120
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
CONNECTING
,
REFLECTING
,
ORGANIZING
, AND
EXTENDING
CORE DALAM PENCAPAIAN DAN PENINGKATAN
SELF- REGULATED LEARNING
SRL SISWA
Yumiati
Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Terbuka
yumiatisgmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran CORE dalam pencapaian dan peningkatan SRL siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan penelitian kuasi
eksperimen dengan desain pretes-postes
non equivalent group
. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 30 Kota Jakarta Utara. Pencapaian SRL dilihat dari skor skala SRL di awal
pembelajaran, dan peningkatan SRL dilihat dari skor N-
gain
SRL. Hasil yang diperoleh sebagai berikut. 1 Pembelajaran CORE lebih efektif dalam pencapaian dan peningkatan SRL
siswa dibandingkan pembelajaran konvensional; dan 2 Peningkatan SRL siswa kelompok pembelajaran CORE sebesar 0,11 memiliki kategori rendah dan peningkatan SRL siswa
kelompok pembelajaran konvensional sebesar -0,02 berkategori sangat rendah.
Kata Kunci: Pembelajaran CORE,
Self-Regulated Learning
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika tidak hanya dimaksudkan untuk mengembangkan aspek kognitif, melainkan juga aspek afektif, seperti
Self
-
Regulated Learning
SRL. Bandura Sumarmo, 2004 mengemukakan bahwa SRL adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang strategi belajar
efektif dan bagaimana serta kapan menggunakan pengetahuan itu. Strategi belajar efektif digunakan untuk mencapai tujuan belajar dengan cara dan waktu yang tepat. Wolters, Pintrich, dan
Karabenich 2003 menjelaskan bahwa SRL adalah proses aktif siswa dalam mengkonstruksi dan menetapkan tujuan belajarnya dan kemudian mencoba untuk memonitor, mengatur, dan
mengontrol kognisi; motivasi, dan perilakunya berdasarkan tujuan belajar yang telah ditetapkan dalam konteks lingkungannya. Proses aktif dan konstruktif dari suatu SRL berkaitan pula dengan
inisiatif belajar, mendiagnosis kebutuhan belajar, menetapkan tujuan belajar, mengatur dan mengontrol kebutuhan belajar, motivasi dan perilaku, memandang kesulitan sebagai tantangan,
mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang relevan, memilih dan menerapkan strategi belajar, mengevaluasi proses dan hasil belajar, serta konsep diri Tandilling, 2011.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki SRL yang baik. Sumarno 2012 yang mendefinisikan SRL
dengan kemandirian belajar mengatakan bahwa salah satu sikap yang perlu dimiliki siswa agar mampu bersaing dalam era informasi dan tekhnologi yang semakin pesat adalah sikap kemandirian
belajar. SRL merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar matematika siswa.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa SRL mempunyai pengaruh positif terhadap pembelajaran dan pencapaian hasil belajar. Darr dan Fisher 2004 serta Pintrich dan Groot Izzati,
2012 mengungkapkan bahwa SRL berkorelasi kuat dengan kesuksesan seorang siswa. Hargis Sumarmo, 2004 juga menemukan bahwa individu yang memiliki SRL yang tinggi cenderung
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
121 belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif;
menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya; mengatur belajar dan waktu secara efisien, dan memperoleh skor yang tinggi dalam sains.
Pentingnya SRL dimiliki bagi seseorang untuk menghadapi kehidupan yang semakin penuh tantangan, dan adanya pengaruh positif dari SRL terhadap keberhasilan belajar siswa, maka perlu
dikembangkan suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan atau meningkatkan SRL siswa. De Corte,
et al
. Darr dan Fisher, 2004 menyatakan bahwa SRL dapat dikembangkan dalam pembelajaran, melalui: 1 tugas-tugas yang menantang; 2 variasi dalam metode pembelajaran
meliputi: latihan terbimbing, bekerja dalam kelompok kecil dan klasikal; dan 3 menciptakan ruang kelas yang membantu perkembangan disposisi positif terhadap pembelajaran matematika.
Montalvo dan Maria 2004 menyatakan bahwa model-model pembelajaran untuk mengembangkan SRL siswa menekankan pada pentingnya refleksi diri dan memberikan kesempatan siswa membuat
generalisasi. Salah satu model pembelajaran yang memiliki ciri-ciri seperti yang diungkapkan oleh De Corte,
et al
. Darr dan Fisher, 2004 serta Montalvo dan Maria 2004 adalah pembelajaran
Connecting
,
Organizing
,
Reflecting
, dan
Extending
CORE. Menurut Curwen,
et.al
, 2010, pembelajaran ini menggabungkan empat unsur penting konstruktivisme, yaitu menghubungkan
connect
ke pengetahuan siswa sebelumnya, mengatur
organize
materi baru bagi siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi
reflect
secara strategi, dan memberikan kesempatan siswa untuk memperluas
extend
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka membangun pengetahuan baru yang dilakukan secara individu atau berkelompok. Ketika
siswa menemui jalan buntu atau terjadi perbedaan pendapat di antara kelompok, guru akan membantu siswa melalui
scaffolding.
Suasana pembelajaran dengan ciri-ciri tersebut sangat dimungkinkan untuk mengarahkan siswa agar dapat melaksanakan pembelajaran matematika yang
pada gilirannya siswa akan memiliki SRL yang baik. Makalah ini menyajikan hasil penelitian yang bertujuan untuk melihat efektivitas pembelajaran
CORE dalam pencapaian dan peningkatan SRL siswa. Definisi SRL yang digunakan adalah SRL sebagai proses aktif siswa dalam mengatur belajarnya sendiri yang meliputi kegiatan: menetapkan
tujuan belajar matematika, menumbuhkan motivasi, menggunakan strategi, mengatur dan memonitor belajar, dan mengevaluasi kemajuan belajar matematika. Menetapkan tujuan adalah
menetapkan sesuatu yang ingin dicapai dalam belajar matematika dan menganalisis tugas belajar. Motivasi adalah ketertarikan terhadap matematika, dorongan yang membuat siswa belajar, dan
keyakinan akan pentingnya matematika. Menggunakan strategi belajar adalah mendiagnosis kebutuhan belajar dan cara siswa dalam belajar. Mengatur dan memonitor adalah mengelola waktu
belajar dan mengontrol kesesuaian belajar dengan tujuan. Evaluasi adalah melihat kembali kegiatan belajar yang telah dilakukan, menilai kemajuan belajar, dan melihat ketercapaian tujuan belajar.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes
non equivalent group
dimana kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara random Sugiyono, 2011. Ada dua kelompok kelas yaitu kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran CORE dan kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran CORE adalah pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
membentuk pengetahuan baru melalui langkah-langkah: 1
Connecting
; 2
Organizing
; 3
Reflecting
; dan 4
Extending
. Sementara itu, pembelajaran konvensional atau pembelajaran klasikal adalah model pembelajaran yang biasa dilakukan guru sehari-hari yang diawali dengan guru
menjelaskan materi pelajaran, memberi contoh soal dan cara menyelesaikannya, memberi kesempatan bertanya kepada siswa, kemudian guru memberi soal untuk dikerjakan siswa sebagai
latihan
drill
.