Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
337 2
Membuat model matematika dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya. Misalnya :
Kolam ikan Pa Budi berbentuk persegi panjang. Keliling kolam ikan tersebut 80 meter dan panjang kolam ikan tersebut 10 meter lebih panjang dari lebarnya.
a. Susunlah model matematika dari persoalan di atas, dan tentukan ukuran panjang dan lebar
kolam ikan tersebut. b.
Jika kolam ikan tersebut dijual dengan harga Rp. 120.000,00 per meter persegi, berapakah harga jual kolam tersebut?
3 Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
Misalnya : Diketahui SPLDV berikut :
3x + y = 26 2x + 2y = 28
Buatlah suatu cerita masalah sehari-hari yang sesuai dengan SPLDV tersebut, kemudian selesaikan soal tersebut
4 Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah dipelajari.
Misalnya : Seorang pedagang menjual dua jenis ikan, yaitu ikan mas dan ikan gurame. Jika 3 kg ikan mas
dan 2 kg ikan gurame dijual, maka pedagang memperoleh uang Rp. 126.000,00. Sedangkan bila menjual 2 kg ikan mas dan 3 kg ikan gurame, maka pedagang memperoleh uang sebesar Rp.
134.000,00. a.
Susunlah model matematika dari peristiwa di atas b.
Kemukakan sebuah pertanyaan terkait cerita di atas, kemudian selesaikan jawabanmu Sedangkan untuk kemampuan pemecahan masalah matematik, ada beberapa indikator yang bisa
dikembangkan, diantaranya : 1
Mengidentifikasi unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
Misalnya : Dalam suatu kandang terdapat 50 ekor ayam, 27 ekor jantan, dan 18 diantaranya berwarna
hitam. Yang berwarna hitam seluruhnya 35 ekor. Berapa ekorkah ayam betina yang tidak berwarna hitam ?
2 Merumuskan masalah matematika menyusun model matematika.
Misalnya : Pada sebuah tempat parkir terdapat 84 kendaraan yang terdiri atas sepeda motor dan mobil.
Setelah dihitung jumlah roda seluruhnya ada 220 buah, maka : a.
Susunlah model matematika dari permasalahan di atas. b.
Jika tarip parkir untuk sepeda motor Rp 1.000 dan untuk mobil Rp 2.000, tentukan jumlah uang parkir yang dapat dikumpulkan pada hari itu
3 Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematis.
Misalnya : Ani dan Budi mempunyai uang masing-masing Rp 35.000,00. Mereka berdua pergi ke pasar
untuk membeli buah-buahan. Ani membeli 2 kg jeruk dan 3 kg salak, sedangkan Budi membeli 3 kg jeruk dan 1 kg salak. Setelah buah-buahan hasil belanjaan mereka masing-masing dibayar,
ternyata uang mereka habis seluruhnya. Bagaimana cara mereka mengetahui harga tiap kg buah- buahan yang mereka beli ? Jelaskan pendapatmu
4 Menggunakan matematik secara bermakna.
Misalnya : Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun, sedangkan lima tahun yang
lalu jumlah umur keduanya 34 tahun. Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang.
338
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan penelaahan terhadap sumber rujukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Komunikasi matematik adalah kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide-ide matematik
secara lisan, tulisan, dan mendemontrasikannya serta menggambarkannya secara visual. b.
Kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan kontekstual diharapkan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
c. Pemecahan masalah matematik adalah kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur
yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan untuk merumuskan masalah matematik.
d. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang memperoleh pembelajaran melalui
pendekatan kontekstual diharapkan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
e. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan
materi yang akan diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu kontruktivisme, penemuan sendiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan
penilaian sebenarnya.
f. Pendekatan kontekstual memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah siswa
memiliki rasa percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan lebih siap dalam menghadapi masalah-masalah di dunia luar, proses belajar mengajar terasa lebih menyenangkan dan tidak
menjenuhkan. Sedangkan kekurangannya memerlukan waktu yang cukup lama dan di kelas kecil, guru kesulitan menciptakan kelas yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, N.
2011
Kemampuan Komunikasi
Matematika
. [Online].
Tersedia :
http:noviansangpendiam.blogspot.com201104kemampuan-komunikasi: matematika.html.diakses 15 April 2014.
Afifah, L.N. 2010.
Model Pembelajaran Osborn untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa.
Bandung : Skripsi. FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan. Ahmadi, IK, Amri, S, dan Elisah, T. 2011.
Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu.
Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Herdiana. 2010.
Kemampuan Komunikasi
Matematika.
[Online]. Tersedia
: http:herdy07.wordpress.com20100527kemampuan-komunikasi-matematis. [15 April
2014]. Juhadi. 2013.
Pengaruh Pembelajaran Creative Problem Solving CPS terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.
Bandung : Skripsi. Prodi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Tidak diterbitkan.
Sobandi, B. 2013.
Penerapan Metode Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP.
Bandung : Skripsi. Prodi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. TIdak diterbitkan.
Veragawati, 2009.
Pengaruh Implementasi Strategi Working Backward terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP.
Bandung : Skripsi. FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.
Wakiman, T. 1995.
Kesulitan-kesulitan memahami soal cerita matematika pada mahasiswa PGSD D-II Penyetaraan Tatap Muka FIP IKIP Yogyakara Angkatan Tahun 1993.
Laporan Penelitian. IKIP Yogyakarta. Tidak ditertibkan.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
339
PENERAPAN PENDEKATAN
PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MATERI PROGRAM LINEAR SISWA MADRASAH
ALIYAH
Ricky Ekaristy Purwadi
Madrasah Aliyah Al-Mutohhar, Purwakarta
ricky.purwadigmail.com
ABSTRAK
Kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang
terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. kemampuan komunikasi matematika merupakan
kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan, mengubah bentuk uraian ke dalam pendekatan
matematika, dan mengilustrasikan ide-ide matematika ke dalam bentuk uraian yang relevan sehingga siswa dapat menerapkan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan pendekatan yang tepat dapat meningkatkan kemampuan matematik yang diharapkan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa adalah dengan menggunakan pendekatan
Problem ba sed lea rning
PBL. dalam PBL siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data,
dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah. ciri-ciri pendekatan PBL yaitu menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian
masalah, tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan guru berperan sebagai fasilitator.
Kata Kunci:
Komunikasi Matematik, Problem Based Learning
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran matematika di kelas tidak lepas dari pemecahan masalah. Dalam proses pemecahan masalah matematik perlu didampingi dengan mengkomunikasikan gagasan matematika
yang bisa berlangsung antara guru dengan siswa, antara buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Setiap kali kita mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, kita harus
menyajikan gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Ini merupakan hal yang sangat penting, sebab bila tidak demikian, komunikasi tersebut tidak akan berlangsung efektif. Gagasan tersebut
harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang kita ajak berkomunikasi. Kita harus mampu menyesuaikan dengan sistem representasi yang mampu mereka gunakan. Tanpa itu, komunikasi
hanya akan berlangsung dari satu arah dan tidak mencapai sasaran. Dalam mengajarkan matematika, pembelajaran di kelas hampir selalu dilaksanakan secara
konvensional. Akibatnya, siswa pada umumnya dapat melakukan berbagai perhitungan matematis, tetapi kurang menunjukkan hasil yang menggembirakan terkait penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari khusunya kemampuan komunikasi matematis. Jika kesulitan tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa
memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan- hambatan lainnya. Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dalam belajar matematika juga dapat
dilihat dalam pembelajaran di kelas, misalnya siswa dapat mengerjakan soal matematika yang diberikan, namun ketika ditanya bagaimana langkah-langkah untuk mendapatkan hasilnya, siswa
340
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi
menjadi bingung dan kesulitan dalam menjelaskan. Selain itu, masih seringnya ditemukan kesalahan siswa dalam menyatakan notasi matematika, symbol dan istilah.
Seperti yang pernah penulis alami ketika mengajarkan materi program linear, siswa mengalami kesulitan dalam menyatakan suatu situasi kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk model
matematika dan siswa tidak memahami serta tidak dapat menjelaskan kembali apa maksud dari bentuk model matematika. Sering kali siswa mengalami kesulitan dalam menentukan daerah
penyelesaian dari sebuah sistem pertidaksamaan dan terkadang salah dalam menyatakan fungsi tujuan dari sebuah situasi matematika.
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa masih kurang. Terdapat beberapa indikator kemampuan komunikasi matematik yang diungkapkan oleh Sumarmo
2013:5 yang harus dicapai oleh siswa diantaranya adalah siswa dapat menyatakan suatu situasi dalam kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa, simbol, idea atau model matematika, siswa dapat
menjelaskan idea, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dan siswa dapat mengungkapkan kembali suatu uraian matematika dalam bahasa sendiri. Indikator-indikator
kemampuan komunikasi matematik tersebut harus dicapai siswa dalam menyelesaikan masalah- masalah pada materi program linear sehingga siswa dapat memahami penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Selain dari kurangnya kemampuan komunikasi matematik siswa, pendekatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru di kelas juga mempengaruhi ketercapaian indikator-indikator komunikasi matematik. Memperhatikan karakteristik matematika yang rasional, yaitu memuat cara pembuktian
yang valid, rumus-rumus atau aturan yang umum atau sifat penalalaran matematika yang sistematik memerlukan pendekatan pembelajaran yang objektif dan deduktif. Oleh karena itu, diperlukan
pendekatan pembelajaran yang dapat mendorong menjadi proses pembelajaran dengan hasil belajar yang optimal bagi pengembangan seluruh potensi anak. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
haruslah yang berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran, akan terciptanya siswa belajar aktif. Penggunaan
pendekatan yang tepat dapat meningkatkan kemampuan matematik yang diharapkan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik
siswa adalah dengan menggunakan pendekatan
Problem based learning
PBL. Baron Rusmono, 2012:74 mengungkapkan ciri-ciri pendekatan PBL yaitu menggunakan permasalahan dalam dunia
nyata, pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah, tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan guru berperan sebagai fasilitator.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarka n latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan ―Apakah
kemampuan komunikasi matematik siswa MA yang pembelajarannya menggunakan pendekatan
problem based learning
lebih baik dari pada siswa yang pembelajarannya menggunakan cara biasa
?‖ 1.3.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk menelaah atau menganalisis kemampuan komunikasi matematik siswa MA yang pembelajarannya menggunakan
pendekatan
problem based learning
dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan cara biasa.
2. Kajian Teoritis dan Pembahasan
2.1. Kemampuan Komunikasi Matematik
Dalam
National Council of Teachers of Mathematics
NCTM laporan Cockroft menyatakan bahwa: ―
We believe that all these perceptions of the usefulness of mathematics arise from the fact that mathematics provides a means of communication which is powerful, concise, and