Abd. Kadir 211 DIRASAT ISLAMIYAH.

212 Dirasat Islamiyah Abi Thalib dan sebagaimana dinyatakan dalam nash ataupun wasiat secara jelas ataupun samar, dan mereka berkeyakinan bahwa kepemimpinan imamah tidak keluar dari keturunannya. Atau kelompok Syi’ah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi saw. merupakan hak istimewa keluarga Nabi. Kelompok ini lebih men- dorong pengarusutamaan Ali bin Abi Thalib dari shahabat lainnya, dan keluarga Ali ahl bait menu- rut kelompok ini lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan umat Islam setelah wafat- nya Nabi, atas dasar wasiat dari Nabi dan kehen- dak Tuhan. Menurut penuturan kaum Syiah bahwa Nabi per- nah menunjuk penggantinya, yaitu Ali bin Abi Tha- lib di suatu tempat bernama Ghadir Khumm ketika Nabi tengah melakukan perjalanan pulang dari haji wada. Oleh karena itu Syiah sebagai doktrin telah ada secara diam-diam sejak zaman Nabi. Ketika Nabi sedang sakit Abdullah bin Abbas pernah menyarankan kepada Ali agar menghadap Nabi dan menanyakan tentang penggantinya, namun Ali tidak menerima saran Abdullah itu. Tetapi Ali bin Abi Thalib tidak hadir pada saat pemilihan khalifah di Tsaqifah Bani Saidah dengan alasan mengurus pemakaman Nabi. Disamping itu Ali beserta isteri- nya tidak melakukan bai’at terhadap kepemimpi- nan Abu Bakar yang terpilih dalam pemilihan khalifah sampai enam bulan lamanya.

H. Abd. Kadir 213

Sebagai kelompok yang melakukan gerakan dok- trin dan politik praktis secara terang-terangan Syiah baru muncul pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Para pendukung Ali bin Abi Thalib tetap setia kepadanya sebagaimana ditunjukkan dalam Perang Jamal yang dipimpin oleh Aisyah janda Nabi dan Thalhah bin Zubair, sehingga serangan mereka dapat dipatahkan. Kemunculan Syiah dikenal sebagai salah satu kelompok gerakan politik adalah dampak kekalahan Ali bin Abi Thalib melawan Muawiyah. Dukungan kelompok Syiah terhadap Ali bin Abi Thalib karena ia dianggap menempuh jalan yang benar ketika melakukan perundingan dengan kelompok Muawiyah. Disamping itu mere- ka berkeyakinan pula bahwa pemimpin umat Islam itu harus dari kalangan ahl al bait keluarga Nabi. Di bawah pemerintahan Dinasti Umayyah kelom- pok Syiah mendapat perlakukan yang tidak adil, kasar dan kejam serta hujatan terhadap kelompok ini dan ahl al-bait. Peristiwa terbunuhnya Husain bin Ali bin Abi Thalib di padang Karbala sebagai bentuk kekejaman pemerintah Bani Umayah terha- dap kelompok Syiah. Namun keadaan ini menye- babkan banyak orang menaruh simpati kepadanya walaupun mereka melakukan gerakan taqiyah me- nyembunyikan identitas sebagai kelompok Syiah. Paham mereka dapat diidentifikasi: a. Tidak mengamalkan hadits Nabi, kecuali dari jalur sanadnya keluarga Nabi Ahli al Bait. b. Tidak menerima ijma dan qiyas. 214 Dirasat Islamiyah c. Memperbolehkan taqiyah. d. Kepemimpinan imamah merupakan satu dari beberapa pokok keimanan. e. Memandang imam itu mashum orang suci. f. Wajib adanya imam yang tersembunyi al-Imam Al-Mastur. g. Al-Qur-an yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan. Sedangkan yang asli berada di tangan Al-Imam Al-Mastur. h. Wajib sujud di atas tanah atau batu. i. Memperbolehkan nikah mutah. j. Tidak melakukan shalat jumat karena imam yang asli tidak ada. Beberapa sekte paham Syiah mulai muncul setelah peristiwa terbunuhnya Husain. Kelompok Syiah ini terpecah kedalam tiga kelompok besar, yaitu Itsna ‘Asyariyah, Ismailiyah dan Zaidiyah; dan selain itu ada beberapa kelompok lain yang dianggap liar ghulat. 1. Ghulat Menurut para ahli sejarah bahwa Abdullah nin Saba’ adalah orang pertama yang mengembang- kan paham Syiah Ghulat. Mereka mempercayai bahwa Ali lebih mulia dan lebih berhak untuk menjabat sebagai khalifah daripada shahabat- shahabat lain seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman. Bahkan Ali lebih mulia dari Nabi. Wajah Nabi hampir mirip dengan wajah Ali.