Abd. Kadir 65 DIRASAT ISLAMIYAH.

66 Dirasat Islamiyah َﻊَﻣ ﺎَﻫْﺪ ِﺟَأ َْﱂ ﱢيِرﺎَﺼْﻧَْﻷا َﺔَْﳝَﺰُﺧ ِﰊَأ َﻊَﻣ ِﺔَﺑْﻮﱠـﺘﻟا ِةَرﻮُﺳ َﺮِﺧآ ُتْﺪَﺟَو ٍﺪَﺣَأ ِﻩِْﲑَﻏ ْﻢﱡﺘِﻨَﻋ ﺎَﻣ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ٌﺰﻳِﺰَﻋ ْﻢُﻜِﺴُﻔْـﻧَأ ْﻦِﻣ ٌلﻮُﺳَر ْﻢُﻛَءﺎَﺟ ْﺪَﻘَﻟ ِﺔَِﲤﺎَﺧ ﱠﱴَﺣ ُﻪَﺗﺎَﻴَﺣ َﺮَﻤُﻋ َﺪْﻨِﻋ ﱠُﰒ ُﻪﱠﻠﻟا ُﻩﺎﱠﻓَﻮَـﺗ ﱠﱴَﺣ ٍﺮْﻜَﺑ ِﰊَأ َﺪْﻨِﻋ ُﻒُﺤﱡﺼﻟا ْﺖَﻧﺎَﻜَﻓ َةَءاَﺮَـﺑ َﺮَﻤُﻋ ِﺖْﻨِﺑ َﺔَﺼْﻔَﺣ َﺪْﻨِﻋ ﱠُﰒ ُﻪْﻨَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا َﻲِﺿَر يرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isail dari Ibrahim bin Sad telah, menceritakan kepada kami Ibnu Syihab dari Ubaid bin al Sabbaq bahwa Zaid bin Tsabit ra berkata: Abu Bakar menyampaikan berita para korban perang Yamamah kepadaku, dan ternya- ta Umar bin al Khaththab ada di sisinya. Abu Bakar ra. berkata, Sesungguhnya Umar mendatangiku dan berkata, Mayoritas korban perang Yamamah adalah para penghafal al Qur-an. Dengan gugurnya mayori- tas penghafal al Qur-an, maka aku khawatir sebagian besar al Qur-an juga akan hilang. Maka aku berpen- dapat, sebaiknya Anda segera memerintahkan guna melakukan dokumentasi al Qur-an. Maka aku pun bertanya kepada Umar, Bagaimana engkau akan melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.? Umar menjawab, Perkara ini, demi Allah adalah ide yang baik. Umar selalu membujukku hingga Allah memberikan kelapangan dadaku, dan akhirnya aku sependapat dengan Umar. Zaid berkata sebagaimana dikatakan oleh Abu Bakar, Sesungguh- nya kamu adalah seorang pemuda yang cerdas, kami sama sekali tidak curiga sedikit pun padamu. Dan sungguh, kamulah yang telah menulis wahyu untuk Rasulullah saw. Karena itu, telusurilah al Qur-an dan

H. Abd. Kadir 67

kumpulkanlah. Zaid berkata, Demi Allah sekiranya mereka memerintahku untuk memindahkan gunung, niscaya hal itu tidaklah lebih berat daripada apa yang mereka perintahkan padaku, yakni dokumentasi alquran. Zaid bertanya, Bagaimana kalian melaku- kan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah saw.? Ia menjawab, Demi Allah, itu adalah kebaikan. Abu Bakar terus membujukku, hingga Allah pun memberikan kelapangan dadaku, sebagaimana Abu Bakar dan Umar ra. Maka aku pun mulai menelusuri Al Qur`an, mengumpulkannya dari tulang-tulang, kulit-kulit dan dari hafalan para qari`. Dan akhirnya aku pun mendapatkan bagian akhir dari surat al Taubah pada Abu Khuzaimah al Anshari, hal ini aku tidak mendapatkannya pada seorang pun selainnya. Yakni ayat: Sungguh, telah datang pada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, yang sangat berat olehnya kesulitan yang menimpa kalian. hingga akhir surat al Bara-ah. Lembaran-lembaran al Qur-an itu pun tetap tersimpan pada Abu Bakar hing- ga Allah mewafatkannya. Kemudian beralih kepada Umar semasa hidupnya, lalu berpindah lagi ke tangan Hafshah binti Umar ra. HR: Bukhari Flatform kerja yang dirancang oleh Zaid adalah pentadwinan al Qur-an yang tidak didasarkan pada hafalan para shahabat semata, tetapi mengumpulkan bukti autentik tulisan al Qur-an yang tersebar dan dimiliki oleh banyak shahabat. Setiap ayat divalidasi dengan kesaksian lisan setidaknya dua orang shahabat. 68 Dirasat Islamiyah Biasanya salinan tertulis yang dikumpulkan divalidasi dan diverifikasi oleh dirinya sendiri dan Umar -keduanya telah hafal bagian-bagian dari al Qur-an sampai akhirnya seluruh al Qur-an dikumpulkan dalam satu mushhaf. Hasil kompilasi ini setelah berbentuk mushhaf diserahkan kepada Khalifah Abu Bakar. Ketika kekhalifahan berganti pada Umar bin Khattab, maka berganti pula kepeme- liharaan mushhaf itu ke tangannya. Tetapi ketika Umar meninggal dunia karena terbunuh mushhaf itu dipelihara oleh Hafshah binti Umar bin Khattab yang juga janda Nabi. Pada era kekhalifahan Utsman bin Affan 653-656 Dawlah Islamiyah telah berkembang pesat. Untuk keperluan ekspansi syiar Islam ini Khalifah mengerahkan tidak kurang 10.000 prajurit. Diantaranya 6.000 prajurit ditempatkan di Azerbaijan dan sisanya 4.000 prajurit di Rayy. Mereka yang terdiri dari berbagai kabilah, bangsa dan ras berbicara dalam berbagai bahasa dan dialek yang berbeda, tetapi tidak semuanya mempunyai kemampuan secara baik untuk berbicara dalam bahasa Arab yang fasih. Sengketa antara pasukan muslim dari Irak dan Suriah tentang cara membaca al-Qur-an nyaris menjadi adu fisik diantara mereka. Sang komandan Hudzayfah bin al Yamani dalam kunjungannya ke Madinah ibu kota Dawlah Islamiyah melaporkan masa- lah seperti tersebut ke khalifah dan memintanya untuk mengambil kebijakan untuk keseragman teks al-Qur-an. Utsman pun termotivasi untuk menyelaraskan standar teks tertulis al-Qur-an ke dalam satu dialek Arab Quraisy.