Abd. Kadir 307 DIRASAT ISLAMIYAH.

308 Dirasat Islamiyah Pertama, menyadari kesalahan, Kedua, menyesali kesalahan, Ketiga, memohon ampun kepada Tuhan istigh- far dengan keyakinan atau husn dhan bahwa Tuhan. akan mengampuninya. Keempat, berjanji tidak akan mengulanginya. Kelima, menutupi kesalahan masa lalu dengan amal shaleh, untuk membuktikan bahwa dia benar-benar bertaubat 2. Al Akhlak al Madzmumah Al akhlaq al madzmumah akhlak tercela disebut juga al akhlak al sayyiah akhlak jelek yaitu segala macam perilaku atau perbuatan buruktercela yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak ini mengandung pokok-pokok larangan agama yang harus dihindari bahkan harus ditinggalkan, karena dapat merusak seseorang sampai pada pokok keimanannya. Orang yang berakhlak seperti ini tidak hanya tercela di hadapan manusia tetapi juga tercela di hadapan Tuhan sehingga Tuhan tidak mengasihinya di dunia dan tidak pula merah-mati- nya di akhirat nanti. Orang yang berbuat tercela berarti tidak mempunyai tempat terhormat bahkan lebih cenderung mendapat nista dan hinaan dari pihak lain akibat perbuatannya. Orang yang mela- kukannya dianggap rendah martabatnya dan tidak mendapatkan kemulyaan di akhirat nanti, karena melakukan larangan agamanya.

H. Abd. Kadir 309

Kebiasaan buruk yang dilakukan seseorang bila tetap dibiarkan akan mengikis kebaikannya sede- mikian rupa, bagaikan benalu yang menempel pa- da sebatang pohon. Hal ini bisa terjadi adakalanya disebabkan seseorang tidak sanggup menghindari kejahatan karena faktor internal yang tidak bisa memilah antara kebaikan dan kejahatan sehingga ia terpesosok dalam kejahatan. Bisa saja terjadi konsep kebaikan dan kejahatan baginya tidak terlalu jelas, sehingga sulit membedakan keduanya. Yang lain terjerumus dalam kejahatan akibat ia dikuasai oleh hawa nafsunya yang tidak bisa dikendalikannya sungguhpun ia mengerti tentang kebaikan dan kejahatan. Bila nafsu al hayawaniyah seseorang lebih dominan dan mengalahkan nafsu al nathiqahnya, maka bisa saja orang tidak lagi mau dan mampu menguasai dirinya untuk berbuat baik dan bahkan sebaliknya ia menjadi mudah ter- dorong untuk berbuat jahat. Untuk menghindari kejahatan diperlukan ilmu yang cukup dan kesa- daran untuk melakukannya. Akhlak baik pun bisa menjadi akhlak tercela jika dalam melakukan per- buatan baik itu didasari niat dan cara melaku- kannya dengan cara tidak baik. Kemampuan mendeteksi kejahatan bisa didapatkan dari orang lain, tetapi yang paling penting adalah muhasabah introspeksi terhadap diri sendiri. Per- buatan yang termanifestasi dalam hati sulit untuk diketahui orang lain, kecuali oleh dirinya sendiri. Kadang-kadang yang terlihat secara lahir berten- 310 Dirasat Islamiyah tangan dengan menifestasi batinnya. Kelihatannya seseorang beribadah, tetapi hatinya riya, kelihan- nya orang itu berbuat baik tetapi hatinya hasud dengki. Bahkan bisa terjadi perbuatan itu semata- mata jahat tanpa ditutup-tutupi dengan kebaikan. a. Riya Riya’ ءﺎﻳر derivasi dari kata ىار dengan arti mem- perlihatkan, memamerkan, Sedangkan menurut istilah riya’ memperlihatkan suatu kepada orang lain karena didasarkan kepada sesuatu selain Tuhan dengan harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain. Atau riya’ adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau ingin dipuji orang lain. Riya’ merupakan perbuatan tercela dan merupakan syirik kecil yang hukumnya haram. Riya’ sebagai salah satu sifat orang munafik yang seharusnya dijauhi oleh orang mukmin. Sementara membicarakan kebaikan dirinya kepada orang lain untuk diper- hatikan atau didengar disebut sum’ah ingin didengar. Kata riya ini disebut dalam al-Qur’an: يﺬﻟﺎﻛ ىذﻷاو ﻦﳌﺎﺑ ﻢﻜﺗﺎﻗﺪﺻ اﻮﻠﻄﺒﺗ ﻻ اﻮﻨﻣآ ﻦﻳﺬﻟا ﺎﻬﻳأ ﺎﻳ ﻞﺜﻤﻛ ﻪﻠﺜﻤﻓ ﺮﺧﻵا مﻮﻴﻟاو ﷲﺎﺑ ﻦﻣﺆﻳ ﻻو سﺎﻨﻟا ءﺎﺋر ﻪﻟﺎﻣ ﻖﻔﻨﻳ ﻰﻠﻋ نورﺪﻘﻳ ﻻ اﺪﻠﺻ ﻪﻛﱰﻓ ﻞﺑاو ﻪﺑﺎﺻﺄﻓ باﺮﺗ ﻪﻴﻠﻋ ناﻮﻔﺻ يﺮﻓﺎﻜﻟا مﻮﻘﻟا يﺪﻬﻳ ﻻ ﷲاو اﻮﺒﺴﻛ ﺎﳑ ءﻲﺷ ن