Abd. Kadir 119 DIRASAT ISLAMIYAH.

120 Dirasat Islamiyah shahabat yang datang ke Kota Madinah untuk mengikuti majlis Nabi diperintahkan untuk menga- jarkan kepada masyarakat lainnya, seperti Malik bin Huwairits ditugasi oleh Nabi mengajar pada kaumnya. Tugas ini tetap diemban hingga jauh sesudah Nabi wafat. Dengan metode resital Nabi mengajarkan hadits secara lisan kepada para shahabat supaya shahabat secara mudah menghafalnya dan memahami arti- nya dengan mengulangi hal-hal penting sampai tiga kali. Sesudah mengajari shahabat, biasanya Nabi mendengarkan lagi apa yang sudah mereka pela- jari. Ada beberapa cara yang ditempuh oleh Nabi dalam menyampaikan pesan dengan lisan ini, yaitu: Pertama, Nabi menyampaikan pesannya di hada- pan jama’ah. Dalam kesempatan semacam ini para shahabat banyak yang menghafalnya secara antu- sias. Namun demikian, forum seperti ini dihadiri shahabat secara bergantian, artinya jika sewaktu- waktu ia tak dapat hadir, maka ia berpesan kepada temannya yang hadir supaya menginformasikan hasilnya kepada yang tidak hadir. Dalam banyak kesempatan Nabi juga menyampaikan pesan haditsnya kepada shahabat tertentu, kemudian shahabat tersebut menyampaikan kepada shahabat yang lain. Hal ini terjadi karena secara teknis mediaalat komunikasi dan telekomunikasi belum berkembang sehingga mengharuskan menempuh strategi demikian. Strategi getuk tular estafet

H. Abd. Kadir 121

ditempuh oleh Nabi ketika hal-hal yang akan disampaikan bersifat sensitif, seperti mengenai hubungan suami istri, Nabi menyampaikannya melalui istri-istrinya; dan atau ketika Nabi dalam suatu perjalanan bersama beberapa orang shaha- batnya kemudian berita dari Nabi diteruskan oleh shahabat yang mendampinginya kepada shahabat lain yang tidak ikut. Hasilnya seperti yang dialami oleh shahabat Nabi yang bernama Abu Hurairah yang banyak menerima hadits dari shahabat yang lain dan menghafal hadits walaupun ia tidak mendengar langsung dari Nabi dan tidak pula mempunyai dokumen catatan-catatan hadits. Sedangkan cara lain yang ditempuh Nabi dalam menyampaikan hadits melalui cara mengirimkan domumen tertulis yang berupa surat kepada raja- raja negara lain, penguasa daerah, kepala suku dan gubernur. Terdapat beberapa surat yang isinya sangat panjang dan mengandung berbagai masalah hukum, ibadah, zakat, perpajakan, serta lainnya. Pada masa Nabi masih hidup penulisan hadits belum memperoleh perhatian sebagaimana al Qur- an. Penulisan hadits dilakukan oleh beberapa saha- bat secara tidak resmi, karena tidak diperintahkan oleh Nabi secara khusus sebagaimana perintahnya terhadap perhatian dan usahanya untuk menulis al Qur-an. Beberapa shahabat memiliki catatan hadits-hadits yang mereka pernah dengar dari Nabi, seperti shahabat-shahabat Abdullah bin Amr bin Ash yang menulis hadits dalam satu kumpulan 122 Dirasat Islamiyah yang kemudian dikenal dengan nama al Sahifah al Sadiqah. Sebagian shahabat lain menyatakan keberatannya terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh Ibn Amr itu. Mereka beralasan bahwa Nabi telah bersabda: ْﻦَﻋ َﻢَﻠْﺳَأ ِﻦْﺑ ِﺪْﻳَز ْﻦَﻋ ٌمﺎﱠَﳘ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ﱡيِدْزَْﻷا ٍﺪِﻟﺎَﺧ ُﻦْﺑ ُباﱠﺪَﻫ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ َﺴَﻳ ِﻦْﺑ ِءﺎَﻄَﻋ ﱢيِرْﺪُْﳋا ٍﺪﻴِﻌَﺳ ِﰊَأ ْﻦَﻋ ٍرﺎ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠَﺻ ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﱠنَأ اﻮُﺛﱢﺪَﺣَو ُﻪُﺤْﻤَﻴْﻠَـﻓ ِنآْﺮُﻘْﻟا َﺮْـﻴَﻏ ﱢﲏَﻋ َﺐَﺘَﻛ ْﻦَﻣَو ﱢﲏَﻋ اﻮُﺒُﺘْﻜَﺗ َﻻ َلﺎَﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ٌمﺎﱠَﳘ َلﺎَﻗ ﱠﻲَﻠَﻋ َبَﺬَﻛ ْﻦَﻣَو َجَﺮَﺣ َﻻَو ﱢﲏَﻋ ﺎَﻗ ُﻪُﺒِﺴْﺣَأ ْأﱠﻮَـﺒَﺘَﻴْﻠَـﻓ اًﺪﱢﻤَﻌَـﺘُﻣ َل ِرﺎﱠﻨﻟا ْﻦِﻣ ُﻩَﺪَﻌْﻘَﻣ ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور Telah menceritakan kepada kami Haddab bin Khalid Al Azdi telah menceritakan kepada kami Hammam dari Zaid bin Aslam dari Atho` bin Yasar dari Abu Said Al Khudri Rasulullah saw bersabda: Janganlah kalian menulis dariku, barangsiapa menulis dariku selain al-Quran hendaklah dihapus, dan ceritakanlah dariku dan tidak ada dosa. Barang siapa berdusta atas nama ku -Hammam berkata: Aku kira ia Zaid berkata: dengan sengaja, maka henkdaklah menyiapkan tempatnya dari neraka. HR Muslim ﻪﺤﻤﻴﻠﻓ نأﺮﻘﻟا ﲑﻏ ﲏﻋ ﺐﺘﻛ ﻦﻣو نأﺮﻘﻟا ﲑﻏ ﲏﻋ ا ﻮﺒﺘﻜﺗ ﻻ - ﻩاور ﻢﻠﺴﻣ Janganlah kamu tulis apa-apa yang kamu dengar dari aku selain al Qur-an. Dan barang siapa yang