Abd. Kadir 299 DIRASAT ISLAMIYAH.

300 Dirasat Islamiyah orang lain sehingga orang lain itu benar-benar menjadi jahat, karena prangsangka jahat itu boleh jadi menjadikan seseorang benar-benar menjadi jahat. Tetapi bilamana seseorang mempersuasi dan mengedukasi orang jahat dengan prasangka baik, boleh jadi ia akan menjadi baik. Hanya orang yang berang- gapan bahwa semua orang itu pada dasarnya baik dan bisa diajak pada kebaikan, maka usaha untuk memengaruhinya akan lebih ber- hasil. Kondisi ini yang memungkinkan seo- rang memotivasi dirinya dan orang lain untuk melakukan kebaikan. Bilamana seseorang itu beranggapan bahwa semua orang itu jahat, maka pupuslah harapannya untuk membuat orang lain menjadi baik. Hal ini bisa dilakukan: a. Membangun hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik. b. Menghindarkan diri dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama. c. Selalu senang dan bahagia atas kebaha- giaan orang lain. Husn al dhan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, sebab tidak ada pergaulan yang rukun dan harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu lainnya. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif dan saling menghormati antar sesama.

H. Abd. Kadir 301

d. Takwa Kata takwa sebagai derivasi dari kata waqa berarti: memelihara, melindungi sesuatu, ber- hati-hati, menjaga, waspada, memerhatikan, dan menjauhi dari berbagai hal yang membaha- yakan dan merugikan. Kata taqwa bisa diartikan usaha memelihara ketentuan Tuhan dan melin- dungi diri dari dosalarangan-Nya atau berhati hati dalam menjalani hidup di dunia untuk selalu berorientasi pada petunjuk-Nya. Pengertian takwa menurut syara adalah menja- ga dan memelihara diri dari siksa dan murka Tuhan dengan jalan melaksanakan perintah- perintah-Nya serta menjauhi semua larangan- larangan-Nya. Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang hakikatnya merupakan tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari hukuman Tuhan dengan ketundukan total kepada-Nya, dengan cara menjaga dari kemusyrikan, kekufuran, dosa kejahatan dan hal-hal yang meragukan syub- hat. Takwa mengandung makna yang kompre- hensif tentang kebaikan, yaitu melaksanakan perintah Tuhan dan meningalkan hal-hal yang dilarang untuk meperoleh pahala dan menjahui siksa. Mengerjakan perintah dan menjauhi larangan merupakan dua hal yang integral dan tidak terpisahkan al amr bi al ma’ruf wa al nahy an al munkar. Hal ini bermakna bahwa seorang 302 Dirasat Islamiyah tidak bisa mengerjakan kebaikan dan keburukan secara bersamaan dan atau meninggalkan dua- duanya secara bersamaan pula, karena perintah dan larangan itu dua hal yang berbeda yang tidak bisa disatukan dalam suatu tindakan. Pahala dan dosa adalah dua yang berbeda dan kontradiktif sehingga tidak bisa disatukan dalam suatu perbuatan. Kebaikan itu hanya bermakna baik bilamana tidak dicampuradukkan dengan kejahatan. Kedekatan seseorang kepada-Nya hanya bisa dilakukan tanpa kejahatan, karena Dia adalah dzat penuh dengan kesempurnaan dan kebaikan. سﺎﻨﻟا ﻖﻟﺎﺧو ،ﺎﻬﺤﲤ ﺔﻨﺴﳊا ﺔﺌﻴﺴﻟا ﻊﺒﺗأو ﺖﻨﻛ ﺎﻤﺜﻴﺣ ﷲا ﻖﺗا ﻦﺴﺣ ﻖﻠﲞ Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan keje- lekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” HR. Ahmad dan Tirmidzi. Takwa bagi seorang muslim itu dituntut di setiap kondisi, di mana saja dan kapan saja, baik ketika dalam keadaan tersembunyisendirian atau ketika berada di tengah keramaiandi hadapan orang. Takwa kepada Tuhan jika seseorang selalu berada dalam keadaan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya, dan Dia melihatnya