Abd. Kadir 337 DIRASAT ISLAMIYAH.

338 Dirasat Islamiyah intim dan langsung tanpa perantara. Jika Tuhan ingin memperlihatkan sesuatu yang indah kepadanya, maka Dia mengangkat tabir hijab antara seseorang dengan- Nya, kemudian Dia memberinya ilham yang serupa dengan cahaya yang jatuh di atas hati yang murni, bersih dan lembut. Hal ini terjadi karena hubungan dengan- Nya adalah hubungan langsung. Hubungan yang intens melahirkan penyaksiannya terhadap-Nya walaupun tidak diikuti oleh kehadiran dirinya, karena dirinya telah lenyap dalam perjalanan. Kehadiran seseorang di hadapan Tuhan karena ia dice- rahkan oleh pancaran cahaya-Nya. Pengalaman batin adalah pengalaman yang bisu tetapi mendalam; prosesnya berangkat dari pengetahuan dan pengalaman yang empirik sensual ke pengetahuan yang bersifat rasional dan berlanjut pada pengenalan terhadap Tuhan. Setiap upaya untuk menerangkan pengenalan kepada Tuhan melalui kata-kata mengalami kesulitan dan kadang-kadang menyesatkan. Penghayatan seseorang yang mengembara di alam spiritual akan memuncak pada penyaksian terha- dap al-Haqq Yang Mahabenar seakan-akan ia dimi’raj- kan dinaikkan ke alam ghaib. 22 Saat itu terjadilah pengungkapan diri untuk memperoleh pandangan, pengalaman dan pengetahuan tak terbatas. Dan ilmunya itu akan semakin bertambah secara kuantitatif maupun kualitatif dengan tersingkapnya tabir yang mengakibat- kan seseorang dapat menyaksikan alam di balik hatinya. 22 Simuh, Tasawuf …,., hlm. 34-35 .

H. Abd. Kadir 339

Sasaran atau tujuan akhir musyahadah ةﺪﻫﺎﺸﳌا penyaksian adalah memberikan petunjuk kepada sese- orang untuk menyaksikan realitas spiritual. Dalam puncak pengalaman itu tidak ada yang bisa disaksikan kecuali keindahan sehingga tidak terpikirkan selainnya. dan seseorang tidak melihat wujud setelah mengalami pendakian kecuali yang Maha Tunggal jua. Dengan cahaya dari-Nya akan tampak bagi bashirah ةﲑﺼﺒﻟا penglihatan batin segala yang tampak bagi penglihatan lahiriyah dan batiniyah, yaitu suatu yang sederhana dan tak memiliki indentitas atau realitas yang bisa dide- finisikan kecuali dengan pemunculan dan manifestasinya terhadap wujud lain dapat disaksikan oleh bashirah. Penyaksian adalah lebih meyakinkan tentang sesuatu dari sekedar mendengar berita tentang sesuatu dari orang yang dapat dipercaya atau dengan sekedar bukti yang tidak dapat dibantah secara nalar. Adalah penyaksian yang menyebabkan seseorang dapat terlepas dari keraguan. Namun penyaksian yang merupakan pengalaman ini kejelasannya tergantung pada situasi tempat ia berada. Ketika ia menyaksikan sesuatu dalam keadaan gelap tentunya berbeda ketika ia menyaksikan sesuatu dalam keadaan terang benderang; hal ini menunjukkan tingkatan kualitas mukasyafah, ma’rifah dan musyahadah yang dicapai seseorang. J. Pertumbuhan Tasawuf Dilihat dari pendekatan, metode, teknik dan tata cara pengamalan tasawuf, maka dapat dikatakan bahwa 340 Dirasat Islamiyah tasawuf adalah salah satu ajaran Islam yang bersifat universal. Ajaran tasawuf bersumber dari al Qur-an dan hadits yang diimplementasikan secara konsisten oleh shahabat ahl al-shuffah di bawah bimbingan Nabi seperti yang dilakukan oleh Abu Dzarr al-Ghifari, Salman al- Farisi dan sebagainya. Namun praktik asketik yang banyak dipraktikkan oleh banyak orang dari berbagai kalangan menyebabkan tasawuf berkembang ke arah dengan dimensi yang beragam. Ilmu tasawuf berkembang sejak jaman Nabi dan shahabat besar, meskipun ketika itu belum disebut ajaran tasawuf. Kemudian dilanjutkan oleh shahabat kecil, tabi`in dan tabi`i al-tabi`in. Tasawuf sebelum masa kenabian dipraktikkan dengan praktik asketik dengan menyepi di Gua Hira untuk memperoleh inspirasi dari Allah. Ketika Nabi hijrah ke Madinah kehidupan spiri- tualnya semakin ditingkatkan dengan mengurangi tidur untuk memperbanyak shalat dan dzikir malam dan mengurangi makan dengan memperbanyak puasa sunah, serta mengamalkan ajaran zuhud dan wara`. Seluruh istrinya pernah menceritakan hidup Nabi, mulai dari tempat tidurnya, pakaian dan makanannya yang meng- gambarkan dirinya sebagai sosok yang sangat sederhana. Nabi sering menganjurkan kehidupan sederhana dan melarang kehidupan mewah, antara lain disebutkan dalam hadits: كﻮﺒﳛ سﺎﻨﻟا ىﺪﻳا ﰱ ﺎﻤﻴﻓ ﺪﻫذاو ، ﷲا ﻚﺒﳛ ﺎﻴﻧﺪﻟا ﰱ ﺪﻫذا ﺔﺟﺎﻣ ﻦﺑا ﻩاور