Abd. Kadir 113 DIRASAT ISLAMIYAH.

114 Dirasat Islamiyah 4. Bayan Naskhi Kata nasakh secara bahasa berarti ibthal membatal- kan, izalah menghilangkan, tahwil memindahkan, dan taghyir mengubah. Pendapat ulama mutaqad- dimin bahwa terjadinya nasakh ini karena adanya dalil syara yang mengubah suatu hukum ketentuan walaupun hukum itu sudah jelas, karena telah ber- akhir masa keberlakuannya serta tidak bisa diamalkan lagi, dan syari pembuat syariat menurunkan keten- tuan hukum tersebut tidak diberlakukan untuk selama-lamanya tetapi bersifat temporal. Kemudian diturunkan ketentuan lain sebagai penggantinya. Ketentuan yang datang kemudian tersebut mengha- pus ketentuan yang datang terdahulu karena yang ter- akhir dipandang lebih cocok dengan konteksnya. Ketidakberlakuan suatu hukum melalui naskh wa al mansukh bilamana ada ketentuan hadits yang datang kemudian menghapus ketentuan dan isi kandungan al Qur-an maka disini berlaku fungsi hadits sebagai bayan naskhi. Kelompok yang membolehkan adanya nasakh jenis ini adalah golongan Mutazilah, Hana- fiyah, dan Mazhab Ibn Hazm al Dhahiri. Mutazilah membatasi fungsi naskh ini hanya berlaku bilamana hadits-hadits itu mutawatir. Sebab al Kitab itu al Qur- an diriwayatkan secara mutawatir mutawatir lafdzi dan hanya bisa dinasakh pula dengan hadits muta- watir. Sementara golongan Hanafiyah tidak mensya- ratkan naskh al Qur-an dengan hadits ini dengan hadits mutawatir, bahkan hadits masyhur bagian hadits Ahad pun juga bisa menasakh hukum sebagian

H. Abd. Kadir 115

ayat al-Qur-an. 3 Sementara yang menolak naskh jenis ini adalah golongan Syafiiyah. Kewajiban wasiat yang diterangkan dalam al Qur-an. َذِإ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ َﺐِﺘُﻛ ِﻦْﻳَﺪِﻟاَﻮْﻠِﻟ ُﺔﱠﻴِﺻَﻮْﻟا اًﺮْـﻴَﺧ َكَﺮَـﺗ ْنِإ ُتْﻮَﻤْﻟا ُﻢُﻛَﺪَﺣَأ َﺮَﻀَﺣ ا َﲔِﻘﱠﺘُﻤْﻟا ﻰَﻠَﻋ ﺎﻘَﺣ ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َﲔِﺑَﺮْـﻗَْﻷاَو Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan tanda-tanda maut, jika ia mening- galkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu bapa dan karib kerabatnya secara maruf ini adalah kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. QS:al- Baqarah:2:180. Tetapi Nabi menasakh menghapus ketentuan ayat itu -tidak menasakh ayatnya- dengan hadits Nabi: ﱠنِإ ٍثِراَﻮِﻟ َﺔﱠﻴِﺻَو َﻻَو ُﻪﱠﻘَﺣ ﱟﻖَﺣ يِذ ﱠﻞُﻛ ﻰَﻄْﻋَأ ْﺪَﻗ َﻪﱠﻠﻟا ﻲﺋﺎﺴﻨﻟا ﻪﺣﺮﺧأ Sesungguhnya Allah memberikan hak kepada setiap yang mempunyai hak dan tidak ada wasiat itu wajib bagi waris”. HR. al-Nasa’i 5. Baya Tasyri` Bayan Tasyri’ adalah mewujudkan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam al Qur-an 3 Keterangan lebih lengkap tentang nasikh mansukh ini bisa didapatkan dalam kitab ushul fiqh dengan bahasan lebih luas. Sehubungan pembahasan ini hanya tentang fungsi hadits semata maka pembahasan yang berhubungan nasakh ayat al Qur-an terhadap ayat al Qur-an, nasakh ayat al Qur-an terhadap hadist maupun naskah hadits terhadap hadist tidak menjadi pokok perhatian yang cukup. 116 Dirasat Islamiyah karena al Qur-an hanya memuat pokok-pokoknya ashl saja. Dengan demikian hadits menetapkan hu- kum syariat tasyri` yang belum ada dalam al Qur- an. Hadits-hadits Nabi yang termasuk ke dalam kelompok ini di antaranya tentang penetapan haram- nya mengumpulkan dua wanita berkerabat dekat antara isteri dengan bibinya, hukum syuf ah, hukum merajam pezina wanita yang masih perawan, dan hukum tentang hak waris bagi seorang anak. Hadits tentang zakat fitrah: نﺎﻀﻣر ﻦﻣ ﺮﻄﻔﻟا ةﺎﻛز ضﺮﻓ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر نإ وأ ﺮﺣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ﲑﻌﺷ ﻦﻣ ﺎﻋﺎﺻ وأ ﺮﲤ ﻦﻣ ﺎﻋﺎﺻ سﺎﻨﻟا ﻰﻠﻋ ﺪﺒﻋ ﺬ ﲔﻤﻠﺴﳌا ﻦﻣ ﻰﺜﻧأ وأ ﺮﻛ ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور Bahwasanya Rasul saw telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan satu sukat sha kurma atau gandum untuk setiap orang, baik merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan Muslim. HR. Muslim. Hadits-hadits Nabi yang berupa bayan tasyri ini mem- punyai kedudukan dan fungsi sebagaimana sumber hukum lainnya dalam mengikat ummat. J. Sejarah Tadwin Hadits 1. Hadits Nabi Pada priode Abad I H Priode abad I H ini meliputi zaman Nabi, shahabat dan zaman tabi’in besar senior di masa peme- rintahan Bani Umayah, yaitu ahir abad I H.