Abd. Kadir 427 DIRASAT ISLAMIYAH.

428 Dirasat Islamiyah mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. QS: Ibrahim:14: 37. Allah mengabulkan permohonan N. Ibrahim dengan menjadikan kota Mekah yang gersang menjadi kota yang mempunyai sumber air Zamzam. Sumber air ini yang menjadi tumpuan kehidupan banyak orang, sehingga lambat laun kota yang sebelumnya tidak berpunghuni menjadi kota metropolis yang didiami oleh bermacam bangsa dan ras sebagai penghuninya. Berkat air Zamzam itu pula kota ini mempunyai daya tarik dan mengundang banyak orang untuk mengunjunginya. Sungguhpun kota ini tidak ada lahan subur yang bisa ditanami, tetapi komiditas pangan datang ke kota ini dari berbagai penjuru yang dibawa oleh berbagai pedagang dan penziarah pengunjung untuk keperluan ibadah di sekitar Ka’bah maupun kepentingan lainnya. Kunjungan pendatang untuk berdagang, muhibah dan diplomatik dari tempat dan negara lain turut memak- murkan kota ini. Pusat kegiatan mereka berada di sekitar Ka’bah tempat berkumpulnya banyak orang, sehingga kota ini menjadi kota transit dan pusat lintas perdaga- ngan dari dan ke Suriah, Yaman, Taif, Najd dan kota- kota lainnya. E. Kabilah Penguasa Kota Mekah Salah seorang penduduk Mekah yang bernama Qushay adalah keturunan N. Ibrahim dan Ismail dan kakek N. Muhammad. Ia dikenal sebagai orang yang

H. Abd. Kadir 429

amat cerdas, perkasa serta memiliki kemampuan administrasi yang tinggi dalam mengelola kota Mekah dengan baik, sehingga kemudian mempunyai peran yang sangat menonjol dalam pentas politik kota ini. Qushay menikahi Hubba bint Hulail puteri salah satu Suku Khuzai di Mekah; kematian Hulail memberi peluang bagi Qushay menaiki tahta kekuasaan dan menyerahkan pemeliharaan kota Mekah pada anak cucu keturunannya. 30 Peristiwa ini dapat disebut peralihan kekuasan di Mekah dari kaum Khuzai ke kaum Quraisy. Kabilah Quraisy yang terpencar ke seluruh wila- yah pada akhirnya sebagian memasuki kota Mekah dan menyatu di bawah komando kepemimpinan Qushay. 31 Meski disebut kota metropolis, tetapi penduduk kota Mekah tetap merupakan masyarakat kesukuan hingga pada masa Nabi Muhammad. Sistem kependu- dukan masyarakat dibangun menurut kabilah dengan mengikat pertalian kekerabatan dan anak-anak dari satu suku dianggap sesaudara, karena memiliki pertalian dan hubungan darah. Setiap anggota suku dinggap aset selu- ruh kabilah dan lahirnya seorang yang berprestasi dalam bidang tertentu mendapatkan apresiasi yang tinggi dari seluruh penduduk atau seluruh kabilah, seperti: ahli pe- rang, ahli syair dsb. Orang yang seperti ini memberikan kehormatan dan nama baik bagi seluruh garis keturu- nannya. Perlindungan pemerintah Mekah tidak terbatas kepada para penduduknya semata, tetapi juga kepada para pendatang yang mengunjungi Mekah, seperti tamu- tamu yang hadir di bawah bendera kabilah. Memberi 430 Dirasat Islamiyah proteksi pada mereka merupakan suatu kehormatan disamping tanggung jawab. Kota Mekah sebagai kota kenegaraan selalu siap menyambut setiap pendatang yang menghadiri perayaan, melakukan ibadah haji, atau pun sekadar transit dengan rombongan dan kendaraan untanya. Qushay lah yang mengorganisasikan semua pela- yanan kepada semua penduduk dan pengunjung kota Mekah dengan fasilitas yang memadai menurut ukuran zamannya dan dia pulalah yang memikul tanggung jawab terhadap keamanannya. Abd-Manaf keturunan kedua dari Qushay, Hasyim bin Abd Manaf keturunan ketiga dari Qushay mengambil peran masing-masing di bawah koordinasinya. Sewaktu Hasyim melakukan kunjungan dagang ke Madinah ia terpikat kepada seorang wanita bangsawan suku Khaza’i Salma bint Amr dan wanita itu dinikahinya serta dibawanya pulang ke Mekah. Namun saat kehamilan puteranya pertamanya Salma memilih kembali ke Madinah dan berkumpul dengan keluarga besarnya. Beberapa kelahiran dari kehamilan dari Salma tidak tertolong dengan baik dan meninggal dunia ketika masih kecil. Akhirnya keluarga ini bernadzar bahwa apabila terjadi kelahiran puteranya yang lain mereka akan memberinya nama Syaibah, -orang yang berambut uban- sebagai lambang harapan puteranya akan hidup sampai tua. Namun kelahiran Syaibah yang selamat dari malapetaka kematian ketika masih balita tidak menda- tangkan kebahagiaan yang penuh bagi keluarga mereka, karena ayahnya – Hasyim bin Abd Manaf- meninggal di