Abd. Kadir 369 DIRASAT ISLAMIYAH.

370 Dirasat Islamiyah kinan. Keyakinan bukan kinerja pikiranakal tetapi bagian kinerja hati. b. Jiwa dan Kapasitasnya Pemikiran al Kindi tersebut di atas ingin meya- kinkan banyak orang bahwa organ-organ fisik, psikis dan spiritual manusia itu bersifat fungsional, bekerja secara sinegik dan inklusif antara satu dengan lainnya. Pengetahuan dan pengalaman se- bagai salah satu sarana dalam upaya mengapresiasi keyakinan pada dasarnya adalah keterbukaan terhadap kenyataan yang tampak pada aspek penginderaan, penalaran, dan hati. 5 Pengalaman empirik didasarkan pada tanggapan- tanggapan indera terhadap berbagai macam rang- sang objek. Pengalaman itu berhubungan dengan aspek juziyah dan diperoleh dari rangsang dan respon. Terdapat pula pengetahuan rasional mela- lui akal ketika ia melakukan penalaran argumen- tatif. Ketika akal dapat mencermati objek-objek secara logis maka terciptalah pengetahuan tashaw- wur konsepsional yang diperoleh dan dikonsep 5 Sesuai dengan tingkatan penerimanya, kesadaran untuk mencerap pengetahuan terdiri dari : 1. Kesadaran inderawi menghasilkan pengetahuan dan pengalaman yang empirik sensual. 2. Kesadaran rasional menghasilkan pengetahuan yang eksak dan logis. 3. Kesadaran spiritual menghasilkan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dengan keduanya, tetapi secara epistemologis mengetahui dengan jalan emanasi wujud awal ke dalam diri seseorang. Mehdi Ha’iri Yazdi, IlmuHudluri , penterj. : Ahsin Muhammad, Bandung : Mizan, 1994, hlm. 210.

H. Abd. Kadir 371

dengan definisi. 6 Selain itu terdapat pengetahuan akal lainnya yang bersifat tashdiq konfirmasi yang diperoleh dengan inferensi. Penalaran juga mem- punyai kemampuan untuk memberikan makna terhadap fakta empirik, sehingga ia bisa dinalar dan menjadi logis. 7 Kekuatan akal betul-betul sangat luas dan dapat mengetahui objek abstrak, tetapi sebatas dapat dipikirkan secara logis. Hanyasanya asumsi bahwa jangkauan yang paling jauh yang bisa dicapai oleh indera dan akal pasti bukanlah Tuhan, maka di balik yang inderawi dan akali ada kondisi-kondisi lain yang berupa keajaiban-keajai- ban yang tidak terjangkau oleh indera maupun akal, tetapi melalui hati. 8 Pentingnya pengenalan inderawi sebagai langkah awal untuk perolehan pengetahuan akali dan keduanya merupakan persiapan untuk menangkap informasi-informasi dan pesan-pesan yang mengi- dentifikasikan persoalan-persoalan dan objek-objek spiritual. Pengenalan tentang Tuhan berada di atas jangkauan penginderaan, penalaran, pengertian, dan pemahaman secara kognitif. Pengalaman yang bersifat suprarasional ini sebagai langkah pertama untuk membangun keyakinan. Keyakinan kepada Tuhan yang Mahaesa adalah unik dan tidak ada bandingannya tetapi hal ini penting dalam 6 Ibid . , hlm. 80. 7 Rasionalisme memandang fakta bergantung pada pikiran seseorang. 8 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali, Misykahal Anwar , Kairo: Dar al-Fahm, 1964.hlm. 83. 372 Dirasat Islamiyah kehidupan spiritual manusia. Keyakinan sebagai pengenalan secara spiritual ini untuk mengemba- likan jiwa ke asalnya bersama cahaya Penciptanya sehingga kemampuannya meningkat dapat me- mandang sesuatu yang nyata maupun yang masih rahasia. Jiwa merupakan substansi yang bersifat ilahi, rabbani dan berasal dari Cahaya Pencipta, substansi sederhana yang tidak fana, turun dari alam akali ke alam inderawi. Sepanjang jiwa masih terkurung dalam benda ragawi maka jiwa tidak akan men- dapatkan kesenangan hakiki dan kesempurnaan pengetahuan. Pelepasan jiwa dari raga, memung- kinkan jiwa mendapatkan kesenangan dan kesem- purnaan pengetahuan. Kesenangan dan kesempur- naan pengetahuan itu dicapai bilamana jiwa me- ninggalkan objek-objek empirik dan naik menuju alam kebenaran yang dinaungi Nur Pencipta, bera- da dekat dengan Tuhan dan dikaruniai kemam- puan melihat Tuhan. Hal demikian hanya didapat oleh jiwa yang suci. Meskipun jiwa itu dianggap qadim, tetapi keqadimannya itu bukan oleh dirinya sendiri kecuali mendapatkan limpahan qadim dari Tuhan yang Maha Qadim. al-Kindi membagi daya jiwa dalam tiga bagian: c. Daya Rasional Al-Kindi berkeyakinan bahwa pusat semua daya dikendalikan akal. Daya rasional berfungsi untuk memahami hal-hal yang rasional. Al-Kindi membagi akal berdasarkan tiap tahapan sebagai berikut: