Abd. Kadir 201 DIRASAT ISLAMIYAH.

202 Dirasat Islamiyah ِدﺎَﺒِﻌْﻟﺎِﺑ ٌفوُؤَر ُﻪّﻠﻟاَو ِﻪّﻠﻟا ِتﺎَﺿْﺮَﻣ ءﺎَﻐِﺘْﺑا ُﻪَﺴْﻔَـﻧ يِﺮْﺸَﻳ ﻦَﻣ ِسﺎﱠﻨﻟا َﻦِﻣَو Dan di antara manusia ada orang yang mengor- bankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba- Nya. QS. Al-Baqarah:2:207. Istilah lain yang disandangkan kepada mereka adalah sebutan Haruriah. Nama ini dinisbatkan pada nama desa Harura’, dekat Kufah di Irak; tempat tinggal salah satu pemuka mereka. Sejumlah 12.000 orang yang tidak cukup untuk memerangi lawan-lawannya dengan perang tanding atau ter- buka berkumpul di Harurah untuk mendeklarasikan berdirinya kelompok Khawarij dengan memilih Abdullah bin Wahb al Rasyidi sebagai imam pemimpin 3 . Sebutan lain bagi mereka adalah Muhakkimah orang yang bertahkim dengan hukum Allah, karena seringnya kelompok ini mendasarkan diri pada kalimat “ la hukma illa lillah” tidak ada hukum selain hukum Allah, atau “ la hakama illa Allah” tidak ada pengantara selain Allah, sebagai prinsip pendiriannya. Kelompok ini terdiri dari orang Badiah penduduk desa yang mempunyai karakter keras, tetapi konsisten dalam berpegangan kepada hukum yang terdapat dalam al Qur-an dan Sunnah. 3 Harun Nasution, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 14.

H. Abd. Kadir 203

Dalam menanggapi perang Shiffin mereka sangat kecewa kepada khalifah Ali, karena khalifah ini menerima usul perdamaian dengan musuhnya, Muawiyah bin Abu Sufyan. Dalam peristiwa Shiffin Ali mengalami kekalahan diplomatis. Mereka memisahkan diri dengan membentuk kelompok baru yang kelak terkenal dengan sebutan kelompok Khawarij. Kelompok Khawarij memandang Ali dan Muawiyah sebagai kafir karena mencampur- adukkan kebenaran al haqq dengan yang palsu bathil, antara penerapan hukum-hukum Allah de- ngan ambisi politik mereka masing-masing. Mereka memilih perang gerilya dengan merencanakan untuk membunuh Ali dan Muawiyah, juga Amr bin al-Ash yang telah membantu Muawiyah mengalah- kan Ali dalam peristiwa arbitrase Shiffin. Melalui seseorang bernama Ibn Muljam, Ali berha- sil dibunuh, sedangkan Muawiyah hanya mengala- mi luka-luka, dan Amr bin al-Ash selamat, tetapi mereka membunuh seseorang bernama Kharijah yang disangka Amr. Setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib maka kepe- mimpinan umat Islam berada di tangan Muawiyah yang mampu membangun Dinasti Ummayah dan melebarkan sayap kekuasaannya ke berbagai belahan bumi di Timur maupun di Barat. Di dalam wilayah kekuasaan Bani Umayyah ini Kaum Kha- warij melakukan kegiatan politik dan propaganda. Dalam menghadapi kekuasaan Bani Ummayah yang semakin besar, kaum Khawarij ini semakin 204 Dirasat Islamiyah terdesak dan terus melakukan sabotase maupun pembunuhan, walaupun doktrin teologisnya untuk sementara waktu tetap berkembang. Daerah kekuasaan Khawarij ini yang berpusat di Harurah itu disebut dengan Dar al Islam Negeri Islam, sedangkan wilayah yang berada di luar kekuasaan mereka disebut dengan Dar al Harb Negeri Musuh yang wajib diperangi. Kehadiran kaum Khawarij ini membawa peruba- han perkembangan aqidah, karena dalam ajaran- ajarannya mengundang perdebatan yang bersifat teologis. Mereka berpendapat bahwa khalifah adalah hak mutlak bagi Tuhan saja, tidak boleh dimiliki oleh seseorang atau suatu golongan. Mereka tak boleh diangkat melainkan orang yang cukup cakap dan ahli, dari mana saja dan siapa saja. Keputusan adalah hak Tuhan semata, maka keputusan harus diambil sesuai dengan perintah Tuhan dalam al-Qur-an. Konsep khilafah kepe- mimpinan mereka lebih demokratis, bahwa khalifah harus dipilih melalui mekanisme pemilihan yang bebas dan diambil dari seluruh umat Islam. Khalifah tidak harus dari suku Quraisy, tetapi boleh dari suku lain walaupun dari budak Habsyi. Khalifah terpilih menjadi pemimpin umat Islam dan dia harus tunduk dan patuh kepada perintah Allah, seandainya ia menyimpang maka khalifah itu harus diganti. Prinsip ini sebagaimana telah diketahui berasal dari ketidaksetujuan mereka terhadap tahkim antara