Abd. Kadir 221 DIRASAT ISLAMIYAH.

222 Dirasat Islamiyah sebagai akibat visi dan perjuangannya tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah; sehingga kelompok ini tetap memperjuangkan hak kekha- lifahan bagi Muhammad al-Hanafiah. Pada wak- tunya nanti menjelang hari kiamat dia akan muncul kembali sebagai Imam Mahdi untuk menyelamatkan manusia. 6. Aliran Murjiah Asal kata murjiah ﺔﺌﺟﺮﳌا dari segi etimologi adalah kata irja yang berarti menangguhkan. Nisbah kata ini berhubungan dengan gerakan yang berpenda- pat bahwa keputusan hukum bagi orang-orang yang melakukan dosa ditangguhkan sampai datangnya keputusan Tuhan di hari kemudian. Secara teologis mereka percaya bahwa akan datang pengadilan yang akan mengadili semua persoalan dengan seadil-adilnya nanti di hari akhir, sehingga tidak pantas persoalan yang pelik dan masalah keimanan seseorang diputuskan di dunia ini. Hanya Tuhan yang bisa memutuskan iman dan tidaknya seseorang. Dengan demikian, nama Murji’ah dipakai sebagai ungkapan untuk memberi harapan bagi orang yang berdosa besar untuk menanti keputusan dari Allah; apakah Dia akan memasukkannya ke dalam surga atau tidak. Penentuan atau keputusan semacam ini tidak bisa ditentukan oleh manusia ketika masih hidup di dunia.

H. Abd. Kadir 223

Kemunculan kelompok Murji’ah dalam sejarah perkembangan teologi tidak terlepas dari penga- ruh perkembangan politik pada masa itu dan merupakan kelanjutan dari perkembangan Fitnah Kubra. Kelompok ini berusaha bersikap netral dalam proses pertentangan yang terjadi. Kelom- pok Murji’ah sebagai kelompok politik maupun teologis diperkirakan lahir bersamaan dengan kemunculan kelompok Syi’ah maupun kelompok Khawarij. Indikatornya dapat dibuktikan bahwa pendapat-pendapat kelompok Murjiah sebagai reaksi terhadap pendapat-pendapat kelompok Syiah maupun Khawarij. Kelompok Murji’ah ikut memberikan tanggapan terhadap permasalahan ketentuan Tuhan dalam penetapan seseorang telah keluar Islam atau masih mukmin sebagaimana juga menjadi polemik teologis dari kelompok Syiah maupun Khawarij. Berawal dari sikap mereka sebagai kelompok netral dan tidak mau intervensi dalam pertenta- ngan-pertentangan yang terjadi ketika itu, tetapi selanjutnya kelompok ini tertarik untuk mengang- gap bahwa Fitnah Kubra yang mengakibatkan ter- jadinya peperangan dan pembunuhan yang terjadi di kalangan kelompok muslimin sebagai suatu kejahatan yang besar. Namun netralitas mereka ditandai dengan menolak menimpakan kesalahan kepada salah satu di antara kelompok yang saling berperang. 224 Dirasat Islamiyah Kelompok Murjiah yang muncul pada abad I H. dalam pimpinan Hasan bin Bilal 152 H. mela- kukan kegiatan reaktif terhadap pendapat kelom- pok Syiah yang mengkafirkan shahabat. Menurut kelompok Syiah shahabat-shahabat Nabi yang pernah memangku jabatan khulafa’ al rasyidun telah merampas jabatan kekhalifahan dari Ali bin Abi Thalib. Di pihak lain kelompok Murji’ah juga mereaksi pendapat kelompok Khawarij yang mengkafirkan kelompok Ali dan Muawiyah. Mereka berpendapat bahwa orang Islam selama masih beriman kepada Allah dan rasulmya tetap dianggap sebagai mukmin walaupun melakukan dosa besar. Dosa yang mereka lakukan diserahkan pada kehendak Allah dan pertanggungjawabannya nanti di alam akhirat. Kelompok ini ingin men- jauhkan dari pertikaian, dan tidak mau ikut mengkafirkan atau menghukum salah orang-orang yang terlibat dalam pertikaian akidah maupun politik, tetapi menangguhkan persoalannya sampai di hadapan Allah SWT. Hal ini dimaksudkan me- redam gejolak politik dan pertentangan teologis yang semakin berkembang. Mereka tak mengkafirkan seorang muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa hanyalah Allah, sehingga seorang muslim, sekalipun berdosa besar, tetap diakui sebagai muslim dan punya harapan untuk bertobat.