Abd. Kadir 277 DIRASAT ISLAMIYAH.

278 Dirasat Islamiyah Dengan demikian akhlak merupakan kondisi kejiwaan seseorang yang telah mantap dengan suatu tabiat atau sifat yang melekat secara relatif permanen sehingga melahirkan perbuatan-perbuatan yang dapat dilakukan secara mudah tanpa dipikirkan dan diangan- angankan. Perbuatan itu relatif sama walaupun diulang- ulang sebagai akibat timbul dari kondisi jiwa yang relatif tetap pula. Rangsangan yang datang dari luar dirinya yang berupa bujukan dengan berbagai harapan atau tekanan dengan berbagai ancaman tidak akan merubah kondisi jiwa itu. Maka akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar dalam hal akhlak yang baik atau pihak yang jahat dalam hal akhlak yang jahat. Oleh karena itu akhlak: 1. Perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi miliknya secara relatif tetap. 2. Perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. 3. Perbuatan itu timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. 4. Perbuatan itu dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. 5. Berusaha untuk mengendalikan perbuatan supaya menjadi baik.

H. Abd. Kadir 279

Dalam perkembangan selanjutnya akhlak tumbuh menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri, yaitu ilmu yang memiliki ruang lingkup pokok bahasan, objek, tujuan, metode, aliran dan para tokoh sendiri yang mengem- bangkannya. Semua aspek yang terkandung dalam akhlak ini kemudian membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem suatu ilmu. Dengan demikian ilmu ini membahas upaya penge- nalan terhadap perbuatan seseorang untuk menentukan nilai-nilai yang terkandung dalam perbuatan itu. Fungsi ilmu ini adalah sebagai pedoman dalam mengukur perbuatan seseorang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalamnya, sehingga dapat dikenali dengan mudah batas-batas perbuatan baik atau jahat. Perbuatan itu dapat digolongkan sebagai perbuatan baik atau perbuatan jahat bergantung pada penilian yang ditentukan atau yang berpedoman kepada ilmu akhlak. Objek pembahasan ilmu ini berkaitan dengan norma dan penilaian terhadap suatu perbuatan seseorang secara individual maupun kolektif yang dilakukan atas dorongan jiwanya yang stabil dan mantap. Perbuatan atau tingkah laku yang dilakuan secara sporadis atau bertentangan dengan kondisi kejiwaannya atau per- buatan yang dilakukan kaarena tekanan dan ancaman tidak dapat dijadikan objek ilmu akhlak, dan tidak pula termasuk ke dalam perbuatan akhlaki. Demikian pula perbuatan yang bersifat alami dan perbuatan yang dila- kukan dengan tidak senganja refleks, karena dilakukan tidak atas dasar pilihan. Dengan memperhatikan keterangan tersebut di atas dapat dipahami bahwa tolok 280 Dirasat Islamiyah ukur kajian ilmu akhlak adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam keadaan sadar, atas kemauan sendiri, tidak terpaksa dan sungguh-sungguh. Islam sebagai doktrin memuat jalan hidup manu- sia dan menuntunnya kepada kebahagiaan, sebagaimana yang dikehendaki oleh al Qur-an dan sunnah. Akhlak sebagai ajaran adalah bagian dari syari’at Islam yang hukum-hukumnya diturunkan oleh Allah. Oleh karena itu akhlak diimplementasikan dalam kehidupan setiap muslim, agar seluruh amal perbuatannya sempurna. C. Faktor – faktor Pembentuk Akhlak Akhlak dipengaruhi beberapa hal: 1. Insting Naluri Naluri gharizah dalam bahasa arab adalah per- buatan seseorang yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari. Kemampuan seperti ini langsung didapat tanpa melihat, mendengar, merasakan atau belajar dari orang lain atau lingkungannya. Insting ber- fungsi sebagai motor penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku. Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh instingnya a. Naluri makan nutrive instinct. Manusia lahir telah membawa suatu dorongan makan tanpa harus belajar pada pihak lain. Lapar sebagai sebab terjadinya dorongan makan telah ada pada diri manusia sejak dilahirkan.