Abd. Kadir 317 DIRASAT ISLAMIYAH.

318 Dirasat Islamiyah hubungan manusia dengan Tuhan. Orang yang terlibat dalam kehidupan tersebut, selalu resah jiwanya . 4 Untuk mencapai derajat ini mereka melakukan berbagai kegiatan yang menuju pada tazkiyah al nafs membersihkan jiwa dan menghindari berbagai hal yang mengganggu perjalanannya menuju Tuhan. C. Macam-macam Tasawuf Orang-orang yang secara inten melakukan praktik asketik sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Nabi dikenal dengan pengikut tasawuf sunni atau amali. Orientasi mereka adalah bagaimana melaksanakan atau memeraktikkan ajaran yang kemudian diklaim sebagai bagian dari ajaran tasawuf secara baik dan benar. Mereka mengembangkan tasawuf bukan dalam bentuk wacana, melainkan tasawuf dalam bentuk implemen- tatif. Sufi yang masih mempertahankan amalan tasawuf salaf pengamalan tasawuf yang masih sama dengan pengamalan para shahabat dan tabi’in, lalu menamakan ajarannya dengan tasawuf sunni atau tasawuf salafi. Termasuk dalam kelompok ini para sufi yang merasa membela corak tasawuf salaf, tetapi ia juga masih mengambil sebagian praktik sufismenya mirip dengan mistik umat terdahulu dengan mengembangkan premis- premis yang belum pernah ada sebelumnya, tetapi mereka beranggapan premis-premis yang mereka kem- bangkan dipandang masih sesuai dengan ketentuan al- 4 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Gazali , Ihya ‘Ulum al Din, Juz III , Bairut, Dar al Fikr, tt, hlm. 198.

H. Abd. Kadir 319

Qur’an dan Sunnah, misalnya ketentuan maqamat dan ahwal, fana’ dan baqa’, Sedangkan tasawuf falsafi adalah tasawuf yang diwacanakan dalam bentuk kajian ilmiah melalui pen- dekatan filsafat. Sungguhpun tasawuf itu sebagai ajaran eksklusif bagi sebagian orang awam, namun ajarannya dijadikan objek kajian oleh para cerdik pandai; baik tasawuf sebagai proses pendekatan secara intim dengan Tuhan maupun hasil pendakian manusia menuju Tuhannya. Filsafat menampilkan diri sebagai metodologi keilmuan tasawuf atau sebagai objek formalnya. Dengan pengembangan metodologi tasawuf yang bersifat filsosofis para cerdik pandai melakukan studi tentang tasawuf. Dari sini dapat diketahui bahwa tasawuf sudah menjadi objek material kajian filsafat. Di sini tasawuf bukan sebagai praktik implementatif dari sunnah Nabi, tetapi sebagai kajian keilmuan yang belum tentu ilmuwannya mengalami seperti orang yang memprak- tikkannya. Dari perspektif ini maka banyak orang yang mewacanakan tasawuf sebagai ilmu, baik dari kalangan muslim sendiri atau dari golongan non muslim, seperti: Massignon, Renold Nicholson, dll. Termasuk juga dalam kelompok ini beberapa sufi yang mengamalkan ajaran- nya dengan beberapa macam mistik tetapi berasal dari tradisi mistik agama lain dan menerjemahkan pengala- man batinnya sesuai dengan teori filsafat. Sedangkan orang lainnya ada yang menggabung- kan antara tasawuf sunni dan falsafi dalam arti mereka memeraktikkan tasawuf dalam kehidupan mereka sehari- hari, tetapi juga mengobjektivikasi pengalamannya 320 Dirasat Islamiyah dalam bentuk narasi keilmuan, seperti al-Ghazali, Ibn Arabi, al Jili dsb. Mereka mengembangkan amalan tasawuf dengan merujuk kepada hasil pemikiran filsafat dan tradisi mistik umat terdahulu. D. Maqamat dan Ahwal Dua istilah yang sering ditemui dalam tasawuf adalah istilah maqam dan hal. Maqam adalah tahapan- tahapan capaian yang dilalui oleh mutasawifsufi pengikut tasawuf untuk mencapai derajat tertinggi. Seorang sufi harus melakukan riyadlah olah batin tahap demi tahap menuju tahapan yang lebih tinggi. Bilamana satu tahap maqam telah dicapai dengan riyadlah tertentu, mereka berusaha untuk mencapai maqam yang lebih tinggi. Tahapan-tahapan atau tingkat-tingkat yang dicapai oleh seorang mutasawif ini biasanya dikenal sebagai maqam. Mencapai satu tahapan berarti mencapai satu maqam dan dilanjutkan ke maqam berikutnya. Biasanya maqam itu dicapai dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh dengan meretas halangan-halangan yang berupa keinginan yang didukung oleh hawa nafsu, seperti menekan sifat amarah untuk menjadi orang sabar, menahan sikap takabur untuk menjadi orang tawadlu’ dsb. Dalam banyak hal maqam itu terdiri dari: al tawbah tawbat, al taqwa takwa, al wara’penuh kehati-hatian, al zuhd seder- hana, al raja’ penuh harap, al khusyu’ wa al tawadlu’ khusyu’ an rendah diri, al tawakkal tawakal, al syukr syukur, al yaqin yaqin, al shabr sabar, al istiqamah konsisten, al ikhlas ikhlas, al shidq jujur, al haya’