30
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
6. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi KBMTT siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan Kontekstual PK lebih baik dari pada KBMTT siswa yang menggunakan pendekatan konvensional dilihat dari level sekolah dan tingkat kemampuan awal
siswa TKAS 2.
Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan peringkat sekolah terhadap kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi.
3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan klasifikasi tingkat kemampuan
awal siswa TKAS terhadap kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa.
6.2. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, selanjutnya dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1.
Pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual hendaknya dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan guru-guru di sekolah terutama untuk siswa sekolah
peringkat tinggi dan sedang atau siswa dengan TKAS tinggi, sedang dan kurang dalam pembelajaran topik-topik tertentu terutama topik-topik baru yang berkaitan dengan topik-
topik sebelumnya yang sudah dipelajari siswa, sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna.
2. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya diteliti penggunaan pendekatan Kontektual yang
diaplikasikan dengan program-program komputer dengan penyajian gambar yang lebih menarik perhatian siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan 2006.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SMAMA
. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hosnan, M. 2014.
Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor : Ghalia
Ibrahim, M. dan Nur. 2004.
Pembelajaran Berbasis Masalah
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Ratnaningsih, N. 2007.
Pengaruh Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas
. Disertasi. UPI Bandung : Tidak Dipublikasikan.
Sabandar, J. 2005.
Pertanyaan Tantangan dalam Memunculkan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran Matematika
. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional, FPMIPA UPI, 20 Oktober.
Sumarmo, U. 1993.
Peranan Kemampuan Logik dan Kegiatan Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa SMA di Kodya Bandung
. Laporan Penelitian. IKIP Bandung : Tidak Dipublikasikan.
Sumarmo, U. 1994.
Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Guru dan Siswa SMA di Kodya Bandung
. Laporan Penelitian. IKIP Bandung : Tidak Dipublikasikan.
Sumarmo, U. dkk. 2002. Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah pada Seminar Tingkat Nasional FPMIPA UPI. Bandung :
Tidak Dipublikasikan. Sumarmo, U. 2003.
Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi pada Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu S1 melalui berbagai Pendekatan Pembelajaran.
Bandung
, Laporan Penelitian Pascasarjana UPI. Bandung : Tidak dipublikasikan. Sumarmo, U. 2005.
Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran
. Lemlit UPI : Laporan Penelitian.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
31 Suryadi, D. 2004.
Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangkaian Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP
. Disertasi. UPI Bandung : Tidak dipublikasikan.
32
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
MENGEMBANGKAN RETENSI KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Wahyu Hidayat
STKIP Siliwangi azzamwahyurock.com
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan bagian dari laporan penelitian Mengembangkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis dan Retensinya serta Kemandirian Belajar Siswa SMP
Melalui Pendekatan Kontekstual. Penelitian ini merupakan eksperimen berbentuk disain kelompok kontrol postes saja yang bertujuan menelaah peranan pendekatan pembelajaran
kontekstual terhadap retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa SMP. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan retensi kemampuan berpikir tingkat
tinggi matematis siswa SMP. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VIII Kota Cimahi, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VIII dari dua SMP yang
ditetapkan secara purposif pada SMP di Kota Cimahi dan dipilih secara acak dari kelas VIII yang ada. Kemudian dari sampel tersebut ditetapkan secara acak yang menjadi kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa: 1 Retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa SMP, yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran biasa ditinjau secara keseluruhan kedua kelas tergolong kategori cukup. 2
Retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa SMP, yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh
pembelajaran biasa berdasarkan kemampuan awal matematika siswa KAM baik, sedang, dan kurang dengan keseluruha KAM pada kedua kelas tergolong kategori cukup. 3 Terdapat efek
interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Kemampuan Awal Matematika Siswa KAM secara bersama-sama dalam menghasilkan Retensi Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Matematis siswa.
Kata Kunci:
Kontekstual, Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir dengan tidak sekedar menghapal fakta atau mengerjakan sesuatu sama seperti sesuatu yang pernah disampaikan kepada kita.
Herman 2005 mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi menggunakan pemikiran yang kompleks, non algoritmik untuk menyelesaikan suatu masalah
yang tidak dapat diprediksi, menggunakan pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada atau contoh lain.
Kenyataan di lapangan yang banyak dijumpai gaya mengajar guru yang belum maksimal sehingga hasil belajar siswa belum efisien. Hasil penelitian Shadiq 2007 mengungkapkan bahwa proses
pembelajaran di kelas kurang meningkatkan kemampuan berpikir tinggi dan kurang terkait langsung dengan kehidupan nyata sehari-hari. Selanjutnya penelitian Ratnaningsih 2007 dengan
subyek siswa SMP melaporkan hasil bahwa kemampuan matematik siswa dengan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada dengan pembelajaran konvensional. Selain itu Suryadi
2004 menunjukkan bahwa pembelajaran matematika pada umumnya masih berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir tahap rendah yang prosedural.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
33 Dalam idealisme proses pembelajaran dan fakta-fakta di atas menunjukan pentingnya siswa
memiliki kemampuan berpikir matematik dengan tingkat yang lebih tinggi yang menekankan partisipasi dan aktivitas dari pebelajar. Hal ini berarti proses belajar terjadi jika subyek secara
aktif terlibat atau melakukan kegiatan belajar. Salah satu penyebabnya rendahnya hasil belajar siswa adalah proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada
pembelajaran ini suasana kelas cenderung
Teaching Central
sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas pada umumnya guru lebih
suka menerapkan model tersebut. Sehingga perlu suatu perubahan paradigma pembelajaran yaitu orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru
Teacher Centered
beralih berpusat pada murid
Student Centered
, metodologi yang semula lebih didominasi Ekspositori berganti ke Partisipatori, dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual
berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Untuk itu guru harus
bijaksana dalam menentukan suatu model pembelajaran yang sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai
dengan tujuan yang diharapakan. Pendekatan kontekstual
Contextual Tea ching And Lea rning
merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif dan lebih
memberdayakan siswa. Pendekatan kontekstual ini menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi dan mempratekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga belajar
dengan pendekatan kontekstual bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses pengalaman itu diharapkan
perkembangan peserta didik terjadi secara menyeluruh, yang bukan hanya sisi kognitif saja, tetapi aspek Psikomotorik keterampilan siswa dan aspek afektif dalam arti tingkah laku yang
sekarang ini banyak dilupakan para pendidik dan peserta didik. Berkaitan dengan proses belajar, konsep yang dipahami secara baik oleh siswa dari pembelajaran
dapat disimpan dalam ingatan atau memori yang kemudian akan dipergunakan pada saat diperlukan. Kemampuan untuk menyimpan dalam ingatan ini dikenal sebagai retensi. Untuk itu
akan diteliti juga bagaimana pembelajaran kontekstual mempengaruhi retensi siswa. Sejalan dengan latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat judul dalam makalah ini yaitu
Mengembangkan Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Kontekstual.
1.2.
Rumusan Masalah
Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a.
Apakah retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa, yang memperoleh pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran
biasa ditinjau secara keseluruhan? b.
Apakah retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa, yang memperoleh pendekatan pembelajaran kontekstual lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran
biasa ditinjau berdasarkan Kemampuan Awal Matematika Siswa Baik, Sedang, Kurang? c.
Apakah terdapat efek interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual dan Kemampuan Awal Matematika Siswa KAM dalam menghasilkan retensi kemampuan berpikir tingkat
tinggi matematis siswa?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menelaah tentang: a.
Peranan pendekatan pembelajaran kontekstual dan kemampuan awal matematika siswa terhadap pencapaian retensi kemampuan berpikir tingkat tinggi ditinjau secara keseluruhan
dan pada tingkat kemampuan awal matematika siswa Baik, Sedang, Kurang. Selain itu berdasarkan hasil-hasil temuan akan dicari upaya mengatasi kesulitan tersebut dan upaya
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi matematis siswa selanjutnya. Demikian