Abd. Kadir 105 DIRASAT ISLAMIYAH.

106 Dirasat Islamiyah masalah tersebut berfungsi memperkuat keterangan al Qur-an. ْﻠَـﻓ َﺮْﻬﱠﺸﻟا ُﻢُﻜْﻨِﻣ َﺪِﻬَﺷ ُﻪْﻤُﺼَﻴ ﻦﻤﻓ Maka barangsiapa yang menyaksikan bulan, hendak- lah ia berpuasa.... QS:al Baqarah:2: 185. Waktutanggal pelaksanaan puasa sebagaimana dike- hendaki oleh ayat itu belum jelas; kemudian ayat al Qur-an itu ditaqrir oleh suatu contoh hadits yang diriwayatkan Muslim dari Ibn Umar: َﺈﻓﺫ إو اﻮﻣﻮﺼﻓ لﻼﳍا ﻢﺘﻳأر ا ﺫ اوﺮﻄﻓﺄﻓ ﻩﻮﻤﺘﻳأر ا ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور Apabila kalian melihat ruyah bulan, maka berpuasa- lah, apabila melihat ruyahnya maka berbukalah. HR. Muslim. Dengan hadits ini maka pelaksanaan puasa ramadlan itu menjadi jelas, yaitu dimulai ketika terbitnya hilal bulan ramadlan dan diakhiri ketika terbitnya hilal bulan Syawal. Ayat tentang wudlu, berbunyi: ْﻳَأَو ْﻢُﻜَﻫﻮُﺟُو اﻮُﻠِﺴْﻏﺎَﻓ ِة َﻼﱠﺼﻟا َﱃِإ ْﻢُﺘْﻤُﻗ اَذِإ اﻮُﻨَﻣَآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﺎﻬﱡﻳَأ ﺎَﻳ َﱃِإ ْﻢُﻜَﻳِﺪ ِْﲔَـﺒْﻌَﻜْﻟا َﱃِإ ْﻢُﻜَﻠُﺟْرَأَو ْﻢُﻜِﺳوُءُﺮِﺑ اﻮُﺤَﺴْﻣاَو ِﻖِﻓاَﺮَﻤْﻟا Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan- mu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan

H. Abd. Kadir 107

basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki,.... QS. al Maidah:5:6 Hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, yang ber- bunyi: ﱴﺣ ثﺪﺣأ ﻦﻣ ةﻼﺻ ﻞﺒﻘﺗ ﻻ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ ﺄﺿﻮﺘﻳ ىرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور Rasul telah bersabda: Tidak diterima shalat seseorang yang berhadas sebelum ia berwudlu. HR. Bukhari. Hadits ini mentaqrir keharusan berwudlu ketika seseorang akan mendirikan shalat. 2. Bayan Tafsir Bayan al tafsir adalah bahwa keberadaan hadits berfungsi untuk memberikan penjelasan dan tafsiran terhadap ayat-ayat al Qur-an. Fungsi hadits yang seperti ini -sebagai penjelas tafsir terhadap al Qur- an- yang paling banyak terjadi. Ada tiga macam penjelasan untuk masalah ini: ayat yang masih global mujmal diberi penjelasan lebih detail oleh hadits supaya lebih terinci tafshil, ayat- ayat al Qur-an yang bersifat mutlak dibatasi kemutlakannya dengan batasan taqyid, ayat yang umum am pengertiannya ditakhsis melalui hadits yang mengkhususkan takhsish hanya untuk untuk hal-hal tertentu saja. 108 Dirasat Islamiyah a. Tafsîl al-Mujmal Hadits memberi penjelasan secara terperinci pada ayat-ayat al Qur-an yang masih global tafsil al- mujmalmemerinci yang global, dan sebagian ulama menyebutnya bayan tafsir atau bayan tafshil. Di antara contoh tentang ayat-ayat al Qur-an yang masih mujmal adalah perintah mengerjakan shalat, puasa, zakat, disyari’atkannya jual beli, nikah, qhisas, hudud dan sebagainya. Ayat-ayat al Qur-an tentang masalah ini masih bersifat mujmal, baik mengenai cara mengerjakan, sebab-sebabnya, sya- rat-syarat, atau halangan-halangannya. Perincian dan penjelasan tata cara pelaksanannya itu ada dalam hadits Nabi. Ayat-ayat al Qur-an yang ber- hubungan hal-hal tersebut tidak menjelaskan kaifi- ah pelaksanaan perintah yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, melalui haditsnya Nabi memberi- kan tafsir dan penjelasan masalah-masalah tersebut. Al Qur-an tidak menjelaskan secara rinci tentang tata cara pelaksanaan shalat. Salah satu ayatyang memerintahkan shalat adalah: ْراَو َةﺎَﻛﱠﺰﻟا اﻮُﺗَآَو َة َﻼﱠﺼﻟا اﻮُﻤﻴِﻗَأَو َﲔِﻌِﻛاﱠﺮﻟا َﻊَﻣ اﻮُﻌَﻛ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku- lah beserta orang-orang yang ruku. QS:al Baqarah: 2:43. Ayat ini tidak menerangkan kaifiyahtata cara shalat sampai akhirnya Nabi menjelaskan kaifiyah- nya sebagaimana didapatkan dalam hadits Nabi.