Abd. Kadir 319 DIRASAT ISLAMIYAH.

320 Dirasat Islamiyah dalam bentuk narasi keilmuan, seperti al-Ghazali, Ibn Arabi, al Jili dsb. Mereka mengembangkan amalan tasawuf dengan merujuk kepada hasil pemikiran filsafat dan tradisi mistik umat terdahulu. D. Maqamat dan Ahwal Dua istilah yang sering ditemui dalam tasawuf adalah istilah maqam dan hal. Maqam adalah tahapan- tahapan capaian yang dilalui oleh mutasawifsufi pengikut tasawuf untuk mencapai derajat tertinggi. Seorang sufi harus melakukan riyadlah olah batin tahap demi tahap menuju tahapan yang lebih tinggi. Bilamana satu tahap maqam telah dicapai dengan riyadlah tertentu, mereka berusaha untuk mencapai maqam yang lebih tinggi. Tahapan-tahapan atau tingkat-tingkat yang dicapai oleh seorang mutasawif ini biasanya dikenal sebagai maqam. Mencapai satu tahapan berarti mencapai satu maqam dan dilanjutkan ke maqam berikutnya. Biasanya maqam itu dicapai dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh dengan meretas halangan-halangan yang berupa keinginan yang didukung oleh hawa nafsu, seperti menekan sifat amarah untuk menjadi orang sabar, menahan sikap takabur untuk menjadi orang tawadlu’ dsb. Dalam banyak hal maqam itu terdiri dari: al tawbah tawbat, al taqwa takwa, al wara’penuh kehati-hatian, al zuhd seder- hana, al raja’ penuh harap, al khusyu’ wa al tawadlu’ khusyu’ an rendah diri, al tawakkal tawakal, al syukr syukur, al yaqin yaqin, al shabr sabar, al istiqamah konsisten, al ikhlas ikhlas, al shidq jujur, al haya’

H. Abd. Kadir 321

malu 5 . Pencapaian maqam-maqam seperti itu sebagai hasil perjuangan seseorang dengan mengerahkan daya upaya untuk mencapai ketinggian derajat sufi. 6 Sedangkan hal adalah derajat tertentu yang dica- pai oleh seorang sufi tanpa daya upaya tetapi sekedar anugerah dari Tuhan. Dalam keadaan tertentu sufi mengalami transkesadaran perpindahan kesadaran biasa atau kesadaran dalam kehidupan sehari-hari terhadap objek empiris dan rasional menuju kesadaran yang lain, yaitu kesadaran terhadap sesuatu yang tidak berupa objek empirik maupun rasional. Dalam keadaan seperti ini bilamana bersamaan dengan pertolongan Tuhan, maka ia mengalami sesuatu keadaan yang lain daripada yang biasa ia saksikan dalam kehidupan dunia empirik maupun rasional. Pertolongan dan sambutan dari Tuhan ketika seorang shufi mengalami transkesadaran disebut dengan hal. Hal seperti ini semata-mata karunia Tuhan kepada sufi, seperti: ma’rifah mengenal Tuhan melalui mata hati, mahabbah mencintai Allah musyahadah penyaksian terhadap Tuhan dan berbagai karamah yang diterimakan kepada sufi. Ma’rifah bagi al Qusyayry adalah lenyapnya hamba dari dirinya sendiri karena mengingat Tuhan hingga ia tidak menyaksikan kecuali Allah. 7 Selanjutnya ia menyatakan bahwa mahabbah adalah hal yang mulia yang menyebabkan seseorang menyaksikan Tuhannya. 8 5 Abu al Qasim Al-Qusyayri, Risalah...... , hlm. 69. 6 Abu al Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al Husayni al Hanafi Al Jurjan, al-Ta’rifat,....., hlm. 66. 7 Abu al Qasim Al-Qusyayri, Risalah ……, hlm. 312-313. 8 Ibid, 318 322 Dirasat Islamiyah E. Muraqabah dan Muhasabah Muraqabah dan muhasabah; yaitu suatu upaya seseorang sufi untuk selalu mengawasi diri dan mengen- dalikan segala perbuatannya. Perilaku muraqabah meru- pakan pengawasan diri terhadap suatu perbuatan, sedangkan muhasabah adalah evaluasi perbuatan yang telah lalu dan pengendalian diri terhadap perbuatan yang akan datang. 9 Pengawasan dan pengendalian diri merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan secara kontinyu sampai mencapai puncak ketinggian perjalanan seorang sufi. ن ﺎﻛ ﺚﻴﺣ ﻪﻌﻣ ﷲا نا ﻢﻠﻌﻳ نا ءﺮﳌا ن ﺎﳝا ﻞﻀﻓا . ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور . Iman yang paling mulia adalah imannya orang-orang yang mengetahui bahwa sesungguhnya Allah selalu bersamanya, di mana pun ia berada. HR. Muslim. Dimaksudkan dengan muraqabah yaitu kondisi seseorang yang merasa selalu dalam keadaan pantauan Tuhan, maka merekapun harus mengawasi dan mengen- dalikan dirinya sedemikian rupa supaya tidak terpesosok ke dalam perbuatan akhlak madzmumah tetapi isti- qamah dalam perbuatan atau prilaku akhlak mahmudah. Muraqabah dan muhasabah ini melatih ketangguhan iman. Mereka menjadi tangguh imannya bilamana dapat memelihara dirinya melalui metode dan teknik mura- qabah dan muhasabah ini. Dengan muraqabah maupun muhasabah mereka dapat melihat kapasitas dirinya dan 9 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali,, Ihya’ ……, 391.