Abd. Kadir 53 DIRASAT ISLAMIYAH.

54 Dirasat Islamiyah terjadi dalam studi al Qur-an sepanjang sejarahnya adalah proses turun dan diterima oleh Nabi sampai saat ini dan telaah isinya. Al-Qur-an yang diturunkan pada tahun 610 M itu ketika malaikat Jibril menampakkan dirinya untuk pertama kalinya kepada Nabi yang sedang bertakhannus di Gua Hira, yaitu gua yang terletak di lereng Jabal Nur dekat kota Mekah. Wahyu al Qur-an pertama terjadi saat malaikat Jibril mengunjungi Nabi dan memintanya untuk membaca. Nabi menjawab: “ ma ana bi qari” saya tidak bisa membaca. Malaikat Jibril mendesaknya dan ber- kata: “Iqra” Bacalah Untuk kedua kalinya; dan hal ini diulang sampai tiga kali. Setelah ketiga kalinya malaikat itu membacakan kepadanya lima ayat pertama Surat al- `Alaq, sebagai awal wahyu Al-Qur-an. Sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadits ﻩءﺎﺠﻓ ءاﺮﻗا لﺎﻘﻓ ﻪﻴﻓ ﻚﻠﳌا ﻩءﺎﺠﻓ ءاﺮﺣ رﺎﻏ ﰲ ﻮﻫو ﻖﳊا لﺎﻗ ﷲا لﻮﺳر : ﺖﻠﻘﻓ : ﺪﻬﳉا ﲎﻣ ﻎﻠﺑ ﱴﺣ ﲏﻄﻐﻓ ﱐﺬﺧﺎﻓ ئرﺎﻘﺑ ﺎﻧا ﺎﻣ لﺎﻘﻓ ﲎﻠﺳرا ﰒ : ءاﺮﻗا ﺖﻠﻘﻓ : ﻪﻴﻧﺎﺜﻟا ﲏﻄﻐﻓ ﱐﺬﺧﺎﻓ ئرﺎﻘﺑ ﺎﻧا ﺎﻣ لﺎﻘﻓ ﲎﻠﺳرا ﰒ ﺪﻬﳉا ﲎﻣ ﻎﻠﺑ ﱴﺣ : ءاﺮﻗا ئرﺎﻘﺑ ﺎﻧا ﺎﻣ ﺖﻠﻘﻓ لﺎﻘﻓ ﲎﻠﺳرا ﰒ ﺪﻬﳉا ﲎﻣ ﻎﻠﺑ ﱴﺣ ﻪﺜﻟﺎﺜﻟا ﲏﻄﻐﻓ ﱐﺬﺧﺎﻓ : ﻢﺳﺎﺑ أﺮﻗا ﻢﻠﻋ يﺬﻟا مﺮﻛﻷا ﻚﺑرو أﺮﻗا ﻖﻠﻋ ﻦﻣ نﺎﺴﻧﻹا ﻖﻠﺨﻘﻠﺧ يﺬﻟا ﻚﺑر ﻢﻠﻌﻳ ﱂ ﺎﻣ نﺎﺴﻧﻹا ﻢﻠﻋ ﻢﻠﻘﻟﺎﺑ Maka datanglah kebenaran ketika N. Muhammad berada di Gua Hira, malaikat mendatanginya di dalam gua itu dan malaikat itu berkata: “Bacalah”. Rasulullah bersabda: “Saya tidak bisa membaca”.

H. Abd. Kadir 55

Kemudian dia berkata lagi: “Bacalah”. Rasulullah bersabda: “Saya tidak bisa membaca ” Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar manusia dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. QS:al-‘Alaq:96:1-5. Karena merasa kedinginan berada di dalam gua Nabi pun pulang ke rumahnya dan disambut oleh isterinya dengan menyandangkan selimut ke tubuhnya dan turunlah ayat selanjutnya sebagaimana disebut dalam Surat al Mudatstsir. Isterinya pergi ke rumah pamannya bernama Waraqah bin Naufal seorang pendeta Nasrani. Ia menanyakan hal yang terjadi pada suaminya di Gua Hira. Sungguh tak terduga bahwa jawaban dari pendeta itu menyatakan bahwa peristiwa Hira itu adalah tanda-tanda kenabian. Setelah itu wahyu itu tetap turun kepadanya secara sporadis selama 23 tahun atau sepanjang hidupnya, sampai beberapa saat sebelum Nabi wafat pada tahun 632. Peristiwa Gua Hira itu terjadi pada tanggal 17 Ramadlan tahun 40 dari usianya atau sepuluh tahun sebelum hijrahnya. Pernyataan seperti ini didasarkan pada ayat al Qur-an: ا ﻰَﻘَـﺘْﻟا َمْﻮَـﻳ ِنﺎَﻗْﺮُﻔْﻟا َمْﻮَـﻳ ﺎَﻧِﺪْﺒَﻋ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻨْﻟَﺰْـﻧَأ ﺎَﻣَو ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ْﻢُﺘْﻨَﻣآ ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْن ٌﺮﻳِﺪَﻗ ٍءْﻲَﺷ ﱢﻞُﻛ ﻰَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟاَو ِنﺎَﻌْﻤَْﳉا 56 Dirasat Islamiyah Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami Muham- mad di hari furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS: al Baqarah:2:185. Para mufasir menyatakan bahwa hari bertemunya dua pasukan itu adalah perang Badar. Perang Badar terjadi pada tahun dua H, jauh setelah ayat al Qur-an pertama diturunkan. Walaupun al Qur-an lebih dahulu turun dibandingkan dengan peristiwa perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadlan dua H, tetapi kalender peris- tiwa Badar dijadikan rujukan untuk menetapkan tanggal pertama ayat al Qur-an turun, yaitu bahwa turunnya al Qur-an pertama kali sama dengan tanggal terjadinya perang Badar. Lebih-lebih bulan peristiwa perang Badar itu sama dengan penjelasan al Qur-an tentang bulan turunnya al Qur-an. ِﻟ ىًﺪُﻫ ُنآْﺮُﻘْﻟا ِﻪﻴِﻓ َلِﺰْﻧُأ يِﺬﱠﻟا َنﺎَﻀَﻣَر ُﺮْﻬَﺷ ىَﺪُْﳍا َﻦِﻣ ٍتﺎَﻨﱢـﻴَـﺑَو ِسﺎﱠﻨﻠ ِنﺎَﻗْﺮُﻔْﻟاَو Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil. QS: al Baqarah:2:185. Ketika Nabi ditanya tentang pengalamannya menerima wahyu Nabi menjelaskan: