Abd. Kadir 423 DIRASAT ISLAMIYAH.

424 Dirasat Islamiyah 14. Urusan Ifa`da mereka yang berhak memberi izin pada orang pertama yang melangkah dalam acara perayaan; 15. Urusan Ijaza institutsi penyesuaian kelender; 16. Urusan Qubba membuat tenda mengumpulkan sum- bangan mengatasi keadaan darurat; 17. Urusan Ainna pemegang kendali kuda; 18. Urusan Amwal muhajjara sedekah untuk kesucian; 19. Urusan Aysar Ashnaq pembuat perkiraan pertang- gungjawaban keuangan; 20. Urusan Hukuma pemerintahan; 21. Urusan Uqab penentuan standar; 22. Urusan Hulwan al Nafr mobilisasi kesejahteraan. Tampaknya terdapat pula gerakanmobilitas ke- pendudukan lain di semenanjung Arab. Di sana terdapat para pengungsi Yahudi yang memperkenalkan agama- nya pada masa mereka diasingkaan oleh orang-orang Babilonia. Mereka kemudian menetap di Yathrib Madi- nah sekarang, Khaibar, Taima, dan Fadak pada tahun 587 SM; dan disusul kembali tahun 70 Masehi. Komu- nitas Yahudi ini mendirikan koloni-koloninya di Yatsrib dengan pendukungnya orang dan atau orang Arab yang menganut agama Yahudi. Mayoritas penganut Yahudi pandai bercocok tanam dan membuat alat-alat dari logam, seperti persenjataan, pekakas rumah tangga dan perhiasaan. Sedangkan agama Kristen yang masuk ke Jazirah Arab adalah aliran Nestorian di Hirah. Sedangkan dae- rah Najran sebagai derah subur dengan penduduknya beragama Kristen dilindungi oleh negara Ethiopia Hab-

H. Abd. Kadir 425

syah. Aliran Nestorianlah yang menghubungkan kebu- dayaan Arab dan Yunani pada periode awal Islam. D. Peletak Kota Mekah Hamba sahaya yang bernama Siti Hajar menjadi isteri kedua N. Ibrahim dan melahirkan seorang bayi bernama Ismail ketika Nabi Ibrahim sudah berusia lanjut. Kelahiran Ismail membuat Sarah –yang tidak punya ke- turunan- cemburu luar biasa dan ia meminta agar Nabi Ibrahim memutus hubungan pernikahan dengan isteri keduanya itu. 13 Perselisihan dalam keluarga ini menye- babkan Nabi Ibrahim membawa isteri keduanya ber- sama putera kecilnya ke tanah Mekah yang tandus, lembah yang amat panas, dan tak berpenduduk dengan makanan dan minuman yang sangat terbatas. Ketika mulai hidup di Mekah Siti Hajar melempar pandangan pada tanah kosong yang ada di sekelilingnya dengan perasaan tak menentu disertai pertanyaan kepada N. Ibrahim apakah ia akan meninggalkannya bersama puteranya di tempat itu. Nabi Ibrahim membisu tidak mampu menjawab pertanyaan isterinya itu. Pertanyaan selanjutnya dari Siti Hajar: Apakah ini perintah Allah? Ibrahim mengiyakan pertanyaan Siti Hajar. Respon N. Ibrahim yang tak terduga itu dijawab oleh Siti Hajar: Jika demikian halnya, Tuhan tak akan membuat kita sia- sia. Usaha Siti Hajar dengan berlari-lari diantara Shafa dan Marwa tidak memberikan hasil untuk mendapatkan air. Pada akhirnya, air Zamzam menyembur dari dalam tanah gersang dan membasahi kaki si kecil Ismail ketika 426 Dirasat Islamiyah mereka kesulitan mendapat air minum. Mata air itulah yang membuat tempat itu sebagai permukiman yang kemudian dihuni oleh kabilah Jurhum. 7 Beberapa tahun kemudian N. Ibrahim mengun- jungi puteranya, memberi tahu tentang sebuah perintah suci: ﺮﻈﻧﺎﻓ ﻚﲝذأ ﱐأ مﺎﻨﳌا ﰲ ىرأ ﱐإ ﲏﺑ ﺎﻳ لﺎﻗ ﻲﻌﺴﻟا ﻪﻌﻣ ﻎﻠﺑ ﺎﻤﻠﻓ ﻦﻣ ﷲا ءﺎﺷ نإ ﱐﺪﺠﺘﺳ ﺮﻣﺆﺗ ﺎﻣ ﻞﻌﻓا ﺖﺑأ ﺎﻳ لﺎﻗ ىﺮﺗ اذﺎﻣ ﻦﻳﺮﺑﺎﺼﻟا ﲔﺒﺠﻠﻟ ﻪﻠﺗو ﺎﻤﻠﺳأ ﺎﻤﻠﻓ ﻢﻴﻫاﺮﺑإ ﺎﻳ نأ ﻩﺎﻨﻳدﺎﻧو ﺪﻗ ﲔﻨﺴﶈا يﺰﳒ ﻚﻟﺬﻛ ﺎﻧإ ﺎﻳؤﺮﻟا ﺖﻗﺪﺻ ﲔﺒﳌا ءﻼﺒﻟا ﻮﳍ اﺬﻫ نإ Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapat- mu Ia menjawab, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang dipertanyakan kepadamu; insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orangorang yang sabar” Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya diatas pelipis nya, nyatalah kesabaran kedua- nya. Dan saya panggil dia,”Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu” sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. QS:al-Shaffat:37:103- 107. 7 Ibid. hlm. 20.