Abd. Kadir 373 DIRASAT ISLAMIYAH.

374 Dirasat Islamiyah Namun sebagian profesinya melebar ke bidang lain yang kurang sesuai dengan bidang pendidikannya: sebagai pedagang intan, petugas penukar mata uang dan juga pemusik kecapi dan pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit di Rayy dan kemudian dilanjutkan di Baghdad setelah kepindahannya ke pusat pemerintahan ini. Sebagai dokter seringkali mengratiskan pasien yang berobat kepadanya bahkan ia juga pemurah terhadap orang miskin. Dedikasinya kepada khalifah dibuktikan dengan menulis sebuah buku kedokteran al Thibb. Konsep strategi pembelajarannya dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada setiap murid- nya untuk mengajukan pertanyaan dan murid lainnya yang sebelum dia sendiri memberikan ulasan dan kesim- pulan every one is teacher here. Al-Hawi; ensliklopedi kedokteran yang masih dipakai sampai abad ke-16 M di Eropa, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Continens. Kitab al-Ilmu al-Ilahi merupakan salah satu karya unggulan al Razi. 1. Pemikiran Filsafat al-Razi Anggapan banyak orang yang memberi label rasio- nalis bagi Al Razi sebagai akibat pemikirannya banyak bersandar kepada kemampuan rasio. Kekagumannya terhadap kemampuan akal menyebabkan ia selalu memujinya dan menganggap akal mampu menun- jukkan kebaikan bagi manusia. Dengan akal manusia bisa menempuh kebaikan sebagaimana kebaikan yang diperkenalkan oleh Nabi. Filosof yang memperguna- kan akal dalam menyelesaikan masalah atau meme- cahkan problem-problem kehidupan yang bersifat fisis

H. Abd. Kadir 375

maupun metafisis menghasilkan produk yang sama dengan Nabi walaupun dengan metode berbeda. Tetapi dalam ilmu kedokterannya ia berpijak kepada metode klinis dengan mempergunakan observasi dan eksprimen. Metode-metode itu sangat efektif dalam mengelaborasi pandangan kosmologi filsafatnya. Hal ini pula membantunya dalam mengembangkan pemi- kiran filsafatnya. al Razi menetapkan lima dazat kekal abadi immortal: a. Allah Ta’ala al-Bari Ta’ala; b. Jiwa Universal al-Nafs al-Kulliyat; c. Materi Pertama al-Hayulan al-Ula; d. Ruang Absolut al-Makan al-Muthlaq; e. Masa Absolut al-Zaman al-Muthlaq.. Dua yang disebutkan pertama dan kedua di atas bersifat hidup tetapi juga aktif, yaitu: Allah dan jiwa universal, sedangkan yang ketiga materi pertama hidup tetapi pasif dan dua lainnya ruang absolut dan masa absolut bersifat tidak hidup juga tidak aktif. Subjek Hidup Aktif Tidak hidup Tidak aktif Allah Ta’ala al-Bari Ta’ala √ √ √ Jiwa Universal al- Nafs al-Kulliyat √ √ Materi Pertama al- Hayulan al-Ula √ √ Ruang Absolut al- Makan al-Muthlaq √ √ Masa Absolut al- Zaman al-Muthlaq. √ √ 376 Dirasat Islamiyah Masa yang dimaksudkan al Razi bukanlah waktu seba- gai ukuran durasi, tetapi masa adalah keberlang- sungan dahr yang tidak dimulai dan tidak pula diakhiri atau tidak berpermulaan dan juga tidak berakhir. Imortalitas keabadian masa ini juga bersa- maan dengan imortalitas ruang, karena tidak ada ruang tanpa masa dan tidak ada masa tanpa ruang. Tuhan sebagai Dzat yang kekal adalah dzat yang sempurna dan tidak tertandingi, sebagai pencipta, pemelihara dan pengatur alam semesta; kekuasaan dan kehendak-Nya tidak ada yang membatasi, Dia mutlak semutlak mutlaknya. Ilmu-Nya meliputi segala yang ada baik yang universal dan yang partikular. Berdasarkan ilmu-Nya Dia mengetahui bahwa ruh cenderung mencintai materi karena ia membutuhkan kesenangan materi. Hubungan antara ruh dan materi disatukan oleh Tuhan dan Dia pula mengatur pola hubungan itu. Oleh karena itu, menurut al Razi penciptaan alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang sudah ada, yaitu ruh dan materi, dan bukan sesuatu yang belum ada. Demikian al Razi menolak teori pencipataan ibda’ min al ‘adamcreatio ex nihilo penciptaan dari tiada. Sebagaimana banyak dipa- hami dalam doktrin Islam bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini dari tiada. Tuhan dalam kesendirian- Nya sebelum alam semesta ini ada tanpa bersama dengan siapa dan apapun. Dengan tanpa sesuatu yang menyertainya Tuhan menciptakan alam semesta dari ketiadaan.