Abd. Kadir 375 DIRASAT ISLAMIYAH.

376 Dirasat Islamiyah Masa yang dimaksudkan al Razi bukanlah waktu seba- gai ukuran durasi, tetapi masa adalah keberlang- sungan dahr yang tidak dimulai dan tidak pula diakhiri atau tidak berpermulaan dan juga tidak berakhir. Imortalitas keabadian masa ini juga bersa- maan dengan imortalitas ruang, karena tidak ada ruang tanpa masa dan tidak ada masa tanpa ruang. Tuhan sebagai Dzat yang kekal adalah dzat yang sempurna dan tidak tertandingi, sebagai pencipta, pemelihara dan pengatur alam semesta; kekuasaan dan kehendak-Nya tidak ada yang membatasi, Dia mutlak semutlak mutlaknya. Ilmu-Nya meliputi segala yang ada baik yang universal dan yang partikular. Berdasarkan ilmu-Nya Dia mengetahui bahwa ruh cenderung mencintai materi karena ia membutuhkan kesenangan materi. Hubungan antara ruh dan materi disatukan oleh Tuhan dan Dia pula mengatur pola hubungan itu. Oleh karena itu, menurut al Razi penciptaan alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang sudah ada, yaitu ruh dan materi, dan bukan sesuatu yang belum ada. Demikian al Razi menolak teori pencipataan ibda’ min al ‘adamcreatio ex nihilo penciptaan dari tiada. Sebagaimana banyak dipa- hami dalam doktrin Islam bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini dari tiada. Tuhan dalam kesendirian- Nya sebelum alam semesta ini ada tanpa bersama dengan siapa dan apapun. Dengan tanpa sesuatu yang menyertainya Tuhan menciptakan alam semesta dari ketiadaan.

H. Abd. Kadir 377

Walaupun demikian menurut al Razi alam tidak seperti dzat pembentuknya yang kekal, tetapi alam ini akan mengalami kemusnahan, karena proses pencip- taan alam hanyalah rangkaian penyusunan materi yang sudah ada.Tiap ruhjiwa yang berada pada masing-masing benda berasal dari jiwa universal untuk menggerakkan materi. Integrasi antara jiwa dan ma- teri ini yang menyebabkan alam semesta tidak kekal. Disamping hubungan antara jiwa dan materi ini yang bersifat fana, juga keterpengaruhan jiwa pada kese- nangan material bisa menjadi sumber kejahatan. Untuk mengendalikan hubungan keduanyan ini, maka Tuhan memberinya akal agar jiwa tidak selalu terperangkap dalam jaring-jaring tipu daya materi dan kesenangan jasmani. Kesenangan semacam ini adalah fana mempunyai batas akhir. Akal berdaya upaya agar jiwa menyadari tentang hakikat kebahagiaan sebenarnya yang abadi bukanlah bertempat dalam raga, tetapi kebahagiaan itu dicapai melalui keterpisahan anta jiwa dan materi. Proses me- misahkan raga dan jiwa dilakukan dengan berfilsafat. Dengan berfilsafat berarti jiwa melakukan penyucian diri dan jiwa akan tetap tinggal di dunia material bilamana belum suci. Materi pertama al-Hayulan al-Ula adalah substansi susunan rangkaian atom-atom yang mempunyai volu- me variatif. Volume ini adalah pengikat atom untuk menentukan terciptanya bentuk. Volume yang paling padat sampai yang paling ringan itu terdapat pada bentuk bumi, dan selanjutnya air, udara dan api yang 378 Dirasat Islamiyah secara gradual mempunyai volume kereng-gangan yang berbeda. Tetapi atom-atom itu akan kehilangan volume ketika alam semesta ini hancur, dan atom- atom kembali bercerai berai. Kehancuran itu hanya terjadi pada bentuk dan tidak menyebabkan materi pertama ikut hancur. Materi pertama tetap kekal karena materi pertama itu sebagai unsur penciptaan alam semesta. Kekekalan materi pertama ini didasarkan bahwa pen- ciptaan memerlukan pencipta, tanpa pencipta, maka tidak akan pernah ada penciptaan dan sesuatu yang diciptakan. Bilamana penciptanya kekal, maka yang diciptakan pun ikut kekal. Dalil-dalil semacam itu yang dipergunakan oleh al Razi untuk menyakatan kekekalan sesuatu selain Tuhan. Mereka akan bersamaan dengan Tuhan keberadaannya. Sedangkan kekekalan ruang dan masa didasarkan bah- wa setiap materi itu memerlukan ruangtempat untuk proses penyusunan atom mencari bentuk. Ruang yang ditempati sesuatu itu bersifat nisbi dan disebut dengan ruang partikular. Ruang partikular ini selalu berhubu- ngan dengan materi dan ditempati materi. Hubungan- nya dengan materi yang terbatas menyebabkan ruang itupun terbatas. Tetapi disamping ruang partikular ada ruang mutlak dan tidak berhubungan dengan materi dan tidak ditempati oleh materi serta tidak dibatasi oleh apapun. Masa absolut dianggap kekal sebagai pengejewan- tahan substansi yang mengalir yang tidak mengalami