Kemampuan Berpikir Logis Pendahuluan

282 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 1 H : rerata N-Gain kelas kontrol dan eksperimen sama � � = � H1 : ada perbedaan rerata N-Gain kelas kontrol dan eksperimen � � ≠ � 2 H : � 1 = � 2 = � 3 semua sama H1 : paling sedikit ada satu � ≠ � untuk suatu ≠ 3 H : tidak terjadi interaksi diantara pendekatan pembelajaran dan kategori kemampuan awal matematis H1:terjadi interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kategori kemampuan awal Analisis lebih lanjut untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir logis berdasarkan pembelajaran dan kategori kemampuan awal matematis disajikan pada uraian berikut. 1 Pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis. Dari Tabel 1.5, nilai signifikansi faktor pembelajaran lebih kecil dari taraf signifikansi � = 0.05, berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa faktor pembelajaran memberikan perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis siswa. Artinya, siswa yang memperoleh pembelajaran matematika student facilitator and explaining lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional. 2 Pengaruh kemampuan awal matematis terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis. Nilai signifikansi Uji ANOVA Dua Jalur untuk faktor kemampuan awal matematis lebih kecil dari taraf signifikansinya � = 0,05. Artinya, perbedaan kemampuan awal matematis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis matematis siswa. Selanjutnya, untuk mengetahui kategori kemampuan awal matematis mana yang berbeda secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis, maka langkah yang harus dilakukan adalah memeriksa homogenitas data. Berdasarkan hasil perhitungan, varians data peningkatan kemampuan berpikir logis tidak homogen, karena nilai signifikannya lebih kecil dari taraf signifikansi � = 0,05, maka uji lanjutan ANOVA Dua Jalur untuk data yang homogen adalah uji Games-Howell yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.6 Uji Games-Howell Data Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis antar Kemampuan Awal Matematis Kemampuan Awal I – J Selisih Rerata I – J Signifikansi Kesimpulan Tinggi – Sedang 0,184 0,018 H ditolak Tinggi – Rendah 0,243 0,001 H ditolak Sedang – Rendah 0,059 0,447 H dierima H : � = � ; untuk suatu ≠ H 1 : : � ≠ � ; untuk suatu ≠ Peningkatan kemampuan berpikir logis untuk kemampuan awal matematis kategori tinggi berbeda secara signifikan dengan kategori sedang dan kategori tinggi berbeda secara signifikan dengan kategori rendah. Untuk kemampuan awal matematis kategori sedang juga tidak berbeda signifikan dengan kategori rendah. Secara umum disimpulkan bahwa siswa yang berada pada kategori kemampuan awal matematis tinggi dan sedang lebih baik peningkatan kemampuan berpikir logis dibandingkan siswa yang berada pada kategori rendah. 3 Interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kategori kemampuan awal matematis terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis. Dari Tabel 1.6, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi faktor pembelajaran dan kategori kemampuan awal matematis terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis lebih tinggi dari taraf signifikansi Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 283 � = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara faktor tersebut terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis. Artinya, faktor pembelajaran dan kategori kemampuan awal matematis tidak secara bersama memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis siswa. Kurva interaksi peningkatan kemampuan berpikir logis berdasarkan faktor pembelajaran dan kategori kemampuan awal matematis dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1.3 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Berdasarkan FaktorPembelajaran dan Kategori Kemampuan Awal Matematis Dari Gambar 1.3 dilihat bahwa rerata peningkatan kemampuan berpikir logis kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. untuk menguji peningkatan kemampuan berpikir logis siswa kelas eksperimen lebih baik secara signifikan daripada kelas kontrol berdasarkan masing-masing kategori kemampuan awal matematis dilakukan uji perbedaan dua rerata. Hasil perhitungan uji normalitas distribusi data dengan uji Shapiro-Wilk sebagai berikut: Tabel 1.7 Uji Normalitas Data Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Berdasarkan Kategori Kemampuan Awal Matematis Kelas Kategori Kemampuan Awal Matematis Tinggi Sedang Rendah Stat Sig Kesimpulan Stat Sig Kesimpulan Stat Sig Kesimpulan Kontrol 0,89 0,24 H diterima 0,96 0,79 H diterima 0,91 0,32 H diterima Eksperimen 0,93 0,52 H diterima 0,93 0,38 H diterima 0,26 0,13 H diterima H : data peningkatan kemampuan berpikir logis berdistribusi normal H 1 : data peningkatan kemampuan berpikir logis tidak berdistribusi normal Uji normalitas distribusi data peningkatan kemampuan berpikir logis kelas kontrol dan eksperimen kategori kemampuan awal matematis tinggi dan sedang, nilai signifikannya lebih besar dari taraf signifikansi � = 0,05, maka H0 diterima. Artinya, untuk data kemampuan awal matematis kategori rendah, sedang dan tinggi berdistribusi normal, akibatnya uji perbedaan dua rerata menggunakan Uji-t. Pada kemampuan awal matematis kategori tinggi, sedang, dan rendah nilai signifikansinya lebih kecil dari � = 0,05, berarti H0 ditolak. Artinya, untuk kemampuan awal matematis kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas konvensional. Secara umum dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kemampuan awal matematis siswa kategori tinggi, sedang dan rendah, peningkatan kemampuan