Abd. Kadir 93 DIRASAT ISLAMIYAH.

94 Dirasat Islamiyah menulis hadits agar tidak bercampur dengan tulisan al Qur-an. Walaupun disampaikan secara lisan, tetapi mereka tetap menyebutkan urutan orang yang meri- wayatkannya secara kronologis menyebutan sanad- nya. Sampai akhirnya hadits itu sampai kepada mukharrij orang yang menilai dan membukukan hadits dalam kitabnya. Para mukharrij itu menyebut- kan para periwayat hadits dari orang pertama yang menerima hadits iru sampai orang terakhir dalam catatan hadistnya, sehingga susunan para periwayat hadits itu disebut pula dalam salah atau beberapa kitab haditsnya. Sungguhpun masa hidup para mukha- rrij itu jauh sesudah masa hidup Nabi, tetapi mereka menerima hadits dari periwayat sebelumnya dalam rangkaian sanad. Dengan demikian, dapat diketahui jejak dan ketersambungan antara periwayat hadits dengan periwayat lainnya dari penerima pertama shahabat sampai penerima terkahir. Bagi mukharrij sanad itu menjadi acuan dalam menen-tukan kualitas hadits. 2. Matan Kata matan dalam bahasa Arab berarti; keras, kuat, sesuatu yang nampak dan yang asli. Matan adalah lafad-lafad yang menggambarkan makna hadits, bisa juga diartikan kalimat hadits yang mempunyai arti. 2 Matan adalah teks yang berisi narasi sebuah hadits 2 Al Qasimi, Muhammad Jamal al Din. Qawa‘id al Tahdits min Fununi Must}halah al Hadits, Birut: Dar al Kutub al Ilmiyyah. 202, hlm. 29.

H. Abd. Kadir 95

yang diungkapkan dalam susunan kalimat-kalimat yang memuat inti atau isi hadits. Dengan demikian, matan berarti sesuatu atau materi yang diriwayatkan atau disampaikan dari atau tentang Nabi. Matan hadits adalah inti atau pokok hadits yang menjadi pokok dan dalil dalam kajian Islam atau sumber hukum Islam. Antara sanad dan matan mempunyai hubungan integral tak dapat dipisahkan. Sanad itu adalah orang yang meriwayatkan atau menyam- paikan hadits dari seseorang kepada orang lain, sedangkan matan adalah materi yang disampaikan. Disamping itu matan dalam tradisi penulisan karya ilmiah adalah karya dari seseorang sebelum diberi penjelasan, illustrasi maupun penafsiran lebih lanjut. Lawannya adalah syarah yaitu karya ilmiah dari seseorang sebagai ulasan, penjelasan, penafsiran dan pemberian illustrasi lebih lanjut yang bersifat terurai analitik dan terinci. Bila matan hanya berupa karya pokok yang simpel; sedangkan syarah adalah ulasan yang lebih luas dan mendalam dari apa yang termuat dalam matan. Berbeda dengan ringkasan atau khalashah; bahwa ringkasan itu adalah pemadatan materi yang terdapat dalam suatu kitab, sehingga menjadi lebih simpel. Perbedaan lainnya adalah bahwa matan ada lebih dahulu daripada syarah, demikian juga khalashah datang kemudian dari kitab matannya. Seperti matan yang terdapat dalam salah satu kitab hadits kemudian diberi syarah atau pen- jelasan yang luas oleh ulama lainnya, misalnya Shahih 96 Dirasat Islamiyah al-Bukhari disyarah oleh al-Asqalani dengan nama Fath al-Bari dan lain-lain. 3. Mukharrij Kata mukharrij berasal dari kata berasal kharraja ﺧ جﺮ ﺪﻳﺪﺸﺘﻟﺎﺑ dengan arti menampakkan, mengeluarkan dan menarik. Maksud mukharrij di sini adalah seorang yang menyebutkan suatu hadits dalam kitabnya dengan sanadnya. Atau orang yang menyebutkan periwayatan hadits dalam kitabnya dalam bentuk matan dan sanad. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa hadits diriwayatkan menurut tradisi lisan tanpa bukti-bukti tertulis secara memadai, maka timbul gagasan dari ulama hadits untuk melakukan penilaian terhadap hadits supaya dapat dipilah antara hadits yang datang dari Nabi dan yang bukan dari Nabi. Ulama itu mempunyai semangat yang besar untuk memilah dan memilih hadist yang berkualitas shahih dan menghindari hadits palsu maudlu’. Dengan metode tertentu mereka menyeleksi hadits dan memilih hadits tertentu untuk dicatat dalam kitabnya. Orang yang melakukan kegiatan semacam ini disebut dengan mukharrij. Dengan demikian, mukharrij ada- lah orang yang mengumpulkan hadits setelah mereka melakukan penilaian kualitas hadits. Jika mukharrij suatu hadits adalah al-Bukhari berarti matan hadits itu disebutkan oleh al-Bukhari dalam kitabnya berikut sanadnya. Illustrasi hubungan sanad, matan dan mukharrij dalam sebuah hadits.