Abd. Kadir 241 DIRASAT ISLAMIYAH.

242 Dirasat Islamiyah hadap tindakan-tindakan penguasa Bani Umayah yang bertindak atas nama Tuhan. Tantangan dan hambatan banyak dialami kelompok ini ketika mereka menyebarluaskan pahamnya. Paham yang kontradiktif dengan paham Jabariah yang sudah mendapatkan tempat di hati terutama para pe- nguasa dan generasi terakhir para shahabat, seperti Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah, Abu Hurairah, Ibn Abbas, Anas bin Malik dkk. Para penguasa merasa nyaman dengan paham Jabariyah sebagai tempat berlindung secara teo- logis bahwa kekuasaan mereka berdasarkan takdir Tuhan dan bukan atas kehendak dirinya sendiri. Implikasi hukum juga ditimpakan oleh para penguasa terhadap para pengikut kelompok Qada- riyah agar tidak menyembahyangkan jenazah- jenazahnya dan tidak membesuknya jika mereka sakit. Generasi penerusnya dihimbau agar tidak mengikuti paham Qadariyah. 6 Mereka juga mele- gitimasi gerakan menentang paham Qadariyah berdasarkan haditsatsar yang diterimanya, bahwa kaum Qadariyah merupakan majusi umat Islam, dalam arti golongan yang tersesat. Paham Qadariyah yang pernah disampaikan oleh Ghailan al-Dimasyqi bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk memilih perbuatannya. Manusia mempunyai kekuasaan dan kehendak untuk me- nentukan perbuatan-perbuatannya. Bila manusia 6 Ibid.

H. Abd. Kadir 243

melakukan perbuatan baik maupun perbuatan jahat, maka semua perbuatan itu didasarkan atas kehendak dan kekuasaan sendiri. Tidak sesuatu ada yang ikut campur dan intervensi terhadap perbua- tan yang dipilih dan dikerjakannya itu. Demikian juga pemuka Qadariyah lainnya, seperti pendapat Al-Nadham bahwa selagi manusia hidup, dia mempunyai istithaah daya, maka dia ber- kuasa atas segala perbuatannya. 7 Daya ini yang menjadikan manusia mempunyai kewenangan untuk menentukan perbuatan yang dipilih dan dikerjakannya sendiri. Dengan demi- kian, semua perbuatan yang dikerjakannya itu berdasarkan pada kehendaknya sendiri pula. Atas pemikiran dan paham seperti ini, maka menjadi pantas dan layak bilamana diberi pahala atas kebaikan yang dikerjakannya dan mendapatkan ancaman dan dosa bilamana manusia memilih perbuatan jahatnya. Kedudukan manusia yang bebas ini berimplikasi terhadap semua perbuatan yang dikerjakannya ha- rus dipertanggungjawabkan sendiri. Manusia yang menentukan nasibnya sendiri dan Tuhan terhindar dari campur tangan dalam menentukan perbuatan manusia. Paham kelompok ini mengingkari kemutlakan takdir yang ditetapkan Tuhan, tetapi mereka perca- ya akan kehendak dan kebebasan manusia, karena 7 Harun Nasution, Teologi, ……, hlm. 33. 244 Dirasat Islamiyah manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat dan bertindak Free Will atau Free Act. 8 Manusia adalah pencipta atas segala perbuatannya. Oleh karena itu manusia dapat mengerjakan atau me- ninggalkan sesuatu atas kehendaknya sendiri tanpa intervensi dari siapapun. Walaupun demikian, harus dimengerti bahwa manusia tidak bisa mengelak dan menghindar dari ketentuan Tuhan sebagaimana yang berwujud sunnatullah fi khalqih hukum alam yaitu suatu hukum yang juga diciptakan oleh Tuhan. Hukum alam pada hakikatnya merupakan kehendak dan kekuasaan Tuhan, yang tak dapat dilawan dan ditentang manusia. 9 9. Aliran Mu’tazilah Mutazilah berasal dari kata itazala لﺰﺘﻋا yang berarti manjauhkan diri. Belum ada kata sepakat dari berbagai pendapat para ahli tentang nama Mu’tazilah. Nama mu’tazilah boleh jadi erat kai- tannya dengan peristiwa pertikaian paham antara Washil dan ’Amr dari satu pihak dan Hasan Al- Basri di pihak laim ketika al-Hasan al-Bahsri 110 H sedang mengajar di masjid Basrah. Datanglah seorang laki-laki bertanya tentang orang yang berdosa besar. Salah satu muridnya, yaitu Washil bin Atha 131 H menjawab: Saya berpendapat 8 Ibid. , hlm. 11. 9 Ibid. hlm. 33.