Abd. Kadir 461 DIRASAT ISLAMIYAH.

462 Dirasat Islamiyah Patah mengambil manfaat dari kedudukannya itu untuk melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit ketika terjadi perebutan jabatan di pusat kerajaan. Dengan latar belakang sebagaimana tersebut di atas R. Patah menjadikan Demak sebagai pusat penyiaran agama Islam di P. Jawa. Raja-rajanya pun memeluk agama Islam. Islam terlembagakan dalam negara dan mengkoordinasikan dialog-dialog strategis yang dila- kukan oleh beberapa wali dari Walisongo untuk mengembangkan ajaran Islam. Demak semakin hari semakin berjaya dan berkem- bang dan pernah menjadi kerajaan terkuat di P. Jawa. Raja Demak berikutnya Pati Unus mengembangkan visi ke depan untuk menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim dengan mengintegrasikan berbagai pelabuhan di Nusantra. Di bawah kepemiminan Sultan Trenggana Demak melebarkan sayap kekuasaan dengan menguasai pelabuhan Sunda Kelapa dan menghadang tentara Portugis yang akan mendarat di sana 1527. Daerah- daerah lainnya secara berangsur-angsur dikuasainya: Surabaya dan Pasuruan dikuasai 1527; Madiun dan Malang dikuasai masing-masing tahun 1529 dan 1545. kerajaan Hindu di ujung timur P. Jawa dikuasai pada tahun 1527-1546. 3. Kerajaan Islam di Indonesia Timur Usaha perdagangan rempah-rempah sebagai produk daerah ini merupakan salah satu sarana dan daya tarik para pendatang termasuk orang-orang yang ingin

H. Abd. Kadir 463

menyampaikan dakwah Islam. Ulama dan pedagang datang ke Maluku dari Jawa maupun Malaka pada abad ke-15. Kedatangan ulama dan pedagang yang beragama Islam ke daerah ini membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Di Maluku sebelum Islam berkembang telah berdiri persekutuan kerajaan-kerajaan kecil united state ber- nama Uli Lima lima bersaudara dipimpin oleh Sultan Ternate Zainal Abidin dari tahun 1486-1500, dengan anggota-anggotanya: Kesultanan Tidore Sultan Man- sur, Kesultanan Jailolo Sultan Sarajati, Kesultanan Bacan Sultan Kaicil Buko. Pada masa pemerintahan sultan-sultan tersebut Islam telah menyebar ke bebe- rapa daerah pulau-pulau di sekitar Maluku, yaitu P. Banda, Hitu, Haruku, Makyan dan Halmahera, tetapi pada kejayaan kesultanan ini luas kekuasaan kesul- tanan Maluku lebih luas dari wilayah lima pulau sekarang. Akhir abad-16 Mindanao Philipina Selatan sebagai daerah yang berada di baawah kekuasaan Kesultanan Maluku dan penduduknya telah memeluk agama Islam. Jalinan dagang yang digagas oleh penjajah Portugis pada abad 16M 1532 M merupakan tantangan bagi penduduk muslim. Sebagaimana tradisi kedatangan bangsa Barat ke timur secara umum didasarkan pada misi keuntungan, penginjilan dan kemenangan gold, gospel and glory. Kasus yang terjadi di Maluku pada dasarnya bangsa Portugis ingin mendapatkan komo- ditas perdagangan hasil hotikultura disamping untuk 464 Dirasat Islamiyah menyebarkan agama Katolik, sehingga agama Katolik dipeluk oleh sebagian penduduk Maluku. Sentimen agama ini yang kemudian dipergunakan oleh pihak Portugis sebagai ajang untuk mendapatkan kemena- ngan dan mengusai pemerintahan dengan meng- eksploitasi kekayaan dan memperluas penginjilan. Tetapi Portugis pernah meninggalkan Maluku setelah diusir oleh Sultan Baabullah pada tahun 1575 M.