Abd. Kadir 227 DIRASAT ISLAMIYAH.

228 Dirasat Islamiyah ngurangi dan merusak imannya. Demikian pula sebaliknya perbuatan baik tidak akan berpengaruh terhadap kedudukan seorang musyrik . Orang musyrik yang melakukan perbuatan baik tidak dihitung sebagai ke- baikan dan tidak akan mendapatkan pahala dan balasan surga. Akibat kemusyrikannya itu mereka akan tetap menghuni neraka sela- ma-lamanya. Sungguhpun mereka mendapat- kan siksa di neraka, namun mereka akan tetap tinggal di dalamnya dan tidak pernah diangkat untuk masuk surga. Seorang muslim maupun mukmin yang me- nyatakan ucapannya secara lahiriyah bahwa ia mengaku sebagai orang kafir termasuk melakukan ritual-ritual keagamaan agama lain, maka orang itu tidak bisa dihukumi sebagai orang kafir, karena keimanan itu ter- letak dalam hati sedangkan ucapan per- buatan yang lakukakan bersifat lahiriyah. Selama sikap hatinya tetap sebagai sebagai seorang muslim dan mukmin, maka ia tetap dihukumi sebagai muslim dan mukmin. Se- dangkan perbuatan lahir yang berupa shalat, puasa, zakat dan haji hanya menggambar- kan kepatuhan saja, demikian pula sebalik- nya bahwa perbuatan-perbuatan jahat tidak merusak iman. Berdasar pada premis bahwa iman yang pertama dan utama maka keimanan meru-

H. Abd. Kadir 229

pakan hal yang paling penting dan per- buatan atau amal tidaklah sepenting iman. Hanyalah iman yang penting dan menen- tukan mukmin atau tidaknya seseorang, Sebagaimana iman, maka kufurpun merupa- kan sesuatu berhubungan dengan hati; yaitu hati tidak mengenal jahl terhadap Allah swt., membenci, sombong, membangkang, mengingkari, melawan, menyepelekan, tidak mengakui keesaan Allah dan menganggap- Nya lebih dari satu, mendustakan Allah dan rasul-Nya sepenuh hati dan secara lisan. Kekufuran itu bisa terjadi dengan penolakan terhadap keesaan Allah melalui pengakuan dalam hati, tetapi tidak dengan perbuatan; dalam arti bahwa orang berbuat apapun selama hatinya tidak menolak terhadap keimanan kepada Allah dan rasul-Nya maka dia dianggap sebagai mukmin. 2. Al Ghasaniah Pimpinan kelompok ini adalah al Ghassan al Kufi. Anggapan kelompok ini bahwa iman yang menentukan seorang mukmin maupun kufur. Keimanan dan kekufuran tidak ditentukan oleh perbuataan maupun ucapan lisan. Seseorang yang mengimani firman Allah tidak harus mengerti maksud firman itu secara subtansial. Firman Allah yang mewajibkan haji bagi seorang mukmin perlu 230 Dirasat Islamiyah diimani, tetapi tidak harus mengerti ka’bah yang mana yang harus dikunjungi. Me- ngunjungi ka’bah tidak hanya tertuju pada ka’bah yang ada di Mekah. Bagi mereka yang terpenting adalah iman, sedangkan amal merupakan hal yang tidak mesti meng- gambarkan apa yang diimani oleh seseorang 7. Aliran Jabariyah Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa atau terpaksa. Kata ini dipergunakan untuk menandai suatu aliran paham yang berpen- dapat bahwa perbuatan manusia tidak akan eksis tanpa bersamaan dengan kehendak Tuhan. Jabariah adalah faham yang menyatakan adanya ketentuan Tuhan, yakni paksaan atau pengendalian atas segala alam ciptaan-Nya. Paham ini dikemu- kakan untuk pertama kalinya oleh Ja’d bin Dirham dan disebarluaskankan oleh Jahm bin Shafwan. Paham kelompok ini pernah mendapat tempat dan dukungan secara politis dari dinasti Umayah. Berkat pahamnya yang menyerahkan ketentuan yang terjadi pada manusia maupun alam semesta ini kepada kehendak Tuhan, maka paham seperti ini dijadikan landasan oleh Bani Umayah untuk melegitimasi kekhalifahannya. Dinasti Bani Uma- yah menyatakan bahwa kekhalifahannya itu adalah takdir Tuhan bukan kehendak mereka sendiri. Hal ini dimaksudkan agar kedudukan khalifah sebagai penguasa negara terhindar dari ancaman provo- kasi, dan oposisi dari kalangan muslim.