Abd. Kadir 21 DIRASAT ISLAMIYAH.

22 Dirasat Islamiyah Bukan hanya para nabi yang memeluk Islam, tetapi keturunan nabi dan umat-umatnya banyak yang mengikuti nabinya dan menjadikan Islam sebagai agama pelukannya. D. Paham-paham ketuhanan Sungguhpun eksistensi Tuhan dipahami mutlak adanya, tetapi setiap orang mempunyai keyakinan yang berbeda mengenai penjelasan tentang Tuhan, sehingga pro-kontra tentang Tuhan dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Ateisme, yaitu paham-paham yang menyangkal adanya Tuhan. Keberadaan Tuhan dianggap tidak ada, karena secara empirik tidak ada bukti-bukti keberadannya. Kalau tuhan dianggap sebagai pencipta dan sumber segala yang ada, maka pada dasarnya dzat itu adalah materi pertama. Kalu tuhan dianggap sebagai pemelihara pada dasarnya alam itu mengikuti aturannya sendiri hukum alam. Hukum alam ini telah menjaga keseimba- ngannya, sehingga alam itu teratur dan terpelihara. 2. Agnostisisme, yaitu paham-paham yang meragukan adanya Tuhan. Tuhan bagi mereka boleh ada atau sebaliknya. Keberadaan dan ketiadaan-Nya sama saja. Orang yang melakukan pengabdian karena percaya kepada-Nya, kemudian mendapatkan pahala di akhirat nanti hanyalah sebagai suatu kebetulan belaka, sebagaimana juga merupakan kebetulan bilamana seseorang tidak percaya kepada Tuhan dan ternyata tidak ada balasan

H. Abd. Kadir 23

akhirat. Bilamana orang percaya pada Tuhan dan ternyata tidak ada balasan di akhirat nanti, maka kepercayaannya sebagai sesuatu yang sia-sia, sebagaimana juga orang yang tidak percaya pada Tuhan dan ternyata balasan di akhirat nanti benar- benar ada, maka ketidakpercayaannya itu sebagai perbuatan yang sia-sia. 3. Teisme, adalah paham bagi orang yang meyakini adanya Tuhan. Tuhan itu harus wajib ada dan ketiadaannya akan menimbulkan kemustahilan dalam akal pikiran. Dalil-dalil kemaujudan Tuhan memberikan keyakinan bagi mereka bahwa kebera- daan-Nya adalah kebenaran yang tak terbantahkan. 4. Monotheisme, adalah faham yang beranggapan bahwa keberadaan Tuhan itu esa. Tuhan bagi pemeluk Islam adalah wajib al wujud yang keberadaan-Nya tanpa permulaan dan tanpa akhir. Tuhan dengan kemutlakannya, tidak terikat oleh tempat dan waktu. Bagi-Nya tidak dipengaruhi yang duhulu, sekarang atau yang akan datang. Tuhan tidak memerlukan tempat, sehingga pertanyaan tentang dimana Tuhan hanya akan membatasi kemutlakannya. Kemutlakan Tuhan menyebabkan manusia -yang relatif- itu tidak dapat menjangkau hakikat Tuhan. Dengan demikian, informasi tentang Tuhan, tentunya berasal dari Sang Mutlak atau Tuhan itu sendiri. 24 Dirasat Islamiyah E. Konsep Tuhan dalam Islam Pokok utama yang menjadi perhatian orang Islam adalah Allah yang kadang-kadang orang Indonesia menyebutnya dengan Tuhan. Kata Tuhan merujuk pada sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, Maha Esa dan sebagainya. Kata Tuhan umumnya dipakai untuk merujuk kepada suatu zat abadi dan supranatural, pencipta dan memelihara manusia dan alam semesta. Keberadaan-Nya membuat alam semesta ada. Dia sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi. Nama Tuhan dikenal dengan banyak konsep yang kadang-kadang bertentangan antara satu dengan lainnya, maka kepercayaan kepada-Nya ada dalam semua agama, kebudayaan dan peradaban bahkan mempunyai nama yang sama, tetapi berbeda dalam konsep dan definisinya. Secara filsofis pencarian tentang Tuhan hanya sam- pai pada konsep eksistensi Tuhan sebagai Dzat Mutlak, sehingga tidak ada bandingan apalagi yang menyamai- Nya. Memperbandingkan dan penyamaan Tuhan dengan sesuatu yang lain, akan menyalahi sifat kemutla- kannya. Oleh karena itu, Tuhan bersifat unik, dan Dia satu-satunya. Walaupun demikian, gagasan tentang Tuhan telah menimbulkan spekulasi filosofis dalam rentang waktu yang panjang sepanjang sejarah pemikiran manusia. Sebagian orang beranggapan bahwa wujudTuhan dalam kemutlakannya tidak bisa dikenal oleh siapa pun, tidak bisa ditangkap oleh indera, dan tidak dapat dianalogkan