Abd. Kadir 397 DIRASAT ISLAMIYAH.

398 Dirasat Islamiyah 5. Filsafat Jiwa Dalam pandangan Ibn Sina bahwa manusia itu terdiri dari aspek jasmani dan ruhani atau jiwa dan raga. Aspek jasmani terbuat dari materi, sedangkan jiwa adalah limpahan emanatif akal-akal. Salah satu argumen Ibn Sina untuk membuktikan keberadan jiwa seperti manusia terbang. Jika manusia lahir secara sempurna dengan kekuatan jasmani dan akalnya kemudian berada di suatu tempat yang tidak memungkinkan semua indera- nya menanggap sesuatu, maka tanpa keraguan apapun ia mengatakan bahwa “aku ada.” Kemampuan mengenali seperti itu bukan atas dasar rangsang-rangsang yang diterima secara fisikal, karena semua efektifitas instrumen fisikal tidak berfungsi. Pernyataan “aku ada” timbul dari kesadaran jiwa yang tidak memerlukan aktivitas jasmani. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan manusia tidak semata didasarkan pada pengalaman empirik jasmaniah, tetapi melalui pengetahuan rasional bahkan supra rasional . Tingkatan jiwa itu menurut Ibn Sina: a. Jiwatumbuh-tumbuhan ﺔـﻴﺗﺎﺒﻨﻟا ﺲﻔﻨـﻟاvegitative soul dengan daya: 1. Makan ﺔﻳ دﺎﻐﻟاnutrion; 2. Berkembang dan tumbuh ﺔﻴﻤﻨﳌاgrowth; 3. Beranak pinak ةﺪﻟﻮﳌاreproduction; b. Jiwa binatang ﺔﻴﻧاﻮﻴﳊا ﺲﻔﻨﻟا yang mempunyai daya:

H. Abd. Kadir 399

1. Bergerak ﺔﻛﺮﶈاlocomotion; 2. Mencerap ﺔﻛرﺪﳌاperception dari dua arah: a. Mencerap dari luar جرﺎـﳋا ﻦـﻣ ﺔـﻛرﺪﳌا melalui panca indera; b. Mencerap dari dalam ﻞﺧاﺪﻟا ﻦﻣ ﺔﻛرﺪﳌا melalui: 1. Indera bersama كﱰﺸﳌا ﺲﳊا common sense mempersepsi melalui penginde-raan; 2. Representasi ﳋاةﻮﻘﻟا ﱃﺎـﻴ representation kemampuan menyimpan segala yang diterima oleh penginderaan; 3. Imajinasiﺔــــــــــﻠﻴﺨﺘﳌا ةﻮــــــــــﻘﻟاimagination kemampuan untuk menyusun apa yang telah disimpan oleh representasi; 4. Estimasi ﺔـﻴﳘﻮﻟا ةﻮـﻘﻟا estimation kemam- puan mencerap hal-hal yang bersifat abstrak terlepas dari materi; 5. Rekoleksi ﺔـــــﻈﻓﺎﳊا ةﻮـــــﻘﻟاrecollection kemampuan menyimpan hal-hal yang bersifat abstrak yang telah diterima oleh estimasi; c. Jiwa manusia ﺔــﻘﻃﺎﻨﻟا ﺲﻔﻨــﻟا kemampuan untuk menalar: 1. Daya praktis, yaitu jiwa yang ada hubungan- nya dengan badan 2. Daya teoritis, mempunyai tiga tingkatan: 400 Dirasat Islamiyah a. Material intelect, yaitu akal yang mem- punyai potensi untuk berpikir dan belum dilatih; b. Intelectus in habitu, yaitu akal yang mulai dilatih berpikir tentang hal-hal yang abstrak; c. Actual Intelect, yaitu akal yang telah dapat berpikir secara asbtrak; d. Acquired Intelect, yaitu akal yang telah sanggup memikirkan hal-hal yang abstrak dengan tidak memerlukan daya upaya. Dan akal ini sanggup menerima limpahan ilmu pengetahuan dari Akal Aktif malaikat. 20 Dalam anggapan Ibn Sina bahwa jiwa itu terpisah dari tubuh, karena ia bersifat tetap sedangkan tubuh berubah, maka ia lebih utama daripada tubuh; 21 baik ketika berhubungan dengan tubuh atau tidak. 22 Ia merupakan substansi yang dapat mengenali hal-hal yang rasional dan makna yang universal. 23 Ia mempunyai kesadaran diri sungguh- pun terpisah dari dunia materi. Human soul jiwa manusia yang diberikan kepada setiap wujud manusia oleh Akal Aktif sebagai tambahan untuk kesempurnaan jiwa vegetatif tumbuh-tumbuhan 20 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam , ….. hlm.35- 37. 21 Ibrahim Madkur, Fi Falsafah alIslamiyah , Mesir: Dar al Maarif, [tt], hlm. 235. 22 Ibid ., hlm. 226. 23 Ibid., hlm. 229.