Abd. Kadir 403 DIRASAT ISLAMIYAH.

404 Dirasat Islamiyah J. Ibn Rusyd Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Ahmad bin Rusyd adalah nama asli dari seorang yang sering dipanggil Ibn Rusyd. Orang Barat lebih mengenalnya dengan sebutan Aver- roes. Ia dilahirkan di Cordova, Andalusia Spanyol tahun 520 H. dan wafat 595 H. 1198 M. Dari keluarga cendikiawan muslim yang ahli dalam bidang fikih seba- gaimana dibuktikan oleh ayah dan kakeknya yang menjabat sebagai hakim agung di Andalusia. Keluarga yang mempunyai apresiasi besar terhadap ilmu agama ini menjadi lingkungan utama bagi Ibn Rusyd muda untuk berkembang dengan memperlajari: al-Qur-an, tafsir, hadits, fiqih, kedokteran, matematika, astronomi, logika serta filsafat. Apresiasinya terhadap filsafat Aristoteles menye- babkan ia banyak memberikan komentar terhadap karya- karya filosof Yunani klasik itu. Sungguhpun ia bermukim di Barat, tetapi referensi yang dipergunakan untuk mengembangkan filsafatnya di ambil dari Timur. Ia seorang filosof yang pernah memberikan respon terhadap kitab Tahafut al Falasifah karya al Ghazli melalui karyanya Tahafut Tahafut. Sedangkan karya al Ghazali ini merupakan respon terhadap karya filosof sebelumnya. Sebagai seorang yang pernah belajar ilmu fikih ia mempunyai keompetensi dalam bidang ilmu itu, maka kompetensinya diwujudkan dengan menulis kitab Bida- yah al Mujtahid yang berisi berbagai pandangan ulama tentang hukum fikih. Kompetensinya dalam bidang filsa- fat dan agama ini kemudian dipadukan dalam karyanya

H. Abd. Kadir 405

yang lain, Fashl al-Maqal fima Bayna al-Syari’at wa al- Hikmat min al-Ittishal. 1. Pemikiran Filsafat Ibn Rusyd Ibn Rusyd sangat mengagumi Aristoteles dan diang- gap ahli fikir yang telah mencapai kebenaran, maka pemikiran Aristoteles menjadi referensi bagi pemikiran filsafatnya. Aristoteles sebagai seorang realis meng- inspirasi Ibn Rusyd sebagaimana tertuang dalam pemikiran filsafatnya bahwa filsafat itu merupakan penalaran logis seputar dunia empiris. Dunia empiris dapat dijadikan bukti kemawjudan Tuhan. Tuhan mendorong setiap orang untuk mempergunakan akal pikirannya dalam melaksanakan titah-titah-Nya seba- gaimana termaktub alam al-Qur-an maupun hadits Nabi. ْنَأَو ٍءْﻲَﺷ ْﻦِﻣ ُﻪﱠﻠﻟا َﻖَﻠَﺧ ﺎَﻣَو ِضْرﻷاَو ِتاَوﺎَﻤﱠﺴﻟا ِتﻮُﻜَﻠَﻣ ِﰲ اوُﺮُﻈْﻨَـﻳ َْﱂَوَأ َنﻮُﻨِﻣْﺆُـﻳ ُﻩَﺪْﻌَـﺑ ٍﺚﻳِﺪَﺣ ﱢيَﺄِﺒَﻓ ْﻢُﻬُﻠَﺟَأ َبَﺮَـﺘْـﻗا ِﺪَﻗ َنﻮُﻜَﻳ ْنَأ ﻰَﺴَﻋ Apakah mereka tidak memikirkan menggunakan akal=bernalar tentang kerajaan langit dan bumi serta segala sesuatu yang diciptakan Allah?. QS: al-A’raf:7: 185. Firman Allah lainnya: رﺎﺼﺑﻷا ﱄوأ ﺎﻳ اوﱪﺘﻋﺎﻓ Hendaklah kamu beri’tibar wahai orang-orang yang mempunyai pikiran. QS: al-Hasyr:59:2. 406 Dirasat Islamiyah I’tibar atau berari mengambil pelajaran dari fenomena yang terjadi di alam ini melalui premis-premis sebagai- mana diteorikan dalam logika sillogisme adalah sangat dianjurkan untuk mencapai kebenaran melalui akal. Dan logika sebagai produk akal itu hanya mung- kin dilakukan bagi orang yang mempunyai kapasitas pemikiran yang baik. Dan penggunaan akal sebagai dorongan dan perintah Tuhan kepada setiap manusia yang harus diimplementasikan dalam semua aspek kehidupannya. Bahkan penggunaan akal itu menjadi wajib bilamana hanya dengannya kebenaran yang subtansial bisa dicapai. Ayat al Qur-an sebagai referensi utama bagi kehidu- pan orang muslim tidak selalu memberikan informasi yang mudah dicerna oleh pikiran yang sederhana. Kadang-kadang isinya memerlukan refleksi yang men- dalam dan memerlukan pemikiran yang tinggi seba- gaimana ditampilkan dalam ayat-ayat mutasyabihat. a. Muhkam dan Mutsyabih Sebagaimana dinyatakan oleh al Qur-an: بﺎﺘﻜﻟا مأ ﻦﻫ تﺎﻤﻜﳏ تﺎﻳآ ﻪﻨﻣ بﺎﺘﻜﻟا ﻚﻴﻠﻋ لﺰﻧأ يﺬﻟا ﻮﻫ ﻪﻨﻣ ﻪﺑﺎﺸﺗ ﺎﻣ نﻮﻌﺒﺘﻴﻓ ﻎﻳز ﻢ ﻮﻠﻗ ﰲ ﻦﻳﺬﻟا ﺎﻣﺄﻓ تﺎ ﺎﺸﺘﻣ ﺮﺧأو ﰲ نﻮﺨﺳاﺮﻟاو ﷲا ﻻإ ﻪﻠﻳوﺄﺗ ﻢﻠﻌﻳ ﺎﻣو ﻪﻠﻳوﺄﺗ ءﺎﻐﺘﺑاو ﺔﻨﺘﻔﻟا ءﺎﻐﺘﺑا بﺎﺒﻟﻷا اﻮﻟوأ ﻻإ ﺮﻛﺬﻳ ﺎﻣو ﺎﻨﺑر ﺪﻨﻋ ﻦﻣ ﻞﻛ ﻪﺑ ﺎﻨﻣآ نﻮﻟﻮﻘﻳ ﻢﻠﻌﻟا Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab Al-Quran kepada kamu. Di antara isi nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al-Quran