Abd. Kadir 185 DIRASAT ISLAMIYAH.

186 Dirasat Islamiyah pengembangan hukum Islam sebagaimana dilaku- kan oleh al Syafi’i dengan kitab al Risalahnya. Ulama lain mencukupkan intinbath hukum berda- sarkan hadits-hadits Nabi kalau masalahnya tidak ditemukan secara jelas dalam al Qur-an, walaupun kualitas hadits itu lemah. Hal ini dilakukan oleh ulama yang banyak mengenal hadits, tetapi ulama yang tidak banyak mengenal hadits menggunakan pendekatan ra’y rasional dengan memperguna- kan berbagai metodologi yang ia kuasai. Konse- kwensi dari kondisi seperti ini adalah beragamnya produk hukum yang di lempar ke tengah-tengah umat melalui berbagai versi pendapat yang ter- tuang dalam kitabnya masing-masing. Banyaknya produk hukum menyebabkan banyaknya juga pilihan umat untuk berkiblat pada suatu pendapat, sehingga tumbuh-tumbuh madzhab-madzhab yang berbeda khilafiyah. Hal ini sebagai indikator bah- wa pada priode ini produktivitas karya ilmiah para ulama berkembang. Efek samping dari perkemba- ngan ini adalah perselisihan pendapat di kalangan umat. 3. Priode Abad V sampai Sekarang Pada priode ini perkembangan produk hukum Islam mencapai anti klimak. Para ulama mujtahid mulai jarang menuangkan originalitas karyanya dalam kitabnya. Kebanyakan dari mereka yang produktif mengikuti karya yang telah ada sebagai produk pengembangannya. Banyak ulama sebagai

H. Abd. Kadir 187

pengikut ittiba’ kepada ulama sebelumnya teru- tama ulama tokoh madzhab; dengan mengulas karya-karyanya. Kondisi yang seperti ini dianggap sebagai indikator kejumudan stagnant para pemi- kir hukum Islam. Stigma semacam ini ditimpakan kepada ulama yang melontarkan gagasan penutu- pan pintu ijtihad demi untuk mengkonsolidasikan produk hukum yang sudah ada dan untuk mere- dam gejolak perselisihan yang terjadi. Sebenarnya secara mutlak tidak ada ulama yang bisa member- hentikan kegiatan berijtihad, karena kegiatan berijtihad bagian dari hak dasar manusia. Secara sporadis masih ada orang yang tidak menghiraukan himbauan itu dan tetap melakukan ijtihad walau- pun keadaannya tidak semasif priode sebelumnya. 188 Dirasat Islamiyah