Abd. Kadir 273 DIRASAT ISLAMIYAH.

274 Dirasat Islamiyah 275 A. Pengantar Manusia dianugerahi Tuhan kemampuan berbuat, berpikir dan bersikap. Komposisi ketiganya menunjuk- kan identitas dan karakter atau keperibadian seseorang, yaitu: wujud, kualitas, sifat, identitas, watak, keadaan, dan realitas yang berhubungan dengan seseorang secara khusus, yang berasal dari Tuhan. 1 Komposisi karakter itu adalah keseluruhan psycho-physical-individuality, 2 sehingga kepribadian adalah totalitas seluruh aspek manusia dan kemanusiaan yang terintegrasi antara aspek fisik, psikis, dan spiritual yang relatif tetap; dengan aspek instrumentalaksidental yang berupa tingkah laku, pema- haman dan penghayatan yang relatif berubah. Kola- borasi secara konsisten antara berbagai aspek ini menen- tukan kualitas tindakan seseorang secara potensial maupun aktual, yang dengan demikian menunjukkan identitas karakter seseorang yang berbeda dengan orang lainnya. 1 William Little, dkk., The Shorter Oxford English Dictionary , Oxford: Oxford University, 1960 , hlm. 1469 2 Irwanto, dkk, Psikologi Umum, Jakarta: Gramedia, 1996, hlm. 223 dan Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 159. BAB VI STUDI AKHLAK 276 Dirasat Islamiyah Antara aspek psycho-physical-individuality dengan lingkungan sosial maupun meterialnya menjalin hubungan interaktif dalam situasi dan kondisi yang saling memengaruhi. Hubungan ini secara bersama-sama memanifestasikan pola prilaku untuk kepentingan diri seseorang secara internal maupun eksternal. Manifestasi prilaku atau tindakan ini tidak selalu disadari, dan penyebabnya tidak selalu dapat dikendalikan. 3 Tetapi prilaku merupakan hasil lengkap dari proses perkem- bangan keseluruhan aspek kepribadian yang telah dilalui oleh seseorang, sehingga prilaku itu merupakan perwuju- dan proses integritas fungsional yang kompleks yang terus berlangsung diantara aktivitas-aktivitas dengan aspek-aspek yang ada dalam dirinya. Pengendalian diri dan prilakunya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam. Doktrin Islam memberikan orientasi bagi seseorang untuk me- nata prilakunya supaya dapat membangun kehidupan yang fungsional lagi efektif bagi kepentingan individual maupun kolektif. Konsep-konsep yang menampung rumusan-rumusan sebagaimana tersebut di atas dalam tataran teori seringkali dikenal dengan moralitas sedang- kan dalam bentuk praksisnya disebut dengan etika etiket. Moralitas maupun etika dalam studi Islam seringkali dikenal dengan ilmu akhlak dan akhlak. Islam memperkenalkan norma prilaku seseorang sesuai dengan kapasitasnya sebagai manusia yang mem- punyai sifat kemanusiaan, agar perbuatan, pemikiran maupun sikapnya tidak melampaui batas. Dan akhlak 3 Ibid , hlm. 226.

H. Abd. Kadir 277

merupakan pokok-pokok kehidupan yang esensial da- lam rangka mendorong manusia mendapatkan kehidu- pan bahagia dan sejahtera, melalui berbagai segi ke- utamaan akhlak yang luhur. B. Pengertian Akhlak Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun ٌﻖُﻠُﺧ yang berarti budi pekerti, perangai, ting- kah laku atau tabiat. al Qur an mempergunakan kedua- duanya baik kata akhlak ataupun kata khuluq. ٍﻢْﻴِﻈَﻋ ٍﻖُﻠُﺧ ﻰَﻠَﻌَﻟ َﻚﱠﻧِا َو Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. QS. Al Qalam: 4. ىﺬﻣﱰﻟا ﻩاور ﺎًﻘُﻠُﺧ ْﻢُﻬُـﻨَﺴْﺣَا َو ﺎًﻧﺎَْﳝِا َْﲔِﻨِﻣْﺆُﳌْا ُﻞَﻤْﻛَا Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya. HR. Tirmidzi. Menurut Al- Qurtubi akhlak adalah sifat-sifat sese- orang, sehingga dia dapat berhubungan dengan orang lain. Akhlak ada yang terpuji dan ada yang tercela. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gam- pang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 4 4 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al Din, Juz III , Bairut, Dar al Fikr, tt, hlm. 198. 278 Dirasat Islamiyah Dengan demikian akhlak merupakan kondisi kejiwaan seseorang yang telah mantap dengan suatu tabiat atau sifat yang melekat secara relatif permanen sehingga melahirkan perbuatan-perbuatan yang dapat dilakukan secara mudah tanpa dipikirkan dan diangan- angankan. Perbuatan itu relatif sama walaupun diulang- ulang sebagai akibat timbul dari kondisi jiwa yang relatif tetap pula. Rangsangan yang datang dari luar dirinya yang berupa bujukan dengan berbagai harapan atau tekanan dengan berbagai ancaman tidak akan merubah kondisi jiwa itu. Maka akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar dalam hal akhlak yang baik atau pihak yang jahat dalam hal akhlak yang jahat. Oleh karena itu akhlak: 1. Perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi miliknya secara relatif tetap. 2. Perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. 3. Perbuatan itu timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. 4. Perbuatan itu dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. 5. Berusaha untuk mengendalikan perbuatan supaya menjadi baik.