalam lima kelompok kegiatan, yaitu: 1 memberi penjelasan sederhana
elementary clarification
. Indikatornya: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab
pertanyaan; 2 membangun keterampilan dasar
basic support
. Indikatornya: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi; 3 menyimpulkan
inference
. Indikatornya: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan hasil
pertimbangan; 4 membuat penjelasan lebih lanjut
anvanced clarification
. Indikatornya: mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, mengidentifikasi asumsi-asumsi; dan
5 menerapkan strategi dan taktik
strategies and tactics
. Indikatornya: menentukan suatu tindakan, berinteraksi dengan orang lain.