Abd. Kadir 445 DIRASAT ISLAMIYAH.

446 Dirasat Islamiyah han abad ke-2 H. oleh penguasa Abbasiyah dan diberi nama masjid Namirah. Di akhir khutbahnya Nabi bersabda: َﺖْﻳﱠدَأَو َﺖْﻐﱠﻠَـﺑ ْﺪَﻗ َﻚﱠﻧَأ ُﺪَﻬْﺸَﻧ اﻮُﻟﺎَﻗ ؟َنﻮُﻠِﺋﺎَﻗ ْﻢُﺘْـﻧَأ ﺎَﻤَﻓ ﱢﲎَﻋ َنﻮُﻟَﺄْﺴُﺗ ْﻢُﺘْـﻧَأَو َﺖْﺤَﺼَﻧَو . ِسﺎﱠﻨﻟا َﱃِإ ﺎَﻬُـﺘُﻜْﻨَـﻳَو ِءﺎَﻤﱠﺴﻟا َﱃِإ ﺎَﻬُﻌَـﻓْﺮَـﻳ ِﺔَﺑﺎﱠﺒﱠﺴﻟا ِﻪِﻌَﺒْﺻِﺈِﺑ َلﺎَﻘَـﻓ » ﱠﻠﻟا ِﺪَﻬْﺷا ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟا ْﺪَﻬْﺷا ﱠﻢُﻬ « . ٍتاﱠﺮَﻣ َثَﻼَﺛ Kalian akan ditanya tentang aku, apakah yang akan kalian katakan? Jawab parahabat: kami bersaksi bahwa sesungguhnya engkau telah menyampaikan risalah, telah menunaikan amanah dan telah menasehati. Maka Nabi bersabda dengan mengangkat jari telunjuk kearah langit, lalu Nabi balik ke arah manusia: Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, diucapkan sebanyak 3x. HR. Muslim. Setelah berkhutbah Nabi menerima wahyu: َﻠَﻋ ُﺖْﻤَْﲤَأَو ْﻢُﻜَﻨﻳِد ْﻢُﻜَﻟ ُﺖْﻠَﻤْﻛَأ َمﻮَﻴﻟا َمَﻼْﺳِﻹا ُﻢُﻜَﻟ ُﺖﻴِﺿَرَو ِﱵَﻤْﻌِﻧ ْﻢُﻜْﻴ ﺎًﻨﻳِد Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu aga- mamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” QS. Al-Maidah: 3. Pada saat turun ayat tersebut, Umar bin Khattab pun menangis. Lalu Nabi bertanya Apa yang menyebab- kanmu menangis?” Umar menjawab, “Sesungguhnya

H. Abd. Kadir 447

tidak ada setelah kesempurnaan kecuali kekurangan.” Dari ayat tersebut, Umar merasakan bahwa ajal Nabi telah dekat. Apabila syariat telah sempurna, maka wah- yu pun akan terputus. Jika wahyu telah terputus, maka tiba saatnya Nabi kembali ke haribaan-Nya. Dan itulah kekurangan yang dimaksud Umar, yakni kehilangan Nabi. Setelah wuquf di Arafah mereka berangkat menu- ju Mina dan disana Nabi menyampaikan wasiatnya: َناَوْﺰَﻏ ُﻦْﺑ ُﻞْﻴَﻀُﻓ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ٍﺪﻴِﻌَﺳ ُﻦْﺑ َﲕَْﳛ ِﲏَﺛﱠﺪَﺣ ِﻪﱠﻠﻟا ِﺪْﺒَﻋ ُﻦْﺑ ﱡﻲِﻠَﻋ ﺎَﻨَـﺛّﺪَﺣ َﻢُﻬْـﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا َﻲِﺿَر ٍسﺎﱠﺒَﻋ ِﻦْﺑا ْﻦَﻋ ُﺔَﻣِﺮْﻜِﻋ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﱠنَأ ﺎﱠﻨﻟا َﺐَﻄَﺧ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ اَﺬَﻫ ٍمْﻮَـﻳ ﱡيَأ ُسﺎﱠﻨﻟا ﺎَﻬﱡـﻳَأ ﺎَﻳ َلﺎَﻘَـﻓ ِﺮْﺤﱠﻨﻟا َمْﻮَـﻳ َس اَﺬَﻫ ٍﺮْﻬَﺷ ﱡيَﺄَﻓ َلﺎَﻗ ٌماَﺮَﺣ ٌﺪَﻠَـﺑ اﻮُﻟﺎَﻗ اَﺬَﻫ ٍﺪَﻠَـﺑ ﱡيَﺄَﻓ َلﺎَﻗ ٌماَﺮَﺣ ٌمْﻮَـﻳ اﻮُﻟﺎَﻗ ْﻴَﻠَﻋ ْﻢُﻜَﺿاَﺮْﻋَأَو ْﻢُﻜَﻟاَﻮْﻣَأَو ْﻢُﻛَءﺎَﻣِد ﱠنِﺈَﻓ َلﺎَﻗ ٌماَﺮَﺣ ٌﺮْﻬَﺷ اﻮُﻟﺎَﻗ ٌماَﺮَﺣ ْﻢُﻜ َﻊَﻓَر ﱠُﰒ اًراَﺮِﻣ ﺎَﻫَدﺎَﻋَﺄَﻓ اَﺬَﻫ ْﻢُﻛِﺮْﻬَﺷ ِﰲ اَﺬَﻫ ْﻢُﻛِﺪَﻠَـﺑ ِﰲ اَﺬَﻫ ْﻢُﻜِﻣْﻮَـﻳ ِﺔَﻣْﺮُﺤَﻛ ُﻪﱠﻠﻟا َﻲِﺿَر ٍسﺎﱠﺒَﻋ ُﻦْﺑا َلﺎَﻗ ُﺖْﻐﱠﻠَـﺑ ْﻞَﻫ ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟا ُﺖْﻐﱠﻠَـﺑ ْﻞَﻫ ﱠﻢُﻬﱠﻠﻟا َلﺎَﻘَـﻓ ُﻪَﺳْأَر َﻴِﺑ ﻲِﺴْﻔَـﻧ يِﺬﱠﻟاَﻮَـﻓ ﺎَﻤُﻬْـﻨَﻋ َﺐِﺋﺎَﻐْﻟا ُﺪِﻫﺎﱠﺸﻟا ْﻎِﻠْﺒُﻴْﻠَـﻓ ِﻪِﺘﱠﻣُأ َﱃِإ ُﻪُﺘﱠﻴِﺻَﻮَﻟ ﺎَﻬﱠـﻧِإ ِﻩِﺪ ٍﺾْﻌَـﺑ َبﺎَﻗِر ْﻢُﻜُﻀْﻌَـﺑ ُبِﺮْﻀَﻳ اًرﺎﱠﻔُﻛ يِﺪْﻌَـﺑ اﻮُﻌِﺟْﺮَـﺗ َﻻ يرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada saya Yahya bin Said telah menceritakan kepada kami Fudhail bin Ghozwan telah menceritakan kepada kami Ikrimah dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. menyampaikan khuthbah pada hari Nahar, beliau bertanya: Wahai sekalian 448 Dirasat Islamiyah manusia, hari apakah ini? Mereka menjawab: Hari ini hari haram suci. Beliau bertanya lagi: Negeri apakah ini?. Mereka menjawab: Ini negeri tanah haram suci. Beliau bertanya lagi: Bulan apakah ini?. Mereka menjawab: Ini bulan haram suci. Beliau bersabda: Sesungguhnya darah kalian, harta- harta kalian dan kehormatan kalian haram atas kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini di negeri kalian ini dan pada bulan kalian ini. Beliau mengulang kalimatnya ini berulang-ulang lalu setelah itu beliau mengangkat kepalanya seraya berkata: Ya Allah, apakah aku sudah sampaikan?, ”Ya Allah, apakah aku sudah sampaikan?”. Ibnu Abbas ra. berkata: Maka demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh itu suatu wasiat beliau untuk ummatnya. sabda Nabi selanjutnya: Maka hendaklah yang menyaksikan menyampaikannya kepada yang tidak hadir, dan janganlah kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku, kalian saling memukul tengkuk kalian satu sama lain saling membunuh. Kemudian Nabi menaiki kendaraannya berangkat menuju Mekah untuk melakukan thawaf ifadlah thawaf fardlu untuk ibadah haji dan shalat dhuhur, meminum air zamzam dan kemudian kembali lagi ke Mina dan bermalam di sana. Pada tanggal 11 Dzul Hijjah saat matahari mulai tergelincir ke barat, beliau menuju Jamarat untuk me- lempar jumrah. Dan di sana Nabi kembali berkhutbah.