Abd. Kadir 355 DIRASAT ISLAMIYAH.

356 Dirasat Islamiyah mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehing- ga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah men- capai pengetahuan. 3 Filsafat merupakan segala tindakan yang berhu- bungan dengan alam pikiran manusia. Manusia ber- filsafat adalah manusia yang berpikir, walaupun tidak semua hasil pemikiran manusia dapat disebut sebagai filsafat, karena berfilsafat memerlukan kegiatan berpikir secara mendalam dan radikal tentang segala sesuatu dalam aturan logis, sistematis dan bertanggung jawab. Maka yang menjadi syarat bagi seorang filosof adalah: struktur pemikirannya bersifat kritis, bebas, radikal, komprehensif, kontemplatif bahkan sampai spekulatif. Dengan demikian filsafat hasil kegiatan berpikir secara mendalam tentang segala sesuatu tanpa harus dibatasi atau diarahkan oleh dogma, kepercayaan dan doktrin tertentu, tetapi semata-mata hasil pemikiran yang jernih dengan tidak dipengaruhi oleh apapun dan siapa pun. Orang yang berfilsafat adalah orang yang mencurahkan pemikirannya tanpa dilandasi atau ber- pijak pada pemikiran orang lain. Di dunia Arab dikenal pula istilah hikmah baik sbelum mereka berkenalan dengan istilah filsafat atau sesudah mengenalnya. Hikmah dalam makna premor- dialnya adalah ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu sebagaimana adanya sekedar berdasar kemam- 3 Hasbullah Bakri, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, hlm.25-26.

H. Abd. Kadir 357

puan manusiawi. 4 Hikmah telah menyentuh bagian filsa- fat yang membahas tentang hakikat. Dengan demikian, orang Arab mengenal filsafat dimulai dengan pemba- hasan ontologisnya, walaupun kajian filsafat tidak sebatas kajian ontologi. Tetapi bagian ini yang banyak mendorong para pemikir muslim dari berbagai bidang keilmuan untuk mencari hikmah dari disiplin yang dipelajarinya. اًﲑِﺜَﻛ اًﺮْـﻴَﺧ َ ِﰐوُأ ْﺪَﻘَـﻓ َﺔَﻤْﻜِْﳊا َتْﺆُـﻳ ْﻦَﻣَو Barang siapa diberi hikmah maka ia telah diberi kebaikan yang banyak al-Qur’an, 2:269. C. Wujud Filsafat Islam Berpijak pada pengertian sebagaimana tersebut, maka problematika yang muncul adalah eksistensi filsafat Islam, karena semua filsafat tidak harus bersandar pada ajaran agama tertentu. Pemikiran para filosof harus bebas dari pengaruh agama yang dianutnya dan tidak mendasarkan pemikiran filsafatnya pada ajaran agama- nya. Mereka menghasilkan sebuah pemikiran filosofis tidak harus sama atau sesuai dengan keyakinan agama- nya. Oleh karena itu, sebagian tokoh agama menolak hasil pemikiran filsafat. Filsafat Islam tidak dapat diartikan hasil kegiatan pemikiran yang bercorak islami dipandang dari pers- pektif agama Islam, atau dianggap sebagai jiwa yang 4 Abu al Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al Husayni al Hanafi Al Jurjan, al-Ta’rifat, Biyrut : Dar al-Kutub, tt., hlm. 48. 358 Dirasat Islamiyah mewarnai suatu pemikiran. Apalagi filsafat Islam tidak harus dikaitkan dengan pemikiran filosofnya yang beragama Islam. Banyak orang beranggapan bahwa filsafat Islam hanya sebagai jembatan penghubung antara hasil pemi- kiran Yunani dengan Eropa modern. Atau Filsafat Islam sekedar terjemahan filsafat Yunani. Anggapan seperti itu mengindikasikan bahwa filsafat Yunani datang ke dunia Islam dan setelah diislamkan dimasukkan kembali ke dunia Barat yang non muslim. Hal ini terjadi sebagai akibat pemikiran bahwa filsafat Islam bersandar pada agama Islam, atau filosof muslim atau filsafat yang ditulis dalam bahasa orang muslim Arab. Sampai saat ini banyak orang masih berbeda pendapat tentang penggunaan istilah Filsafat Islam. Sebagian orang lebih senang menggunakan istilah filosof muslim dengan alasan bahwa pemikir-pemikir yang menghasilkan pemikiran filsafat adalah orang-orang Islam. Dan sebagian lainnya lebih suka menggunakan istilah filsafat Arab, karena mempergunakan bahasa Arab. Ada pula yang menggunakan istilah filsafat dunia Islam karena berkembang di dunia Islam. Keberatan penggunaan masing-masing istilah ter- sebut di atas adalah: Pertama, penggunaan filsafat Islam berarti filsafat itu dikekang oleh ajaran Islam. Dalam keadaan seperti ini seorang tidak mungkin bisa berpikir secara bebas dan radikal. Kedua, penggunaan istilah filsafat muslim berarti semua pemikir yang karya filsafat dianggap sebagai